Skip to main content

Ini Dia Berkah Hebat Kelas Inspirasi Situbondo 3

Saya jadi tahu mengapa banyak pemimpin lebih cerdas dibandingkan anggotanya. Jawabannya satu, mereka tak segan berbagi.


Saat duduk di kursi penonton di televisi, anggota dalam organisasi, peserta dalam seminar, dan murid di kelas, saya seringkali kagum dengan mereka yang sedang berdiri dan berbicara di depan. Wawasan mereka jauh lebih luas dan lebih dalam ketimbang saya. Sering saya tak berani tampil lantaran malu atau grogi. Okelah, itu bisa dibilang tidak siap, tapi bukan berarti tak ingin berbagi. Percaya tidak, dengan berani maju dan tampil di depan umum, kepercayaan diri akan terbangun dengan sendirinya. Asal niatnya bukan untuk sombongkan diri. Dengan menjadi pembicara, artinya kita sudah persiapkan jauh-jauh hari materinya, kemudian beberapa pengalaman yang sudah dilakukan djuga dibagikan, kemudian didiskusikan dalam sebuah forum. Ada interaksi dan bertambahlah ilmunya.

Begitu ada pendaftaran untuk menjadi bagian Kelas Inspirasi Situbondo ke-3, pun saya masih ragu. Mampukah saya? Apa sudah kompeten? Well, pada akhirnya form online pun terisi setelah beberapa hari terbengkalai. Okeh, saya mendaftar sebagai pengajar dan terpilih. Acaranya cuma sehari, hanya mengajar total 60 menit untuk dua kelas. Sangat tidak efektif. Well, bolehlah bisa dibilang begitu. Nanti saya akan cerita banyak, tapi sebelumnya, tahu tidak apa yang membuat saya bertahan lanjut hingga hari-H?

1. Belajar
As a human, halah pake sok inggris. Sebagai manusia, belajar itu sampai akhir hayat. Selama napas berderu, bagaimana saya bisa berhenti belajar? Belajar banyak hal. Belajar kehidupan, belajar berteman, belajar menjadi guru, belajar banyak hal. 

2. Teman baru
Saya pikir hanya akan menemukan teman satu kota, nyatanya tidak. Ada orang yang jauh-jauh dari luar kota hingga yang terjauh dari Bandung, Jawa Barat datang hanya untuk mengabdikan diri beberapa jam di sekolah. Ini bukan karena ingin jadi masalah pamer profesi kepada adik-adik yang mungkin untuk profesi khusus, mereka tidak paham. Jadi malah bermain-main saja di kelas.

Sesederhana itu mendapatkan teman lo

Tidak sesederhana itu sebenarnya. Kita berkumpul, bertemu, berkomunikasi, dan saling berbagi.... hmm... ada sesuatu yang belum disebutkan? Itu adalah ajang di mana pertemanan bisa didapatkan dengan perjuangan yang tidak mudah. Semakin banyak teman, semakin berkah hidup, dan kian bertambah ilmu juga rezekinya.

3. Refreshing
Asal kamu tahu, Situbondo adalah kota yang bisa dibilang boring. Meski kondisi alamnya bagus, tapi jika tidak bisa dikenalkan ke masyarakat luas dan tidak dikelola dengan baik, bagaimana akan jadi sesemarak Jakarta atau Malang, misalnya.

Refreshing sambil cari spot yang instagram-able buat dishare di medsos. wkwkw

Akhirnya saya bosan dan memutuskan untuk keluar dari rumah. Mencari suasana baru dan berlibur sementara dari rutininas menggambar dan menulis blog via hape. Dan benar saja, lokasi tempat kami mengajar memang yahut.

4. Kepoin kota sendiri
Saya bisa dibilang anak Situbondo abal-abal. Banyak sekali tempat yang saya belum jelajahi. Yang benar saya, setelah lulus SMA, saya hijrah ke Malang 4,5 tahun lalu tiga tahun di Jakarta. Itu sudah jadi bukti bahwa saya kehilangan identitas kesitubondoan. Ahahah.

Beruntung ada KISIT 3, saya bisa kepoin beberaoa lokasi di Situbondo.

----------

Mengajar bukan keahlian saya. Saya masih buta tentang itu. Saya pernah dulu mengajar di bimbel, (((bimbel))), dan mereka menolak saya mengajar di situ (maksudnya siswanya, bukan karyawan di bimbel itu. Yah lantaran saya bukan orang yang menarik, kaliiik. Ya kan kebayang situ ditolak siswa tapi mau tidak mau harus menghabiskan waktu sampai waktu belajar habis. Apa rasanya tidak seperti neraka jahannam?
Tapiiii keajaiban terjadi.

Lihat mereka lucu-lucu kan (captured by Moh. Imron)
SDN Bantal 3, Asembagus, Situbondo adalah tempat saya mengajar. Ada empat sekolah yang menjadi tujuan kami yang lokasinya saling berjauhan. Panitia sengaja memilih sekolah pelosok. Sekolah-sekolah itu cukup jauh dari pusat kota dengan medan berbukit-bukit dan..... gersang.

Meski listrik dan saluran televisi sudah memasuki wilayah tersebut, pola pikir masyarakat setempat masih cukup tradisional, seperti menikah usia dini adalah hal wajar. Bahkan jika sampai menjelang lulus sekolah dasar si anak belum bertunangan, sekeluarga akan menanggung malu karena jadi bahan gosip tetangga.

