Ting ting ting. Jangan merasa aneh, saya hanya membunyikan gelas dengan ujung pensil tiga kali kok. Iseng.
Ngomong-ngomong, saya tidak bisa lepas dari satu akun media sosial yang satu ini, Instagram. Kenapa? Saya banyak belajar dari medsos itu, mulai dari foto, membaca karakter orang, melihat inspirasi, hiburan, dan lain-lain. Untung saja mantan-mantan tidak punya akun (atau saya tidak tahu ya? Ahaha). Ah lebih baik tidak tahu.
Sebagai pengguna Instagram yang udah berada di level 'addict', saya coba kelompokkan mereka-mereka yang juga punya akun Instagram. Saya yakin kamu ada dalam salah satu kelompok berikut.
Artis
Orang ini sudah jadi seleb beneran. Hmmm |
Hmmm. Abaikan artis-artis benerannya ya, seperti Luna Maya, Jedar, Raisa, dll. Mereka sudah artis sih. Jadi yang saya maksud artis ya, mereka yang bukan artis tapi punya follower lebih dari 10K. Buat saya, akun yang followernya masih di bawah itu belum bisa dibilang artis. Meskipun saya tahu perjuangan mendapatkan 1K follower itu harus berurai air mata terlebih dahulu.
Seleb Instagram adalah mereka yang punya pengaruh cukup besar untuk follower-followernya. Mangkanya banyak endorse-an, entah itu krim pembesar, pemanjang, pemutih, perontok bulu kaki, atau suplemen. Seleb Instagram ada banyak, @d_kadoor, @riaricis, dan lain-lain. Gara-gara banyak follower, mereka jadi artis beneran.
Giveaway hunter
Sebelum Instagram, justru di Twitter yang ramai pemburu kuis. Ya sebelas dua belaslah. Saya juga pemburu giveaway kok. Makin banyak perusahaan yang memberikan promo-promo menggiurkan termasuk kuis yang hadiahnya menggiurkan. Tujuan mereka sih promosi, tapi buat giveaway hunter, akun Instagram jadi punya manfaat lebih.
Sstt saya juga demen ikut GA lo |
Apakah dosa? Tidak dong. Giveaway hunter juga termasuk salah satu pekerjaan lo. Biasanya mereka cukup cekatan menemukan informasi kuis dan lomba semacam itu. Tak tanggung-tanggung, setiap persyaratan dipenuhi dengan baik, termasuk berfoto di depan toko, berfoto dengan baju merek perusaan tersebut, atau dengan menyewa fotografer untuk mendapatkan hasil maksimal. Ibarat sedang berada di kolam ikan, tabur benih sebanyak mungkin, paling tidak satu dua ikan akan tertangkap. Jadi, jangan remehkan pejuang kuis!
Follower hunter
Nah meski tujuannya sama, caranya pasti berbeda dong. Giveaway hunter tidak memedulikan jumlah follower yang mereka miliki. Mereka hanya ikut kuis dan ingin menang, tapi follower hunter adalah orang yang paling rajin stalking orang ngehits atau orang tak dikenal. Biasanya siasat mereka adalah follow banyak akun, komen "folbek dong" (meski mereka tidak follow), atau menggunakan jasa beli follower aktif atau pun pasif. Cara-cara di atas kurang disarankan sih apalagi kalau kamu bukan artis. Wkwkwk.
Meminta folbek adalah cara menaikkan follower tanpa harus beli |
Tapi, selalu ada saja cara mencari follower. Entah itu bikin video lucu, bikin sensasi, mengadakan giveaway, atau menjadi sponsor kuis. Buat saya sih, selama caranya baik, bolehlah. Jangan curang ya apalagi sampai beli follower (terlebih yang pasif). Beli follower buat apa sih? Cuma biar kelihatan keren followernya 15K? Tidak berpengaruh juga sih kamu mau posting sebanyak apapun jika yang follow hampir semuanya robot. Lebih baik berteman dengan kucing daripada robot. Iya kan?
Kekinian
Berfoto di tempat hits meningkatkan kepopuleran |
Ini biasanya sih anak muda ya. Lihat saja akun Instagram anak-anak muda yang followernya bejibun. Postingannya sih lucu-lucu baik foto maupun videonya. Anak mudah memang begitu, suka ikut tren. Ada Dubsmash semua ikut berdubsmash, ada aplikasi Snapchat langsung postingan akunnya berbau video fantasi, dan lain-lain. Tapi, apapun yang anak muda lakukan, selama positif dan tidak posting hal-hal yang berbau SARA, saya rasa masih normal ya. Anak muda sangat nomal jika terbawa tren kekinian. Asal jangan berlebihan ya, nanti nilai di sekolah anjlok gara-gara terlalu ikut arus.
Ngebet hits
Tidak berbeda jauh sih dengan follower hunter, toh tujuan akhirnya juga ingin menambah jumlah follower. Kenapa sih harus menambah follower? Ha heelah.. Follower itu penting buat spread informasi yang disampaikan oleh pemilik akun, juga bisa buat jualan (baik jual diri dengan tawaran jadi duta sampo lain atau online shop sendiri). Ujung-ujungnya sih duit, insyaallah halal.
