Jakarta sudah lama menjadi pusat bisnis di Indonesia |
Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Indonesia sebenarnya sangat bagus. Sekitar 257,9 juta jiwa tinggal di tanah air, dengan Pulau Jawa sebagai pulau paling padat. Provinsi paling padat tentu saja Jakarta, di mana Jakarta juga termasuk ibukota negara Indonesia. Setiap bulannya orang-orang berbondong-bondong hijrah dari kota kecil menuju Jakarta untuk mengadu nasib. Mereka mencari pekerjaan di perusahaan ternama untuk mewujudkan mimpinya. Sementara itu potensi alam di daerah asalnya terlupakan. Mereka terlalu bangga tinggal di Jakarta lalu kembali dengan membawa banyak prestasi.
Tidak ada yang salah dengan itu. Setiap manusia punya pilihan dalam menjalani kehidupannya. Akibatnya apa? Daerah-daerah kehilangan orang-orang potensial untuk mengembangkan potensi di daerahnya. Potensi alam yang harusnya menjadi komoditas penting dalam lalu lalang dunia bisnis menjadi kosong. Beberapa orang yang bertahan mengembangkan budaya dan bisnis lokal kebanyakan adalah ibu rumah tangga dan mereka yang lanjut usia dengan pola pengerjaan tradisional. Beberapa yang peduli pun hanya segelintir, kurang mendapat dukungan dari masyarakat sekitar dan pemerintah. Akibatnya banyak yang gulung tikar atau bertahan tetapi kurang terekspos.
Dua paragraf di atas adalah asumsi yang saya percaya terjadi di sebagian besar daerah di luar Pulau Jawa. Bahkan untuk di daerah saya sendiri, Situbondo, Jawa Timur, tampaknya mengalami hal serupa. Astra yang saya tahu sudah bergerak di berbagai bidang untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Saya akan lebih fokus pada perkembangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) di mana bisnis lokal punya peran sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat dan perkembangan daerah itu sendiri. Salah satu parameter daerah tersebut maju bisa dilihat dari perekonomian masyarakatnya.
Saya justru ingin bisnis lokal berkembang pesat, sehingga putra daerah tak perlu lagi harus mengejar mimpi mereka menetap di kota besar. Memang banyak sekali putra daerah yang potensinya tinggi sudah bersekolah di luar kota, bahkan luar negeri, tapi kemudian mereka tak kembali ke daerah asal. Merekla bangga dengan pekerjaannya yang sekarang karena memang menghasilkan lebih banyak ketimbang harus menetap di daerah.
Bagaimana dengan Surabaya? Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur harusnya sudah menjadi kiblat semua bisnis lokal di Jawa Timur. Banyak sekali potensi yang harus dikembangkan lebih baik di Jawa Timur. Saya akan mencoba menelisik beberapa kota di Jawa Timur dengan potensinya.
Banyuwangi. Siapa yang tidak kenal banyuwangi? Mungkin hanya sebagian kecil yang tidak tahu. Banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan. Salah satu putra daerah yang berhasil lulus kuliah di Institut Pertanian Bogor justru kembali ke Banyuwangi untuk mengaplikasikan ilmu yang dia peroleh selama kuliah. Dialah Kukuh Roxa Putra Hadriyono. Dia mulai melakukan riset-riset kecil yang dia kumpulkan dari banyak hasil penelitian. Kemudian membuat pupuk organik yang lah diproses kemudian dijual. Tak hanya itu, ia juga mengumpulkan dan membina petani di beberapa kecamatan di Banyuwangi. Alhasil, petani yang ia bisa menggunakan sistem organik juga memakai produk-produk yang sudah ia hasilkan. Melalui kepedulian satu orang, Banyuwangi jadi lebih hidup. Minimal masyarakat sekitar lebih sejahtera. Itu baru satu contoh. Sebenarnya kalau saya ambil beberapa contoh lagi, kita akan merasa beruntung punya putra daerah yang mau membangun daerahnya.
Jember. Melalui Jember Fashion Carnival, kota itu dikenal luas hingga internasional. Mau jajanannya? Banyak juga. Jember juga terkenal dengan rambutannya. Jember juga salah satu penghasil kayu, kakao, kopi, dan karet terbaik di Jawa Timur. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkota) adalah salah satu perusahaan BUMN yang sudah dikenal hingga kancah internasional.
