Berbisik pasir membisu
Sekelebat hatinya membeku
bagai gutasi yang menetes sebagai bagian dari kawah surga
Indah rasanya - elok katanya
Ini cinta. Bukan! Ini hanya
sayang.
Kepada pujangga yang
dielu-elukan menjadi cinta pribadi
Walaupun kadang matahari
menggertak gigiku yang gemeretak
Menjadi bagian dari
persinggahan dalam perjalanan mencari kesempurnaan dunia
Biarkan pula aku menanam
mekarnya melati baik di lutut, mata, ataupun lidahnya
Biarkan dia menari-nari
ketika lilin hampir temaram
Ditemani sepucuk nada
gemericik air terjun
Bagaimana kau pikir ia?
Dia bukan wanita.
Dia bukan laki-laki.
Dia tak berkelamin, hanya
sepucuk cinta.
Seperti aku membenci ketika
mencintainya
Seperti aku menolak matanya
ketika menyayanginya
Aku sayang, cinta, bukan
sebagian
Namun, ini hanyalah bagian
dari rasa kecut pengecut!
Picture by Uwan Urwan
Poem by Uwan Urwan
Picture by Uwan Urwan
Poem by Uwan Urwan
Comments