Halo. Kamu punya Instagram? Mungkin tidak semua orang punya Instagram, tapi kebanyakan anak medsos pasti punya. Beberapa orang sangat serius menggunakan Instagramnya. Tujuannya tak lain tak bukan adalah untuk mendapatkan gelar “anak hits” dan atau menghasilkan uang. Apa salah? Tidak.
Banyak orang mengeluhkan, followers saya sedikit, jumlah like sedikit, bagaimana sih caranya menambah followers dan agar jumlah like banyak? Kamu pasti kadang suka iri melihat postingan teman yang bagus dan jumlah likenya banyak. Kok aku gak bisa sih? Tenang, saya pun masih pelajari itu kok, yang jelas semua yang kamu inginkan itu butuh proses, selalu ada yang dikorbankan. Sekarang kamu lihat saja bagaimana perjalanan hidup artis-artis beken. Mereka tidak instan jadi ngetop, kecuali yang memang orangtuanya punya kenalan orang media dan anak artis ya. Mereka pasti melalui banyak hal pahit selama hidupnya, bahkan mungkin sampai detik ini.
Buat kamu yang pada dasarnya senasib seperti saya, bukan orang populer di kampus, di kampung, di komunitas, juga di Indonesia; bukan artis; prestasinya sedikit; atau hal lain yang mungkin tidak bisa terlalu dibanggakan, tapi ingin setiap postingan di Instagram banyak, tentu ada trik khusus. Tulisan ini akan bagikan cara-cara yang pernah saya lakukan agar like di postingan banyak, minimal 100 (maksimal tergantung amal dan perbuatan. Wkwkwk).
1. Tambah followers
(kredit: www.koelnkomm.de) |
Followersmu dikit. Selama pengamatan saya, jumlah like per postingan di Instagram itu hanya 1-3% dari jumlah followers. Kalau followersmu hanya 500 hitung saja kira-kira berapa jumlah like yang kamu dapat. Dengan menambah jumlah followers, kesempatan untuk mendapatkan jumlah like banyak lebih besar. Nah, masalahnya bagaimana cara menambah followers? Wong setiap hari saja nambah satu itu alhamdulilah banget. Saya sih sempat menulis tentang itu. Kamu bisa baca dua artikelnya di bawah ini
Baca juga Seberapa Penting Followers Instagram
dan
Sebagai catatan sih, orang sebenarnya paling malas beri like dan komentar meski teman sendiri. Meski foto yang kamu posting bagus, apalagi jelek. Secara naluri kita juga begitu kan? Kadang juga memang tidak sempat cek beranda, sehingga postinganmu tidak akan terdeteksi, tapi itu bukan masalah besar. Tidak perlu baper denganKalau followers sudah bertambah tapi jumlah like masih sekitar 1% artinya kamu harus melakukan cara selanjutnya.
2. Pakai hastag populer
Perhatikan apa yang sedang populer (kredit: gurutecno.com) |
Cara kedua ini cukup ampuh. Tak apa jika temanmu tak memberi like atau komentar, tapi hastag membantu sekali. Orang yang sedang mencari postingan dengan hastag serupa akan menemukan postinganmu. Tergantung hastag yang kamu pakai termasuk populer atau tidak. Hastag populer biasanya akan mendapat respon cepat dari pencari hastag tersebut, tapi cepat juga tenggelam karena yang memosting dengan hastag serupa juga banyak. Kalau pakai hastag tidak populer jumlah likenya tidak akan terlalu signifikan, tapi akan membantu orang-orang khusus yang membutuhkan fotomu kelak. Pada suatu hari yang tidak kamu sangka-sangka tiba-tiba ada orang yang like postinganmu yang sudah diposting pada zaman dinoasaurus. Saya sarankan, selain menggunakan hastag populer, juga gunakan hastag sesuai gambar. Kalau fotomu bagus, mungkin akan ada yang repost. Saya pernah mengalaminya. Hehe...
3. Rajin like postingan teman
Semua hal di dunia ini sudah ada hukumnya. Ada sistem timbal balik, lo jual gue beli, lo baik gue baik, atau like for like. Hukum alam seperti ini menurut saya ada kelebihan dan kekurangannya. Pada satu sisi, untuk mendapatkan sesuatu kita perlu berjuang terlebih dahulu, dan pada sisi lain, sebagai manusia malah jadi pamrih. Kalau kita like postingan orang lain, secara tidak langsung kita berharap orang tersebut like balik postingan kita. Kalau tidak kamu baper? Iya tidak? Apa? Tidak? Yakin gak baper? Ya kamu gak bakalan baper kalo punya Instagram cuma buat iseng.
(kredit: marriage.com |
Di luar itu, sering-sering like postingan teman memberi peluang besar, postingan-postingan kita selalu muncul di beranda mereka. Juga karena sering like, kita akan selalu diingat. Teman kita tidak akan pelit menekan dua kali foto kita. Seperti hukum yang terjadi di alam. Hal baik yang kita lakukan akan kembali ke kita sendiri dalam bentuk baik. Saran saya sih, jangan pamrih. Ya, kalau suka like-like in saja semua. Toh, tidak akan berpengaruh pada tingkat kemiskinanmu. Malah membantu teman kita saat mereka dituntut untuk mendapatkan like banyak saat bekerja, berjualan, atau ikut kompetisi yang pemenangnya ditentukan oleh jumlah like.
Effort untuk poin ini memang cukup melelahkan karena mau tidak mau kita kudu sering lihat timeline Instagram. Oke, kalau kamu sudah merasa lelah, sebaiknya berhenti. Lakukan poin ini dengan riang dan santai. Tidak perlu tergesa-gesa karena jika terlalu cepat, akan diblokir oleh Instagram.
Oh ya, diblokir Instagram bukan berarti akunmu dinonaktifkan ya. Saya sering mengalami dianggap berbohong untuk hal ini. “Diblokir tapi kok bisa komen?” lalu diikuti dengan emoticon tertawa. Ada beberapa konsekuensi akibat kelakuan kita yang berlebihan di Instagram, misalnya follow orang terlalu banyak dan terlalu cepat, terlalu cepat like postingan orang, terlalu banyak posting di Instagram dengan hastag sama, melakukan komentar yang sama berulang-ulang untuk banyak akun, dan lain-lain. Konsekuensinya berbeda. Buat kamu yang belum pernah melakukan aktivitas berlebih, pasti tidak akan tahu. Kalau saya sering diblokir Instagram. Sudah langganan. Hehe... Tapi alhamdulillah tidak sampai dinonaktifkan. Ya konsekuensi ter-nyesek memang akun kita dinonaktifkan oleh pihak Instagram. Bukan diblokir ya. Kenapa bisa begitu? Coba pelajari term and condition yang tersedia di akun masing-masing.
4. Like via hastag
Like via hastag. Hm, sudah pernah praktekin belum? Kalau pernah, jangan bosan-bosan untuk melakukannya terus. Selain itu ajang buat memperkenalkan akun yaitu dengan banyak like postingan orang. Apalagi buat kamu yang berjualan online, tentu akan bagus sekali like via hastag. Lakukan poin ini sesering mungkin sampai kamu bosan dan lakukan setiap hari secara kontinu. Nothing to lose saja. Santai tanpa tendensi. Kalau ada postingan yang menggelitik, komen saja. Secara alami, kita akan cek semua yang follow dan like postingan kita, tentu orang lain akan melakukan hal yang sama. Kalau feed kamu bagus dan menarik, bukan tak mungkin mereka akan follow akunmu. Kalau tidak, biasanya mereka akan bomlike.
5. Bomlike
Bomlike juga memberi kesempatan untuk mendapatkan jumlah like bejibun. Siapa yang tak suka dibomlike? Yakin? Suka banget stalking akun teman tapi enggan beri like? Sungguh tidak berfaedah pekerjaanmu. Berbeda jauh ya kalau stalking mantan atau kekasih sang mantan, memberi like adalah h a r a m hukumnya, tapi kalau teman mengapa tidak beri like saja sekalian? Gengsi? Takut ketahuan kalau stalking? Kepo? Ingin tahu kehidupannya? Saya kasih tahu ya, stalking Instagram teman tidak akan membantu apa-apa selain hanya memperkuat asumsimu akan sesuatu. Padahal kamu sadar bahwa postingan di media sosial tak selalu kehidupan asli yang sedang ia jalani. Bisa saja latepost, bisa saja yang kamu anggap curhat itu hanyalah cuplikan dari kisah hidup orang lain, yang kamu anggap galau itu bisa jadi memang ia sedang mengerjakan novel atau puisi yang sebagian dijadikan caption postingan, dan lain-lain. Lalu kamu menyimpulkan kehidupan temanmu seperti yang ada dalam pikiranmu. Ya bisa jadi benar, tapi sayangnya kamu bukan Tuhan yang tahu segala isi hati manusia. Jatuh-jatuhnya kamu sendiri yang sakit karena terlalu ingin campur urusan pribadi seseorang.