Lumajang. Lumajang terkenal dengan pisang dan Gunung Semeru. Kondisi alam yang sangat bagus untuk dikembangkan menjadi daerah wisata berbasis alam juga perlu dikembangkan di beberapa lokasi. Tidak hanya menjadi kota yang begitu-begitu saja, bisa jadi malah jadi salah satu tujuan utama daerah wisata di Jawa Timur.
Malang. Kota pendidikan dan kota bunga. Malang sudah terbilang punya ciri khas dan majunya bisnis baik lokal atau pun waralaba. Mengingat Malang juga merupakan salah satu kota pendidikan terbaik di Jawa Timur. Setahu saya, Malang adalah salah satu kota unggulan di Jawa Timur.
Bisnis lokal di Malang bisa dibilang berkembang pesat, karena didukung oleh kesadaran masyarakat dan dukungan pemerintah daerah (kredit: malang.merdeka.com) |
Batu. Nah, Kota Batu jelas sekali memegang peranan penting dalam industri pariwisata dan kuliner. Tak heran banyak sekali wisatawan baik lokal dan asing datang dan berlama-lama di sana. Batu bisa diibaratkan seperti Bogornya Jakarta. Kalau Jawa Timur punya Batu. Kulinernya pun beragam dan cepat berkembang. Kripik tempe dan kripik buah menjadi pesona tak kunjung usai. Tak lengkap rasanya jika tak membawa oleh-oleh tersebut.
Situbondo. Situbondo adalah kota kelahiran saya. Kenapa saya sebut? Karena saya tahu sebenarnya Situbondo potensinya luar biasa jika dikembangkan dengan baik. Wilayah bagian utara berbatasan dengan laut jelas sekali kalau kekayaan kuliner dan kerajinan khas laut melimpah. Belum lagi ditambah daerah bukit yang tandus menjadi salah satu pesona tersendiri.
Madura. Nah Pulau Madura terpisah dari Pulau Jawa, meski masih menjadi bagian dari Jawa Timur. Madura dikeliling oleh laut. Kekayaan alamnya tak diragukan lagi. Kerajinan tangan yang dihasilkan pun sangat berkualitas. Sebagai salah satu daerah penghasil garam dan gula aren, tentu ini peluang besar buat dikembangkan.
Bagaimana dengan daerah lain? Ponorogo, Bondowoso, Tuban, Gresik, Kediri, dan lain-lain? Loh, saya hanya menyebutkan sebagian kecil yang saya tahu lo. Jadi, jika masing-masing kabupaten di Jawa Timur mampu bersaing, mau meningkatkan kualitas sumber daya alam dan manusianya, dan bangga dengan daerahnya masing-masing, tentu Jawa Timur akan menjadi pusat kedatangan pelancong atau bahkan akan ada banyak orang dari luar daerah lebih memilih Jawa Timur untuk bekerja, tidak lagi di Jakarta.
Mengenai potensi alam dan wisata masing-masing daerah di Jawa Timur, jika pengelolaannya baik, akan menjadikan warga sekitar kreatif membuat kerajinan dan kuliner lokal yang tentu saja berefek pada perekonomian masyarakat. Masalahnya saat ini adalah siapa konsumennya. Apalagi jika harus bersaing dengan bisnis yang sedang ramai digeluti artis, bisnis lokal menjadi kian redup. Untuk itu perlu adanya penyemangat. Salah satunya dengan dukungan dari pusat, yaitu Surabaya.
Mengenai potensi alam dan wisata masing-masing daerah di Jawa Timur, jika pengelolaannya baik, akan menjadikan warga sekitar kreatif membuat kerajinan dan kuliner lokal yang tentu saja berefek pada perekonomian masyarakat. Masalahnya saat ini adalah siapa konsumennya. Apalagi jika harus bersaing dengan bisnis yang sedang ramai digeluti artis, bisnis lokal menjadi kian redup. Untuk itu perlu adanya penyemangat. Salah satunya dengan dukungan dari pusat, yaitu Surabaya.
