Yeay, nonton film horor? Kenapa tidak? Saya sudah terbiasa dengan yang horor-horor sih. Apalagi jiwa saya sudah horor. Wkwkw.
Film Lights Out yang notabene juga seram saya libas. Seru. Film garapan asal Amerika yang digarap studio New Line Cinema dan Grey Matter Productions mengajak saya untuk terkejut-kejut dan ikut berteriak saat kaget. Sepertinya film horor bisa menjadi terapi galau.
Sutradara kece, David F. Sandberg, cukup cerdas meramu plot dan drama film ini. Ya, lagipula siapa sih yang akan menilai buruk film Amerika yang sudah standar internasional ini? Hanya sedikit film barat yang tidak disukai. Kalau pun tidak disukai, film-film barat selalu digarap serius, mulai dari efek, bintang, dan soundtracknya. Kalau nilai seramnya sih buat saya lumayanlah. Saya kasih poin 7.
Jadi ceritanya Rebecca, pemeran utama saat kecil dibayangi ketakutan dan akhirnya meninggalkan rumah. Martin, adik Rebecca yang masih tinggal bersama ibunya mengalami hal-hal menakutkan saat lampu padam. Ada sosok Diana yang akan muncul. Tapi sayang, Diana takut cahaya.
Martin tidak bisa tidur karena hampir setiap malam harus dihadapkan pada sosok Diana yang mengganggunya. Ternyata, sang ibu menjadi penghubung antara Diana dan dunia nyata. Film ini makin seru saat Rebecca kembali ke rumahnya. Penasaran kan? Hahaha. Kamu harus nonton jika bosan dengan film horor yang ceritanya begitu-begitu saja. Sebab, film ini tak hanya menghibut, tapi punya pesan moral sangat dalam. Kalau yang saya tangkap begini, mau seperti apapun ibu di mata anak-anaknya, dia tetap orang yang disayang. (Uwan Urwan)
Comments