Ini Tentang… Ini Persembahan Saya
Malam selalu gelap. Saya menyelaminya setiap kali menyentuh
usia yang terus bertambah. Angka-angka yang akan terus bertambah dalam hidup
saya sementara belum ada satu pun hal baik yang saya lakukan untuk orang lain.
Saya minim pahala, saya miskin faedah, malah saban hari melakukan hal-hal tak
penting. Memosting racauan kepala di media sosial dan berperilaku fakir
kebergunaan. Saya harus melakukan sesuatu meski itu kecil.
Tampaknya jalan cerah itu selalu ada. Pada penghujung tahun (13/12/14),
buku kumpulan puisi pertama saya launching terbitan PEDAS Publishing di Perpustakaan dan Kearsipan, Jl. Tanah Abang I, Jakarta Pusat.
“Ini Tentang… Serumpun Tak Berima” label kofernya. Warnanya hitam mengilat
dengan seorang perempuan bergincu dan lelaki berhidung mancung menerawang di
sampul depan. Buku itu berisi kegalauan, kegilaan pikiran, dan buah sensasi
hidup saya. Beragam tema saya tuangkan di sana, tanpa auran, tanpa rima, dan
tanpa bermaksud untuk memperindah diksi-diksi palsu.
Meskipun saya masih takut-takut memperlihatkan diri pada
dunia, ternyata launching itu berjalan
semestinya. Bukan karya ini yang membuat saya terharu. Justru respon, doa, dan
dukungan teman-teman karib serta keluarga yang membuat saya bertahan, berdiri
memperlihatkan seberapa takut saya memandang dunia.
Dalam ketakutan, berenang di lautan kekalutan, dan berakhir
dengan kelegaan samudera, aku menatap langit. Berterimakasih kepada-Nya,
menjunjung nama-Nya walaupun sering lalai.
Minimal, sebagian kecil dunia tahu, bahwa saya juga punya
sedikit faedah untuk bumi. Untuk pertama kalinya saya membacakan puisi karya sendiri
di depan orang lain. Tubuh bergerilya, mulut bergerak, dan kepala mulai tak
seimbang. Saya gemetar, tetapi tetap teguh untuk memulai apa yang telah saya
awali. Saya harus berperang melawan pribadi yang pengecut. Satu karya “Ini
Tentang…” telah segalanya mencuat ke permukaan. Di akhir bagian, teman-teman
yang menonton saya tersenyum dan bertepuk tangan. “Yah, saya berhasil.” Saya lega.
Perang itu ternyata usai. Terimakasih teman-teman PEDAS, teman-teman baru dengan
semangat segarnya.
Saya tahu bila apa yang saya lakukan di depan pentas tak
sempurna, tetapi mereka tahu, Tuhan tahu, teman-teman yang mendukung saya di
luar sana juga tahu. Saya telah berjuang keras. Buku ini akan merintis hidup
saya. Buku ini akan menjadi sejarah tak terlupakan. Dan buku ini saya
persembahkan untuk semua orang yang pernah saya kenal. (Uwan Urwan)
Comments