Sebenarnya masih ada banyak potensi daerah lain di Jawa Timur yang bisa dibanggakan. Melalui tulisan ini, harapannya Astra terus konsisten fokus pada pemberdayaan masyarakat dan penyadaran tentang pentingnya mengembangkan potensi daerah. Apapun potensinya dapat dikenalkan melalui sebuah wadah di Surabaya. Pameran-pameran besar yang diadakan di Surabaya dan mengajak KUMKM dari berbagai daerah di Jawa Timur adalah salah satu upaya meningkatkan potensi ekonomi di daerah. Tak hanya itu, berkmbangnya bisnis lokal akan menjadi salah satu alasan kuat bagi putra daerah kembali dari studi panjangnya di luar kota bahkan di luar negeri untuk mengutamakan majunya daerah sendiri. Mengapa ini harus dilakukan? Ada banyak alasa dan manfaatnya. Saya coba rinci
1. Tidak ada ketimpangan jumlah penduduk
Jika Surabaya mampu menjadi tolak ukur keberhasilan bisnis lokal tiap kabupaten di Jawa Timur, tentu generasi muda tak perlu lagi jauh-jauh mencari pekerjaan di Jakarta. Keinginan generasi muda pun paling jauh hanya ke Surabaya. Sisanya mengabdi di daerah masing-masing sesuai potensi yang dimiliki.
Dengan begitu, kota besar aman dari penambahan jumlah penduduk secara besar-besaran. Jumlah penduduk di tiap daerah merata. Tidak ada yang padat dan tidak ada yang renggang. Semuanya seimbang tapi tetap bersinergi dengan baik.
2. Kota besar terhindar dari macet
Nah ini dia yang akan menjadi efek positif jika tiap daerah di Jawa Timur unggul. Untuk apa lagi merantau? Penghasilan akan sama atau jauh lebih baik daripada di kota besar.
Macet? Tentu saja tidak akan terjadi. Kalau pun ada mungkin hanya pada hari-hari besar atau libur. Daerah akan mempunyau kesempatan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Tentu dong. Pendidikan akan lebih maju. Percayalah.
3. Pemberdayaan manusia rata
Ini juga akan jadi efek hebat. Kalau masing-masing daerah hebat dalam bidang masing-masing, justru generasi mudanya akan saling bertukar informasi atau malah saling kunjung mengunjungi. Orang Kediri karena melihat sistem agronomi di Lumajang bagus, pemudanya lalu kuliah di Lumajang. Begitu pun sebaliknya, karena di Kediri semua orang pandai berbahasa Inggris, pemudanya belajar di Kediri. Namun masing-masing akan kembali ke kota asalnya setelah studi selesai. Artinya setiap daerah akhirnya punya kesempatan yang sama untuk menjadi lebih terdidik.
4. Setiap daerah unggul
Kalau ini sudah jelas. Buat saya, tonggak utama keunggulan daerah, ditentukan oleh perekonomiannya. Jika bisnis lokal di dalamnya bagus, tentu akan menjadi mempertahankan banyak orang untuk membangun daerahnya masing-masing jadi lebih baik. Ya melalui KUMKM.
Jika setiap daerah unggul, kita tak perlu repot lagi menahan generasi muda kita untuk tinggal di kota asal (kredit: majalahpajak.net) |
5. Indonesia sejahtera
Alhamdulillah dan amin. Ini harapan kita semua. Jika teori yang saya bicarakan di aini berjalan dengan baik, tentu provinsi lain akan mengikuti. Artinya Indonesia akan sejahtera. Tak ada lagi yang namanya Indonesia tertinggal dibandingkan negara lainnya.
Buat saya sih Astra sudah luar biasa mendukung masyarakat dari berbagai bidang termasuk UKM. Surabaya sebagai pusat dari Jawa Timur harus lebih baik menjalankan perannya. Juga mengajak daerah lain untuk maju bersama-sama. Melalui Astra, hal-hal kecil seperti ini akan bermanfaat dan terus berlangsung dari hari ke hari. Mungkin inovasi terbaru Astra akan mewujudkan mimpi-mimpi saya dalam tulisan ini. Juga mengajak perusahaan lain untuk bermitra dan bergerak bersama. Siapa tahu? Aamiin. (Uwan Urwan)
http://jateng.tribunnews.com/2016/09/01/data-terkini-jumlah-penduduk-indonesia-2579-juta-yang-wajib-ktp-1825-juta
https://www.astra.co.id/About-Astra/Philosophy-Vision-Mission
Comments