Komik strip kini marak di dunia media sosial. Tak dapat dipungkiri, banyak akun khusus cerita bergambar ini naik daun.
Akun instagram @tahilalat, @komikin_aja, dan @komikmuslim adalah beberapa contoh akun komik penganut komik strip. Sudah ada bayangan, kan? Jadi komik strip adalah rangkaian gambar yang bercerita, biasanya si tukang gambar itu kartunis dan terbit rutin. Sebelum muncul akun-akun komik di media sosial, komik strip telah mahsyur di kalangan surat kabar.
Menurut Beng Rahadian, komikus yang komiknya rutin beredar di Jakarta Pos, komik strip biasanya dibaca selesai dalam satu baris. Komik strip juga ada yang dua baris, tiga baris, atau pun dalam bentuk serial. Di Jepang, komik jenis ini disebut Yonkoma. Kho Wan Gie memelopori komik strip pertama kali di Indonesia tahun 1929.
Tentu komik ini tak asing ya. Yes. Tentu saja, sebab akun-akun penganut komik ini berjumlah milyaran (alay, red). Juga karena ringan dan lucu, sehingga penikmatnya tidak segan menjadi follower dan membanjiri like pada setiap postingannya.
Membuat komik strip
Tanpa sengaja saya menghadiri workshop "Komik Strip" yang diselenggarakan oleh Faber Castell Indonesia di Lippomall Puri, Jakarta Barat dan Beng Rahadian menjadi narasumber utamanya. Menurut Beng yang juga seorang dosen di Institut Kesenian jakarta, untuk membuat komik strip awalnya perlu membuat tabel berisi tiga kolom dan tiga baris. Baris pertama menggambarkan tokoh dan setting tempat. Tokoh tidak harus manusia.
Tanpa sengaja saya menghadiri workshop "Komik Strip" yang diselenggarakan oleh Faber Castell Indonesia di Lippomall Puri, Jakarta Barat dan Beng Rahadian menjadi narasumber utamanya. Menurut Beng yang juga seorang dosen di Institut Kesenian jakarta, untuk membuat komik strip awalnya perlu membuat tabel berisi tiga kolom dan tiga baris. Baris pertama menggambarkan tokoh dan setting tempat. Tokoh tidak harus manusia.
Pada baris selanjutnya, kartunis gambarkan hal-hal yang disukai tokoh. Misalnya jika tokohnya pensil, hal yang disukai pensil adalah kertas, air, dan cutter. Untuk baris ketiga gambarkan hal yang dibenci pensil, misalnya api, penghapus, dan patah. Dari penggambaran tersebut korelasikan menjadi sebuah cerita.
Peserta workshop kemudian langsung praktek membuat komik strip dengan panduan yang Beng sampaikan, termasuk saya. "Untuk membuat komik strip, tidak harus rumit. Hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari, tapi berdampak akan jauh lebih bisa dinikmati," kata Beng. (Uwan Urwan)
Comments