Aku dan Kamera Ponsel |
Selfie itu penting (captured by Malika) |
Saya tergolong manusia dengan hobi bercabang. Bagai ranting
yang selalu punya celah untuk mendapatkan oksigen lebih banyak dengan variasi
penuh ragam. Akibatnya sih kurang fokus. Tapi saya menikmati setiap momen yang
dilakukan. Saat berada pada situasi tertentu saya lebih pilih buku catatan dan
bolpoin untuk menulis puisi, pada saat yang lain saya bergelut dengan coretan
abstrak dan warna-warni segala rupa, sisanya saya banyak menikmati memotret.
Biasanya sih setiap karya yang saya hasilkan, misalnya lukisan, doodle, puisi,
atau buku selalu didokumentasikan dengan kamera. Juga selfie dengan meminta bantuan orang memotret.
Bawang tumbuh pun jadi sasaran memotret |
Dokumentasi sangat penting buat saya. Ada momen-momen yang
tidak bisa terulang. Misalnya saat menghadiri acara blogger, mendokumentasikan
pemateri dan acara itu wajib. Bonusnya adalah berfoto bersama teman-teman
blogger dan pemateri. Itu yang akan menjadi bahan menarik untuk tulisan.
Karya-karya saya pun harus dipotret untuk dipamerkan di media social saya,
terutama instagram. Instagram yang notabene menampung gambar dan video menjadi
portofolio harian saya untuk menjual diri. Bukan tanpa alas an, memamerkan
karya dan prestasi bukan untuk tujuan pamer tak berguna lagi, justru dari
situlah pekerjaan saya bermula.
Seperti buku doodle “Coloring for Adult Beautiful of Flora”
karya saya yang diterbitkan oleh CIF, Penebar Swadaya Group, juga berawal dari
pamer karya di media sosial. Dan berbagai pekerjaan lagi yang ditawarkan oleh
teman-teman kepada saya. Sebab itu saya heran jika pada zaman sekarang banyak
orang menutup mata untuk menyimpan keahlian mereka untuk dinikmati sendiri.
Buat saya itu kesalahan besar yang diambil.
Menambah jumlah teman dan follower di media social itu pun
penting. Semakin banyak orang yang melihat karya kita, minimal orang lain tahu
bidang kehlian kita, selebihnya akan jadi pertimbangan untuk mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan bidang. Tak perlu lagi berlelah-lelah mengirimkan
setumpuk lamaran kepada lima juta perusahaan. Dengan bermodalkan tekun pada
hobi, kamera, dan media social kita bisa mendapatkan pekerjaan yang orang
butuh. Jangan pedulikan apakah karya kita bagus atau jelek, sebab seiring
berjalannya waktu karya yang dihasilkan akan semakin baik.
Gambar yang saya upload di instagram @uwans_art |
Jadi keberadaan kamera sangat penting, terutama kamera
ponsel. Tak perlu membawa kamera seberat lima kuintal (agak alay) untuk
menghasilkan foto bagus. Cukup carilah ponsel dengan kapasitas penyimpanan
besar dan kamera tok cer, kita bisa mengeksplor hobi dengan baik.
Kamera dan hidup saya sudah tak bisa dipisahkan lagi. Saya
tidak peduli dengan merek ponsel atau kameranya sih. Asal sesuai dengan
kebutuhan, saya akan ambil. Dengan kamera sendiri, tak perlu bayar orang untuk
memotret karya kita. Atau jika menemukan objek elok, saya cukup mengeluarkan
ponsel dalam saku lalu cekrek. Untuk hasil foto terbaik pun tak asal posting,
saya perlu edit sedikit untuk memperindah tampilannya, sehingga bisa dinikmati
banyak orang. Semakin baik hasil gambar yang kita ambil, keuntungannya banyak.
Menambah jumlah like, follower, dan bonusnya pekerjaan yang menyenangkan.
Jika teman-teman saya sempat mengeluh karena saya rajin
posting aneka macam di media social (sebutlah ngalay), itu wajar. Mereka yang
melontarkan pertanyaan itu jelas-jelas tak tahu manfaat besar menjadikan media
social sebagai pameran gratis yang bisa diakses miliaran orang dari berbagai
belahan dunia.
Momen yang saya dapatkan pasca-turun hujan |
Bandingkan jika kita memiliki karya lalu mengadakan pameran di
suatu gedung. Pengunjungnya belum tentu sebanding dengan yang diharapkan.
Menurut saya di sinilah peran media social lalu memanfaatkannya jadi galeri
paling eksis sejagat raya. Dan kuncinya terletak pada foto. Foto menarik
dilengkapi deksripsi tentu bisa jadi sarana penting untuk menjual karya.
Sekarang sebut saja
berbagai situs lapak jualan online. Yang utama diperlukan adalah foto lalu
menyusul keterangan gambar. Bayangkan jika dalam situs tersebut hanya ada
deskripsi produk saja. Sebagian besar orang pasti tidak akan tertarik atau
membeli barang tersebut. Contoh lain pada media cetak. Bagaimana jika dalam
satu majalah atau Koran tidak disertakan foto? Orang belum tentu akan tertarik
membaca.
Karena foto penting, alatnya pun sangat dibutuhkan, kamera.
Jadi pergunakanlah kamera ponselmu sebaik-baiknya untuk mengasilkan sesuatu.
(Uwan Urwan)
Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com
Comments