(kredit: dagny.com) |
Nah, saya melakukan hal lain. Stalking yang eksibisionis. Saya tidak akan malu mengakui, lagipula saya tandai dengan memberi love pada setiap postingannya. Memang kadang tidak semua postingan saya baca captionnya, tapi minimal ada sesuatu yang saya lakukan untuk membuat orang lain bahagia. Jumlah like itu penting lo. Semakin banyak like, kesempatan untuk berada pada posisi “top post” itu lebih besar. Apa untungnya? Kesempatan buat dilihat banyak orang lebih besar. Semakin banyak yang lihat, minimal orang tahu itu postingan kita, selanjutnya melihat postingan kita, lalu stalking akun kita, hasil akhir bisa jadi followers bertambah. Hm, atau bisa jadi beberapa agensi yang sedang mencari influencer untuk endorse produk akan tertuju pada akun kita.
6. Minta bantuan teman
(kredit: merdeka.com) |
Buat saya sih ini cara paling ampuh untuk mendapatkan like. Share link postinganmu di grup. Beberapa agensi dan perusahaan ingin postingan hasil kerjasama itu engagementnya tinggi. Mau tidak mau kita harus cari like dan komentar sebanyak mungkin. Atau kamu yang ikut kontes dan membutuhkan vote banyak. Sayangnya cara ini tidak bisa dilakukan terus menerus. Selain teman kita akan malas, juga akan membosankan. Tidak semua orang akan memberikan like secara terus menerus dengan diminta. Saran saya untuk poin ini, lakukanlah jika memang sangat dibutuhkan.
7. Posting pada jam-jam aktif
Memosting pada jam-jam aktif terbukti memberikan impression tinggi. Tidak selalu sih. Menurut saya, memosting foto pada jam-jam aktif memang memberi kesempatan dilihat oleh lebih banyak orang, tapi tidak selalu berkorelasi dengan jumlah like. Secara naluri kan mmang begitu. Tidak semua orang mau memberi like. Cukup dilihat dan dibaca saja. Saya tidak tahu mengapa seperti itu. Padahal kalau memang postingannya bagus, menekan dua kali pada postingan teman justru lebih berfaedah. Ada kesempatan buat diingat, “Oh, orang itu selalu like postingan gue.” Pada suatu waktu dia akan like balik, atau malah justru memberi like di semua postinganmu tanpa harus diminta.
Baca juga Beberapa Karakter Pengguna Instagram
8. Cek niche followers
Buat saya poin ini tak kalah penting. Sama seperti saat kita punya anak, kamu juga perlu perhatikan anakmu suka apa, tidak suka apa, karakter anakmu bagaimana, dll. Setelah tahu, berilah dia treatment sesuai kesukaan, tentu kita juga perlu didik anak sebagik mungkin dengan cara yang baik. Perhatikan apakah followersmu kebanyak ibu-ibu, bapak-bapak, atau anak usia belasan tahun. Ini juga berkaitan dengan pasar produk yang akan kita jual. Jangan egois. Ya, saya sih kadang egois juga ya. Menurut saya, ungkapan, “Masalah buat elo? Ini kan Instagram gue, kenapa elo yang repot?” itu ada benar salahnya. Kalau tujuan kita dapatkan banyak like, tentu tidak boleh egois dong. Segala foto anak lagi tidur dengan umbel nempel, foto kucing pup, foto blur dalam sebuah acara, sembilan foto selfie yang diposting berturut-turut dalam rentang waktu beberapa menit, atau postingan-postingan mengganggu lainnya, tentu jangan harap mendapat banyak like dan followers.
Sepatutnya kamu juga belajar bagaimana memberi hiburan kepada followers dengan totalitas dan sepenuh hati. Sayangilah kuota followersmu dan kuotamu sendiri, karena Instagram memang cukup menyita kuota jika dibandingkan dengan Twitter dan Facebook. Kalau kamu masih egois dengan menganggap itu akunmu ya suka-suka kamu, jangan sama sekali berharap followers dan like banyak. Jalani hidupmu dengan baik dan posting apa saja yang kamu suka. Bahagiakan diri. Bukankah itu yang lebih penting. Apalagi buat kamu yang sudah punya jabatan dan gaji bagus, tidak perlu lagi mencari uang lewat Instagram, bukan?
