Hukum Alam, Lukisan Cat Air A4 |
Begitulah Tuhan
menciptakan alam. Beragam bentuk pertahanan diri demi kelangsungan hidup
diciptakan. Di alam bebas, setiap makhluk hidup punya kemampuan melakukan
kamuflase atau mimikri. Segala hal tercipta punya hukum, itulah hukum alam. Ada
hubungan timbal.balik, piramida kehidupan, dan evolusi. Dalam lukisan ini saya
menggambarkan seekor buaya sedang memangsa unggas berkaki tiga (ini makhluk
khayalan). Itu alami dan lingkungan memberi respon berbagai rupa. Saya mencoba
menggambarkan sesuatu yang indah dan menentramkan justru kematian bagi
kebahagiaan itu sendiri, unggas itu contohnya. Senada dengan peribahasa air
tenang menghanyutkan. Jadi, tetap berhati-hatilah.
******
Melukis dan membaitkannya dalam sebuah pemaparan membuat
saya ingat sosok I Made Wianta, perupa dan penyair asal Denpasar, Bali. Wianta
bebas menuliskan kata per kata di atas media yang dia inginkan tanpa memikirkan
apakah yang ia tulis penting atau tidak, bermakna atau tidak, orang suka atau
tidak, dan lain-lain. Ia hanya mengikuti intuisi yang tercetus dalam kepalanya.
Ia penyair rupa yang karyanya disebut postmodern. Postmodern menjadi era baru
setelah masa modern. Dengan begitu, penikmat rasa datang dengan sendirinya
tanpa ia minta. Bagus dan menjadi alami
sesuai bentukan alam, begitulah pendapat penikmat karya-karyanya yang saya
bahasakan dalam bentuk berbeda.
Live on Life, Lukisan cat air 90 cm x 118 cm |
Meski tidak seekstrim Wianta, saya berusaha memberi beberapa
deskripsi pada karya tangan saya. Minimal saya tak harus menjelaskan mengenai
ide dasar lukisan kepada banyak orang tentang pertanyaan-pertanyaan, apa itu? apa maksudnya? penggambarannya
bagaimana? E.B. Feldman ketika membicarakan fungsi seni mencoba menelusuri ide
dengan membeberkan beberapa fungsi seni sebagai fungsi personal dimana ide itu
termasuk kondisi dasar manusia, seperti cinta, kematian, perayaan, kesakitan,
dan hal-hal yang berkaitan dengan spiritual; fungsi sosial menyatakan ide untu
merespon kehidupan manusia yang berhubungan dengan sosial dan politik; serta
fungsi fisik yang mengaitkan ide dalam hubungan benda dan instrumen yang
terkait dengan kehidupan manusia.
Oriental, Lukisan Cat Air 90 cm x 118 cm |
Berdasarkan pernyataan Feldman, saya setuju jika
penggambaran saya dalam setiap coretan berada dalam tiga fungsi tersebut.
Karya-karya Wianta pun begitu. Lukisan berjudulkan ‘Hukum Alam’ mengunggulkan
dirinya dalam derajat lebih tinggi ketimbang karya lain saya. Itu saya
simpulkan dari beberapa komentar teman pascamenikmati gambar surealis yang
tersemat di awal tulisan. Ya, saya pengamat karya seni dan berusaha menghargai
setiap buah tangan hasil orang lain.
Let Her Go, Lukisan Cat Air A4 |
“Seni itu mahal bagi orang yang mengerti,” kata seorang
rekan saat saya berdiskusi mengenai kofer buku. Saya juga terkejut saat tahu
jika per desain kofer buku bisa senilai Rp.500.000—800.000. “Bisa lebih
tergantung siapa kliennya, tingkat kesukaan, dan kesulitannya,” tambahnya. Tak
heran saat saya cek di media sosial pecinta seni, deviantart.com, harga lukisan
pun selangit. Situs-situs penjualan lukisan juga mematok harga menjulang untuk sebuah
lukisan.
Manlob, Lukisan Cat Air A4 |
Akhir-akhir ini saya tidak lagi sekedar membuat coretan
tidak penting. Bukan sesuatu yang baru sebenarnya. Saya sudah mengoleksi
beberapa kuas beberapa tahun silam. Itu juga sudah saya lakukan sejak di bangku
sekolah dasar dan itu berlanjut menjadi hobi “iseng” mencorat-coret saat guru
mengajar, dosen menerangkan, bahkan saat rapat berlangsung (parah ya?).
Coretan-coretan yang mulanya hanya doodle berdaulat menjadi lukisan. Beragam tema saya usung dan saya
posting di media sosial. Responnya beragam dan saya mulai sadar bahwa dunia
saya sedikit bertambah warnanya. Ya, semuanya berawal dari iseng. Tak ada yang istimewa,
bukan? Tapi saya yakin bahwa karya-karya saya akan berguna pada saat yang
tepat. Mungkin saya bisa menjadi sesuper I Made Wianta suatu saat. Siapa tahu?
Hehe.. (Uwan Urwan)
Pustaka
Refly, Bahasa estetika postmodernisme
: puisi-puisi, puisi rupa, rupa-rupa, rupa puisi made wianta (Jakarta: Kolibri, 2006).
http://mikkesusanto.jogjanews.com/img/ide,_media,_dan_teknik_%28mike_s%29.pdf
Comments