Maunya selfie sendiri, tapi anak ini ikutan.

Bisa dibilang sedikit dari mereka yang melanjutkan ke SMP apalagi ke tingkat yang lebih tinggi. Well jika kamu terkejut, kita sama. Bahkan ada kawasan yang bernama Pariopo di mana penduduknya enggan dibilang orang suku madura atau pun suku jawa. Saya pernah dua kali menghadiri Festival Pariopo yang diadakan tiap tahun, di mana salah satu rangkaian acaranya itu ada hodo, ritual memanggil hujan. Hodo sudah berlangsung turun-temurun. Itulah suku pariopo, penduduk setempat menamakannya kelompok mereka sebagai suku. Banyak sejarawan dan budayawan ikut melakukan kunjungan dan riset di sana.


Well, balik lagi ke Kelas Inspirasi Situbondo ke-3. Saya dan teman-teman mengaku senang, begitu pun teman sekelompok atau pun kelompok lain. Beberapa teman mengeluh karena beberapa hal, begitu pun saya. Tapi itu tidak penting. Jika hanya fokus pada kekurangan kegiatan itu, saya tidak akan pernah belajar. Bisa jadi sepanjang acara hingga saat ini terbayang-bayang kekesalan akibat beberapa hal yang memang sudah jadi tanggung jawab bersama. 

Saya senang, anak-anak yang lucu-lucu itu bahagia, dan sekolah pun riang. Mau tahu tidak apa yang membuat kami bahagia?

1. Dapat teman
Sayangnya poin ini sudah diprediksikan di awal tulisan. Tak perlu pembahasan lagi ya. 

Betapa bahagianya kami meski senyum itu hanyalah pencitraan semata. wkwkw (Captured by Saka Jamil)

2. Siswa-siswa bahagia
Apa sih parameternya? Mereka enggan pulang. Bahkan sampai harus disuruh pulang baru mereka pamit. Pasti ini juga dirasakan teman-teman di sekolah lain. Mungkin karena kedatangan orang asing ya dan kami membawa banyak peralatan dan hadiah lucu-lucu yang bisa jadi nilainya tak seberapa, tapi buat mereka bisa jadi berbeda. Sampai ada yang sedih saat hadiahnya hilang. Lucu-lucu anak-anak itu. 

3. Bisa rekreasi
Ah ini juga sudah dibahas ya. Kami bisa refreshing, jalan-jalan menyusuri bukit-bukit gersang dengan pemandangan menakjubkan. 

Batu lucu di atas bukit di Taman Samir

4. Terinspirasi
Loh aneh ya, malah kakak-kakak pengajar dan fasilitatornya yang terinspirasi, bukan anak-anak yang diajar. Dan memang benar sih, dengan berbagi biasanya kita dapat ilmu baru, semangat baru, dan kisah baru. Hal-hal yang kita perhatikan adalah inspirasi tak terbatas. 

Kami semua terinspirasi dan mendapatkan banyak pelajaran looo (Captured by Saka Jamil)
Jadi menjadi pengajar dalam Kelas Inspirasi bukan karena gaya-gayaan karena profesinya keren, beken, dan modis, atau apalah itu. Bukan. Bukan itu. Justru dari situ kita bisa belajar buanyaaak hal, tentang kehidupan, tentang bagaimana menjadi kuat meski diterpa musibah, tentang cinta, tentang kebersamaan, tentang tawa, dan banyak hal. Kalau orang bilang Kelas Inspirasi ini tidak efektif katena hanya sehari, ya memang. Memang tidak efektif. Dalam sehari, mereka, anak-anak kecil nan lugu itu, belum tentu tiba-tiba rajin, tiba-tiba ingin kuliah di luar negeri, dan lain-lain, tapi bukan berarti itu tidak bisa terjadi. 

5. Capek dan kumal
Yes. Sampai rumah saya tepar. Kegiatan semacam ini memang menuntut kita untuk berkorban. Sudah tidak efektif malah kita berkorban. Hasil akhir baju kotor, badan bau, penuh debu, dan lelah. Capek. Sekolah capek ikut-ikut acara semacam ini. Lebih enak di rumah, nonton televisi, bergosip dengan tetangga, dan tidur siang. Wah nikmat sekali.

Ini pun senyum pencitraan. Sebenarnya kakak-kakak sudah lelahhhhh

Tapi serius, capek, uang habis, baju kotor, dan berbagai macam keluhan lain itu tidak ada artinya lo. Semuanya terbayar. Wawasan kita makin luas dan tentu saja ada pahala yang sudah ditambahkan dalam daftar kebaikan kita.

Adik ini sangat antusias begitu saya bercerita kalau karya saya membungkus buku ini (Captured by Astarinakiky)
Dari kegiatan ini, saya justru ingin lagi... Ingin lagi.. Dan ingin lagi mengajar di sekolah. Ah tapi saya tidak mau jadi guru tetap ya. Guru freelance saja cukup. Kamu belum pernah? Saya akan bilang kalau kamu harus mencoba ikut Kelas Inspirasi atau yang sejenis. Tidak apa-apa selama 365 hari hidupmu sia-sia, tapi minimal sisihkan waktu satu hari untuk bermanfaat. Saya jamin setelah satu hari usai, 364 hari sisanya ingin kau gunakan untuk kebaikan lain. Tak percaya? Coba saja. (Uwan Urwan)

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel