Skip to main content

Ini Dia Kenapa Surabaya Harus Jadi Pusat Pemberdayaan KUMKM di Jatim

Jakarta sudah lama menjadi pusat bisnis di Indonesia

Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Indonesia sebenarnya sangat bagus. Sekitar 257,9 juta jiwa tinggal di tanah air, dengan Pulau Jawa sebagai pulau paling padat. Provinsi paling padat tentu saja Jakarta, di mana Jakarta juga termasuk ibukota negara Indonesia. Setiap bulannya orang-orang berbondong-bondong hijrah dari kota kecil menuju Jakarta untuk mengadu nasib. Mereka mencari pekerjaan di perusahaan ternama untuk mewujudkan mimpinya. Sementara itu potensi alam di daerah asalnya terlupakan. Mereka terlalu bangga tinggal di Jakarta lalu kembali dengan membawa banyak prestasi.

Tidak ada yang salah dengan itu. Setiap manusia punya pilihan dalam menjalani kehidupannya. Akibatnya apa? Daerah-daerah kehilangan orang-orang potensial untuk mengembangkan potensi di daerahnya. Potensi alam yang harusnya menjadi komoditas penting dalam lalu lalang dunia bisnis menjadi kosong. Beberapa orang yang bertahan mengembangkan budaya dan bisnis lokal kebanyakan adalah ibu rumah tangga dan mereka yang lanjut usia dengan pola pengerjaan tradisional. Beberapa yang peduli pun hanya segelintir, kurang mendapat dukungan dari masyarakat sekitar dan pemerintah. Akibatnya banyak yang gulung tikar atau bertahan tetapi kurang terekspos.

Dua paragraf di atas adalah asumsi yang saya percaya terjadi di sebagian besar daerah di luar Pulau Jawa. Bahkan untuk di daerah saya sendiri, Situbondo, Jawa Timur, tampaknya mengalami hal serupa. Astra yang saya tahu sudah bergerak di berbagai bidang untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Saya akan lebih fokus pada perkembangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) di mana bisnis lokal punya peran sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat dan perkembangan daerah itu sendiri. Salah satu parameter daerah tersebut maju bisa dilihat dari perekonomian masyarakatnya. 

Saya justru ingin bisnis lokal berkembang pesat, sehingga putra daerah tak perlu lagi harus mengejar mimpi mereka menetap di kota besar. Memang banyak sekali putra daerah yang potensinya tinggi sudah bersekolah di luar kota, bahkan luar negeri, tapi kemudian mereka tak kembali ke daerah asal. Merekla bangga dengan pekerjaannya yang sekarang karena memang menghasilkan lebih banyak ketimbang harus menetap di daerah.

Surabaya,ibukota Provinsi Jawa Timur harusnya mewadahi pengembangan KUMKM di Jawa Timur

Bagaimana dengan Surabaya? Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur harusnya sudah menjadi kiblat semua bisnis lokal di Jawa Timur. Banyak sekali potensi yang harus dikembangkan lebih baik di Jawa Timur. Saya akan mencoba menelisik beberapa kota di Jawa Timur dengan potensinya.

Banyuwangi. Siapa yang tidak kenal banyuwangi? Mungkin hanya sebagian kecil yang tidak tahu. Banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan. Salah satu putra daerah yang berhasil lulus kuliah di Institut Pertanian Bogor justru kembali ke Banyuwangi untuk mengaplikasikan ilmu yang dia peroleh selama kuliah. Dialah Kukuh Roxa Putra Hadriyono. Dia mulai melakukan riset-riset kecil yang dia kumpulkan dari banyak hasil penelitian. Kemudian membuat pupuk organik yang lah diproses kemudian dijual. Tak hanya itu, ia juga mengumpulkan dan membina petani di beberapa kecamatan di Banyuwangi. Alhasil, petani yang ia bisa menggunakan sistem organik juga memakai produk-produk yang sudah ia hasilkan. Melalui kepedulian satu orang, Banyuwangi jadi lebih hidup. Minimal masyarakat sekitar lebih sejahtera. Itu baru satu contoh. Sebenarnya kalau saya ambil beberapa contoh lagi, kita akan merasa beruntung punya putra daerah yang mau membangun daerahnya.

