Rasi bintang scorpio (www.astronomy.ie) |
Mandi di malam hari ternyata
berefek segar jika usai beraktivitas apalagi berkeringat. Kepala saya terasa
dingin. Jika sudah begitu, otak akan memerintah anggota gerak untuk melakukan
sesuatu. Minimal menulis atau menggambar sesuatu. Itu adalah aktivitas saya sehari-hari.
Mungkin sudah sejak menduduki bangku Sekolah Dasar.
Flashback ke masa kecil membuat
saya mengingat hal-hal konyol sebagai impian. Dulu saya bercita-cita menjadi
astronot. Hampir setiap malam saya memperhatikan langit. Bintang-bintang
berkelip seperti lautan cahaya. Di beberapa titik membentuk kumpulan yang
disebut rasi. Rasi yang paling saya ingat itu rasi scorpio. Bentuknya
mirip kalajengking jika ditarik garis dari satu titik ke titik lain.
Ternyata cita-cita itu
dusta. Semakin bertambah usia, saya tidak tertarik lagi dengan dunia perbintangan. Justru saya lebih banyak mencorat-coret kertas dengan spidol
warna atau pensil warna. Beberapa kali saya menggunakan crayon milik ponakan. hehe.. Kegiatan ini sepertinya juga tergerak karena salah
satu tetangga seorang pelukis. Saya harus memberi 4 jempol untuk dia. Namanya
kalau tidak salah Erfan Efendi. Usianya jauh di atas saya. Setiap lewat di
depan rumahnya, saya ikut nimbrung jika ia bermain dengan cat air. Ia
memadu-madankan warna seperti ia sedang makan. Memoles tanpa cacat. Hasilnya
pun luar biasa. Spektakuler. Secara tidak langsung jiwa seni saya mencuat. (Haha..
Maaf, tampaknya saya terlalu percaya diri mengatakan itu).
Kadang saya bertanya tentang
teknik pewarnaan atau beberapa hal mengenai lukisan. Saya cukup menonjol dalam
bidang ini (menurut saya). Tapi bukan berarti tidak ada orang yang lebih mahir
dibanding saya. Justru saat saya sudah remaja, teman-teman di Sekolah Menengah
Atas, lebih banyak yang ahli bermain warna. Saya ketinggalan karena tidak
terbiasa menggunakan cat air (zaman saya, cat air baru diperkenalkan saat di
kelas X SMA).
Tentu saja, karya saya hanya
berada di standar rata-rata saja. Hehe... Sejak saat itu saya jarang mengembangkan
hobi kecil itu. Malahan saya lebih intens menulis puisi dan mengikutsertakan ke
berbagai sayembara ambil sesekali membuat vinyet (bisa dibilang gambar
abstrak). Istilah barat gambar seperti ini disebut doodle. Doodle dihasilkan
dari renungan dan saya ragu jika harus mengkategorikan doodle dengan vinyet.
Mungkin itu adalah hal berbeda namun sama. Nah lo apa maksudnya itu.
Saat di bangku kuliah, kegiatan
menulis puisi di saat galau dan menggambar abstrak menjadi kontinu. Untuk
menggambar saya lebih suka memakai pensil dan bolpoin. Beberapa tahun belakangan
kegiatan menulis puisi sedikit
tertahan (mungkin karena bosan). Justru kegiatan
membuat vinyet lebih sering saya lakukan. Saya bisa menggambar dimana pun dan
kapan pun asalkan minimal terdapat pensil dan kertas. Kadang di dalam kereta,
di stasiun, di terminal, atau di sebuah taman dimana semua orang sibuk
berpacaran sementara saya hanya mengorek-ngorek kertas.
Menggunakan waktu luang untuk
menunaikan hobi ternyata menyenangkan. Terlebih jika sedang tidak punya rekan
berbincang-bincang. Daripada gila karena bosan, lebih baik melakukan sesuatu
yang saya suka.(Uwan Urwan)
Nb : Hobi itu paling baik
dilakukan saat sedang menganggur. Hidup tidak akan terasa kosong. Hehe...
Comments