Ingin hits? Cobalah pakai hastag segambreng |
Agar hits, para tukang ngebet hits suka sekali membubuhkan segambreng hastag biar makin banyak orang yang tahu apa yang mereka posting (sst, saya banget tuh. Wkwkwk). Ya namanya juga usaha. Minimal menjadi satu tingkat lebih keren ketimbang orang normal lainnya. Selama usahanya baik, kenapa tidak dijalankan?
Ngartis
Kalau yang ini sih mungkin tergolong kelompok orang yang cukup nyebelin. Artis bukan, follower juga tidak sampai 500, akun Instagramnya dikunci tapi suka share postingan ke Facebook, dan parahnya tidak mau follow back. Padahal sih teman. Untuk kelompok ini sih harusnya diberi azab bulu ketek tumbuh lebat sampai semata kaki. Buat beberapa orang sih tidak masalah, tapi untuk beberapa yang lain "folbek" itu bagai emas. Tahu kan betapa susahnya menambah satu follower di Instagram? Baru ketambahan satu pada hari ini, besok follower bisa berkurang 10.
Keren bukan? Followernya bejibun |
Belum lagi jika kelompok ini punya follower 2K. Lalu dia unfollow banyak orang biar terlihat seperti artis dengan follower hanya 100. Memang agak kebangetan kalau yang diunfollow itu teman sendiri. Ya kalau mereka yang dengan jahat sengaja tidak folback, unfollow saja sih. Jadi kamu jangan heran jika tiba-tiba follower berkurang 20. Wkwkwk
Online shop
Saya juga punya akun online shop lo. Follow ya 😝 |
Kelompok ini biasanya juga spammer. Spam dagangan mereka sih. Seringkali juga spam akun artis. Dengan cara ini terbukti lo banyak juga yang (minimal) stalking, lalu diam-diam follow. Mungkin bagi akun yang ditebengi akun-akun online shop cukup menjengkelkan ya, tapi coba pikir kembali deh buat kamu yang followernya hanya 500 lalu jika ada online shop komentar di postinganmu, artinya postingannya mulai menarik minat untuk ditunggangi online shop. Syukur-syukur kamu di diinbox lalu ditawarkan untuk jadi duta sampo lain? Jadi, mulai sekarang baik-baikin online shop ya. Lumayan bisa dapat produk gratis.
Pencari sensasi
Nah kelompok akun ini suka sekali bikin sensasi. Biasanya sih mereka-mereka yang ganteng, cantik, punya badan atletis, seksi, atau dengan "barang" gede. Mungkin kalau saya ganteng dan sixpack juga akan melakukan hal yang sama. Ahahah. Biasanya sih mereka posting foto telanjang dada sedang di tempat gym, posting foto dengan belahan jelas terlihat, atau foto-foto dengan pose yang mengarah ke situ. Tidak apa-apa sih sebenarnya, toh akun pribadi mereka.
Terbukti dengan posting foto sejenis ini, jumlah like dan follower langsung menanjak |
Mau posting apapun juga terserah. Beberapa dari mereka memang punya tujuan baik, tapi lama-lama akun dengan para pencari sensasi kian banyak dan yah.... Lagi-lagi saya harus iri karena follower mereka rata-rata di atas 10K dan diendorse banyak produk. Oke, sudah saatnya saya olahraga rajin agar bisa berfoto dengan pose seperti mereka. "Demi endorse-an krim perontok bulu kaki sekali bilas"!
Stalker
Golongan ini tergolong agak menyeramkan. Pernah bertemu orang yang terlihat pendiam, tertutup, hampir tidak pernah ngobrol dengan tetangga sebelah, tapi sebenarnya dia di dalam kamarnya merakit cinta #eh bom? Ya, kita memang harus berhati-hari dengan akun Instagram yang satu pun tidak ada postingan (meskipun teman sendiri).
Gimana rasanya kalau kamu follow akun semacam ini? |
Percaya atau tidak, jika jumlah follower kita 1K, tapi jumlah like pada postingan hanya 50, apalagi yang melike kebanyakan bukan follower, tapi sebenarnya 90% sisa follower yang tampak tidak aktif itu suka memperhatikan apa yang kamu posting. Pernah ketemu teman lama yang tiba-tiba menanyakan, "Eh kapan waktu kamu liburan ke Perancis ya? Itu gimana cara ngurus visanya sih?" atau "Eh kemarin kamu bertemu dengan Luna Maya ya?" Tiba-tiba kamu ingat perjalananmu ke Paris dan posting di Instagram, tapi kamu perhatikan tidak ada satu pun like dari temanmu yang itu di postingan mana pun. Itu artinya dia stalker! Jangan percaya pada like dan komen, semua orang memperhatikan setiap postinganmu dan tidak semua mengomentari tapi membicarakanmu di belakang. Wkwkwk. Artinya kamu sedang berproses jadi artis Instagram. Selamat...
Bagaimana? Kamu termasuk golongan mana? Atau ada di kelompok sendiri? Monggo ditambahkan di kolom komentar jika kamu tidak berada di golongan yang saya sebutkan di atas. Akhir kata sih, mau berada di golongan mana pun kamu, jangan lupa tujuannya untuk kebaikan. Kalau pun jadi riya', kembalikan kembali niatnya jadi lurus. (Uwan Urwan)
Comments