Jember. Melalui Jember Fashion Carnival, kota itu dikenal luas hingga internasional. Mau jajanannya? Banyak juga. Jember juga terkenal dengan rambutannya. Jember juga salah satu penghasil kayu, kakao, kopi, dan karet terbaik di Jawa Timur. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkota) adalah salah satu perusahaan BUMN yang sudah dikenal hingga kancah internasional.

Jember adalah salah satu kabupaten penghasil rambutan pada musimnya

Lumajang. Lumajang terkenal dengan pisang dan Gunung Semeru. Kondisi alam yang sangat bagus untuk dikembangkan menjadi daerah wisata berbasis alam juga perlu dikembangkan di beberapa lokasi. Tidak hanya menjadi kota yang begitu-begitu saja, bisa jadi malah jadi salah satu tujuan utama daerah wisata di Jawa Timur.

Malang. Kota pendidikan dan kota bunga. Malang sudah terbilang punya ciri khas dan majunya bisnis baik lokal atau pun waralaba. Mengingat Malang juga merupakan salah satu kota pendidikan terbaik di Jawa Timur. Setahu saya, Malang adalah salah satu kota unggulan di Jawa Timur.

Bisnis lokal di Malang bisa dibilang berkembang pesat, karena didukung oleh kesadaran masyarakat dan dukungan pemerintah daerah (kredit: malang.merdeka.com)

Batu. Nah, Kota Batu jelas sekali memegang peranan penting dalam industri pariwisata dan kuliner. Tak heran banyak sekali wisatawan baik lokal dan asing datang dan berlama-lama di sana. Batu bisa diibaratkan seperti Bogornya Jakarta. Kalau Jawa Timur punya Batu. Kulinernya pun beragam dan cepat berkembang. Kripik tempe dan kripik buah menjadi pesona tak kunjung usai. Tak lengkap rasanya jika tak membawa oleh-oleh tersebut.

Situbondo. Situbondo adalah kota kelahiran saya. Kenapa saya sebut? Karena saya tahu sebenarnya Situbondo potensinya luar biasa jika dikembangkan dengan baik.  Wilayah bagian utara berbatasan dengan laut jelas sekali kalau kekayaan kuliner dan kerajinan khas laut melimpah. Belum lagi ditambah daerah bukit yang tandus menjadi salah satu pesona tersendiri.

Situbondo juga punya kopi unggulan lo
Madura. Nah Pulau Madura terpisah dari Pulau Jawa, meski masih menjadi bagian dari Jawa Timur. Madura dikeliling oleh laut. Kekayaan alamnya tak diragukan lagi. Kerajinan tangan yang dihasilkan pun sangat berkualitas. Sebagai salah satu daerah penghasil garam dan gula aren, tentu ini peluang besar buat dikembangkan.

Bagaimana dengan daerah lain? Ponorogo, Bondowoso, Tuban, Gresik, Kediri, dan lain-lain? Loh, saya hanya menyebutkan sebagian kecil yang saya tahu lo. Jadi, jika masing-masing kabupaten di Jawa Timur mampu bersaing, mau meningkatkan kualitas sumber daya alam dan manusianya, dan bangga dengan daerahnya masing-masing, tentu Jawa Timur akan menjadi pusat kedatangan pelancong atau bahkan akan ada banyak orang dari luar daerah lebih memilih Jawa Timur untuk bekerja, tidak lagi di Jakarta.

Mengenai potensi alam dan wisata masing-masing daerah di Jawa Timur, jika pengelolaannya baik, akan menjadikan warga sekitar kreatif membuat kerajinan dan kuliner lokal yang tentu saja berefek pada perekonomian masyarakat. Masalahnya saat ini adalah siapa konsumennya. Apalagi jika harus bersaing dengan bisnis yang sedang ramai digeluti artis, bisnis lokal menjadi kian redup. Untuk itu perlu adanya penyemangat. Salah satunya dengan dukungan dari pusat, yaitu Surabaya.

