Akun blog ini seperti rumah saya yang kesekian kalinya. Harap mahfum,
saya punya beberapa akun media sosial, sehingga tidak semua bisa terupdate rutin.
Paragraf di atas tergolong pengantar kurang baik. Tidak
semestinya saya membiarkan tulisan itu tersemat, tetapi entahlah saya tidak
bisa membuang kalimat-kalimat itu. Biarkan saja menjadi legenda kecil.
Kebetulan saya selalu punya kertas corat-coret. Terlebih
lagi saya tidak bisa pergi tanpa meninggalkan tas. Tas menjadi bagian penting
karena dapat menampung tiga benda penting seperti, buku catatan,
kotak pensil,
dan “buku kamuflase”. Buku kamuflase? Hehe... Itu hanya sebutan untuk buku yang
selalu direncakan untuk dibaca saat perjalanan tapi selalu berakhir dengan
tidak tersentuh sedikit pun. Keasyikan pada dunia luar ternyata membuat saya
enggan membuka buku bacaan yang saya bawa.
Namun, benda yang kerap lusuh dan sangat dibutuhkan ketika
berjalan seorang diri ke suatu tempat hanyalah buku catatan kosong dan alat
tulis. Dimulailah aksi corat-coret pada saat duduk di bangku kosong.
Biasanya
hanya coretan berupa vinyet atau puisi. Kali ini saya menemukan nuansa baru,
iseng sih sebenarnya. Bukan lagi kata-kata indah atau sketsa abstrak, tetapi
ungkapan-ungkapan kecil. Ide awalnya sih berasal dari kartun meme atau
kata-kata mutiara hm... entahlah (saya tidak terlalu mengerti istilahnya) yang
banyak beredar di dunia maya. Berikut coretan-coretannya:
Comments