Bagaimana? Kesulitan ya? Ribet? Emang iya. Ada beberapa postingan yang saya buat tanpa hastag. Tidak ada tendensi untuk mendapatkan impression tinggi. Hanya ingin mencurahkan isi hati dengan puisi, misalnya. Tak hanya tanpa hastag, tapi juga saya posting tengah malam. Tentu orang-orang sudah tidur dong, tapi apa yang terjadi? Besok paginya saat bangun jumlah likenya sudah mencapai 200-an. Tidak selalu juga sih, postingan tanpa hastag akan mendapatkan impression tinggi. Kembali lagi pada siapa kita? Apa kita populer? Apakah kita berpengaruh di kalangan kelompok tertentu? Kalau iya, tentu tak perlu melakukan cara-cara di atas untuk mendapatkan banyak like.
Tentunya, setiap apa yang kita inginkan butuh perjuangan ya. Kita mau makan ya kerja untuk dapat uang, kita mau tidur nyaman ya kudu punya kasur empuk, mau punya istri salehah ya ya berusaha salehkan diri terlebih dahulu, mau dapat like banyak ya cobalah like postingan orang, mau dapat followers banyak ya follow orang atau promosikan akun kita. Tidak ada yang instan d dunia ini, Mas Mbak.
Eh, siapa bilang tidak ada yang instan? Ada kok. Makanan saja ada, mi instan, bubur instan, ayam instan, dll. Untuk dapatkan like banyak tentu bisa dong dengan cara instan, tapi saya belum pernah praktekkan. Pengen praktekkan sih tapi belum sempat dan belum mau. Haha... Apa itu?
- Beli like
Akun jua like sudah banyak. Tinggal pilih saja mana yang sesuai. Ada yang aktif ada yang pasif. Yang pasif ya robot, kalau yang aktif ya benar-benar manusia. Organik kok. Cuma ya itu, ada yang benar-benar akun personal, ada yang bukan. Ah, entahlah. Saya mah belum pernah melakukan dan belum punya data valid untuk menceritakan asumsi-asumsi saya. Cuma kalau memang kepepet, cara ini bisa diaplikasikan.
- Pakai aplikasi
Ada aplikasinya. Apa ya? Coba browsing deh. Beberapa aplikasi menawarkan untuk dapatkan like secara otomatis. Beberapa orang kemungkinan sukses menggunakan aplikasi tersebut, kalau tidak, tiak mungkin aplikasi tersebut berjaya. Saya belum pernah pakai. Cuma kalau aplikasi tambah followers saya pernah coba. Saya ujicobakan untuk akun fake. Saya coba buat akun lain dan memang terbukti bisa menambah followers. Hanya saja sebagai konsekuensi, jumlah following akan bertambah terus. Entah itu bagaimana caranya bisa begitu. Yang jelas semakin sering pakai semakin banyak jumlah followingnya dan saya tidak bisa kontrol. Bisa dibayangkan kalau saya pakai untuk di akun benar. Untung saja. Nasib akun fake tersebut sekarang entahlah bagaimana. Lagipula, aplikasi sejenis itu menurut saya kurang aman. Karena rentan dihack ya, kata saya.
Mungkin masih ada cara-cara lain untuk menambah like dengan cara organik atau pun yang praktis. Saya belum tahu dan mungkin akan tahu suatu saat. Yang jelas buat saya sih, jangan pelit untuk memberi like pada postingan orang lain. Apalagi jika teman kita sedang promosikan produk mereka, beriklan, sedang menjadi buzzer. Kenapa tidak sih? Jangan terlalu sirik dengan pekerjaan orang lain. Cukup tekan dua kali postingan orang lain, bukan? Tidak disuruh membayar kok. Kalau teman kita berhasil dalam pekerjaannya, bukannya kita juga ikut senang? Bahagia lagi kalau kita mendapatkan imbasnya, misalnya ditraktir. Ya kecuali kamu sirik sih. Lalu berkomentar, "Orang itu ngiklan terus deh." Pada suatu hari kamu pasti melakukan hal yang sama, iklan/promosi produk atau usahamu. Lalu tidak ada satu pun yang merespon. Siap-siap saja untuk tidak baper. Hehe... (Uwan Urwan)
Comments