Sebenarnya masih ada banyak potensi daerah lain di Jawa Timur yang bisa dibanggakan. Melalui tulisan ini, harapannya Astra terus konsisten fokus pada pemberdayaan masyarakat dan penyadaran tentang pentingnya mengembangkan potensi daerah. Apapun potensinya dapat dikenalkan melalui sebuah wadah di Surabaya. Pameran-pameran besar yang diadakan di Surabaya dan mengajak KUMKM dari berbagai daerah di Jawa Timur adalah salah satu upaya meningkatkan potensi ekonomi di daerah. Tak hanya itu, berkmbangnya bisnis lokal akan menjadi salah satu alasan kuat bagi putra daerah kembali dari studi panjangnya di luar kota bahkan di luar negeri untuk mengutamakan majunya daerah sendiri. Mengapa ini harus dilakukan? Ada banyak alasa dan manfaatnya. Saya coba rinci

1. Tidak ada ketimpangan jumlah penduduk
Jika Surabaya mampu menjadi tolak ukur keberhasilan bisnis lokal tiap kabupaten di Jawa Timur, tentu generasi muda tak perlu lagi jauh-jauh mencari pekerjaan di Jakarta. Keinginan generasi muda pun paling jauh hanya ke Surabaya. Sisanya mengabdi di daerah masing-masing sesuai potensi yang dimiliki.

Dengan begitu, kota besar aman dari penambahan jumlah penduduk secara besar-besaran. Jumlah penduduk di tiap daerah merata. Tidak ada yang padat dan tidak ada yang renggang. Semuanya seimbang tapi tetap bersinergi dengan baik.

2. Kota besar terhindar dari macet
Nah ini dia yang akan menjadi efek positif jika tiap daerah di Jawa Timur unggul. Untuk apa lagi merantau? Penghasilan akan sama atau jauh lebih baik daripada di kota besar.

Macet adalah akibat dari penambahan penduduk terus-menerus. (kredit: liputan6.com)

Macet? Tentu saja tidak akan terjadi. Kalau pun ada mungkin hanya pada hari-hari besar atau libur. Daerah akan mempunyau kesempatan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Tentu dong. Pendidikan akan lebih maju. Percayalah.

3. Pemberdayaan manusia rata
Ini juga akan jadi efek hebat. Kalau masing-masing daerah hebat dalam bidang masing-masing, justru generasi mudanya akan saling bertukar informasi atau malah saling kunjung mengunjungi. Orang Kediri karena melihat sistem agronomi di Lumajang bagus, pemudanya lalu kuliah di Lumajang. Begitu pun sebaliknya, karena di Kediri semua orang pandai berbahasa Inggris, pemudanya belajar di Kediri. Namun masing-masing akan kembali ke kota asalnya setelah studi selesai. Artinya setiap daerah akhirnya punya kesempatan yang sama untuk menjadi lebih terdidik.

4. Setiap daerah unggul
Kalau ini sudah jelas. Buat saya, tonggak utama keunggulan daerah, ditentukan oleh perekonomiannya. Jika bisnis lokal di dalamnya bagus, tentu akan menjadi mempertahankan banyak orang untuk membangun daerahnya masing-masing jadi lebih baik. Ya melalui KUMKM.

Jika setiap daerah unggul, kita tak perlu repot lagi menahan generasi muda kita untuk tinggal di kota asal (kredit: majalahpajak.net)

5. Indonesia sejahtera
Alhamdulillah dan amin. Ini harapan kita semua. Jika teori yang saya bicarakan di aini berjalan dengan baik, tentu provinsi lain akan mengikuti. Artinya Indonesia akan sejahtera. Tak ada lagi yang namanya Indonesia tertinggal dibandingkan negara lainnya.

Buat saya sih Astra sudah luar biasa mendukung masyarakat dari berbagai bidang termasuk UKM. Surabaya sebagai pusat dari Jawa Timur harus lebih baik menjalankan perannya. Juga mengajak daerah lain untuk maju bersama-sama. Melalui Astra, hal-hal kecil seperti ini akan bermanfaat dan terus berlangsung dari hari ke hari. Mungkin inovasi terbaru Astra akan mewujudkan mimpi-mimpi saya dalam tulisan ini. Juga mengajak perusahaan lain untuk bermitra dan bergerak bersama. Siapa tahu? Aamiin. (Uwan Urwan)







http://jateng.tribunnews.com/2016/09/01/data-terkini-jumlah-penduduk-indonesia-2579-juta-yang-wajib-ktp-1825-juta
https://www.astra.co.id/About-Astra/Philosophy-Vision-Mission


Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel