Halo, kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah doodle. Iya kan? Tentu saja. Buku mewarnai untuk dewasa sekarang tidak hanya jadi trending di kalangan masyarakat perkotaan, tapi juga sampai pelosok. Hm, bisa jadi sih beberapa orang belum paham istilahnya meski jika disodorkan akan tahu.
Ini salah satu doodle karya saya untuk sebuah proyek di resort Bali |
Nah udah tahu contohnya kan. Sekarang saya akan bahas sedikit pengertiannya. Menurut Wikipedia, doodle adalah gambar sederhana yang memiliki makna representatif beton atau mungkin hanya bentuk-bentuk abstrak. Kalau secara bahasa, doodle adalah gambar tidak berarti.
Pernah bosan mendengarkan guru atau dosen mengajar lalu mulai mencari halaman kosong untuk dicorat-coret? Hasil akhirnya bisa beragam, monster kambing berkepala ular, sekumpulan benang-benang ruwet, atau bentuk abstrak lain, tapi tak jarang juga punya makna khusus. Itu doodle. Pernah tahu juga kan pada zaman dulu ada simbol-simbol di gua atau di hatimu #eh. Itu juga doodle. Tapi.. Tapi... Kini doodle mengalami penyempitan makna. Justru doodle masa kini adalah coretan bertema dan jadi populer di seluruh dunia. Seperti buku doodle saya yang sempat ngehits (kata saya) di toko buku di seluruh Indonesia. Wkwk.. Beberapa teman mejelaskan bahwa doodle itu ini.. Itu... Pengertian baru yang saya tidak tahu. Sepertinya akibat kurang update sih. Baiklah lupakan masalah pengertian, saya dibuat pusing karenanya.
Halo, ini buku doodle saya yang terbit Februari 2016 lalu |
Kali ini saya tidak akan membahas tentang doodle lebih jauh, tapi tentang bagaimana sih caranya mewarnai objek. Kita kembali lagi menjadi anak-anak. Eh, jangan salah, anak usia lima tahun ada yang jago mewarnai lo. Saya saja mengaku kalah. Jadi saya coba share sedikit ilmu yang saya pahami.
1. Berimajinasi
Jadi begini, mewarnai sebenarnya pekerjaan menyenangkan. Mau pakai media apapun, teknik mewarnai sama saja. Hal paling mudah jika kita sedang melihat objek, botol misalnya, dan kita ingin mewarnai sebuah botol dengan warna hijau. Letakkan botol di meja dan perhatikan bagian yang terkena sinar dan tidak. Jelas terlihat ada bagian gelap dan terang.
Bisa membayangkan mana bagian gelap dan terangnya? |
Sekarang beralih pada gambar. Bayangkan ada cahaya menerpa salah satu sisi botol. Bagian yang terkena sinar pasti lebih terang ketimbang yang tidak.
Jadi begini, ambillah seluruh warna hijau dalam kotak pensil warna. Bisa dipastikan ada warna hijau tua dan hijau muda. Sapukan hijau tua untuk sebagian sisi yang tidak terkena cahaya lalu lanjutkan dengan membubuhkan hijau muda.
Eitsss.... Tunggu dulu. Mewarnai adalah proses imajinasi, menggunakan perasaan untuk menggunakan warna sebaik mungkin. Untuk menghasilkan warna pekat, pensil warna agak ditekan. Tapi hati-hati, ujung pensil warna sangat rapuh,seperti hati. Jadi menekan pun harus dengan lembut. Untuk bagian yang semakin terang, angkatlah sedikit, sehingga warna yang dihasilkan tidak terlalu pekat.
Teknik ini digunakan untuk memberi efek hidup pada gambar yang akan kita warnai. Bandingkan saja jika hanya menggunakan satu warna, tampilannya akan monoton.
Jadi begini, ambillah seluruh warna hijau dalam kotak pensil warna. Bisa dipastikan ada warna hijau tua dan hijau muda. Sapukan hijau tua untuk sebagian sisi yang tidak terkena cahaya lalu lanjutkan dengan membubuhkan hijau muda.
Eitsss.... Tunggu dulu. Mewarnai adalah proses imajinasi, menggunakan perasaan untuk menggunakan warna sebaik mungkin. Untuk menghasilkan warna pekat, pensil warna agak ditekan. Tapi hati-hati, ujung pensil warna sangat rapuh,
Teknik ini digunakan untuk memberi efek hidup pada gambar yang akan kita warnai. Bandingkan saja jika hanya menggunakan satu warna, tampilannya akan monoton.
2. Gradasi itu perlu
Heiyo, mewarnai itu menyenangkan lo (sengaja kalimat ini diulang-ulang). Setelah tahu bagian gelap dan terang pada objek, yuk belajar memakai banyak warna senada. Poin pertama sih sudah menjelaskan bagian gelap dan terang ya. Jadi, bagaimana kalau ingin mewarnai daun. Gampang. Jika pakai pensil warna, ambillah warna hitam, hijau tua, hijau muda, dan kuning. Sapukan hitam pada bagian yang menurut kita gelap (aplikasikan teknik pada poin satu) sedikit saja. Lalu timpa dengan hijau tua ke bagian yang agak terang, berlajut dengan warna hijau muda, dan terakhir kuning. Penggunaan warna sebanyak ini bisa digunakan saat objek ukurannya cukup besar (ya kira-kira saja sendiri). Untuk daun yang kecil bisa pakai dua atau tiga warna saja. Jika pakai crayon, cat air, atau yang lainnya, sebenarnya sama saja caranya sih.
3. Tabrak warna
Ini juga bisa dibilang tabrak warna sih meski kurang mencolok |
Tidak perlu takut bermain warna. Untuk yang bergenre abstrak, bisa saja main tabrak warna. Merah, hitam, kuning, hijau, dan apa saja. Warnai saja jika memang untuk belajar. Kalau menurutmu hasilnya jelek tidak akan berpengaruh apa-apa buat orang lain. Pasti untuk selanjutnya bisa lebih bagus lagi teknik tabrak warnanya.
4. Buka tutorial di youtube
Satu hal yang sangat membantu saya dalam padu padankan warna adalah Youtube. Ada banyak orang yang dengan baik hati sekali berbagi ilmu gratis melalui video. Tentu koneksi internet di rumah harus kencang. Apalagi Youtube sudah menjadi konsumsi wajib untuk belajar mewarnai. Ada banyak teknik yang bagus sekali untuk ditiru dan dimodifikasi.
Tanti Amelia sempat menjadi juara pertama Eat Travel Doodle Competition di Kuala Lumpur, Malaysia (kredit: Tanti Amelia) |
Dari saya sih begitu. Sebenarnya teknik mewarnai ada banyak, bergantung tujuan dan kebutuhan. Berbeda orang beda teknik, beda hasil. Tanti Amelia, ilustrator, blogger, sekaligus penulis hits pun punya tips tersendiri. Tangannya luwes bermain warna tanpa ragu. Biasanya ia memulai dengan kertas kosong, lalu membuat sketsa dengan pensin 8B. Sketsa apaaan? Ya sketsa objek untuk diwarnai. Sepertinya memang lebih baik saya buat poin-poin ya
(kredit: Tanti Amelia) |
1. Setelah membuat sketsa, sapukan pinggiran objek dengan cat poster warna hitam.
2. Sapukan warna bold muda kemudian dicampur warna putih untuk efek warna lebih muda. Semakin ke tengah semakin muda. Contohnya gambar di bawah ini
(kredit: Tanti Amelia) |
3. Carilah warna kontras dari objek utama, misalnya kuning. Untuk gambar ini adalah burung dan ekornya.
4. Dalam satu objek, burung misalnya, minimal menggunakan tiga warna kontras. Misalnya merah, kuning, dan jingga.
5. Gradasikan semua warna, baik kuning, merah, dan biru yang digunakan. Caranya dengan mencampur warna putih atau warna lain juga bisa.
(kredit: Tanti Amelia) |
6. Untuk background, sapukan warna putih terlebih dahulu sebagai dasar.
7. Lalu cari warna yang mendekati. Satu kali sapuan kuas pakai dua warna.
8. Kreasikan dan taraaa... sudah jadi.
Baca juga : Gambar ilustrasi abstrakmu bisa jadi desain gambar untuk kaos lo!
Kombinasi yang pas, bukan? (kredit: Tanti Amelia) |
Belum puas rasanya ya? Masih ada yang mengganjal? Tenang, masih ada satu lagi tips dari Winda Krisnadefa, penulis yang juga lettering and mural services ternama dari ibukota. Bikin poin-poin lagi ya.
Winda sedang berpose dengan karyanya (kredit: Winda Krisnadefa) |
1. Usahakan untuk gradasi pakai satu tone warna, misalnya hijau: hijau lemon, hijau muda, hijau eek kuda (katanya), hijau tua, dan hijau lain.
2. Mau tabrak warna? Jangan nanggung. Nah lo, benar kan apa kata saya. Hajar saja. "Intinya kalau mau ngaco, ngaco aja sekalian," kata Winda. Tak heran ia pun mereferensikan karya @helen_dardik yang fullcolor dan tabrak warna, tapi enak dilihat.
Salah satu karya @helen_dardik yang saya culik dari instagramnya |
4. Mau membuat warna yang bergliter? Sebaiknya dicampur dengan warna nongliter yang kontras, misalnya gold glitter dipadankan dengan biru tua atau hitam dove atau silver dipadukan dengan maroon dove.
5. Cat, marker, tinta, pensil warna, crayon, semua punya karakter berbeda di media kertas. Media kertas pun beragam, ada yang bertekstur permukaan lembut, ada yang kasar. Baik buat kamu selalu uji coba dengan media yang berbeda untuk tahu bagaimana mengombinasikan warna. Saya suka sekali uji coba dengan media lain, seperti mug, piring, kayu, tripleks, dan kain. Memang kadang agak menjengkelkan kalau kebetulan medianya sulit menyerap warna
Setiap media punya keunggulan dan kelemahan masing-masing, seperti media dari kulit kayu ini (kredit: Tanti Amelia) |
Beberapa tips di atas bisa langsung kamu coba di rumah masing-masing. Bisa juga di rumah tetangga sih, asal tetap belajar mewarnai ya, bukan hal lain. Jika kamu tidak menemukan tips yang kamu inginkan, pada lain kesempatan saya akan mengkhususkan tips ini, tulis saja di kolom komentar kamu ingin belajar apa. Daaaan penutup yang baik dari Winda, yaitu mewarnai itu harusnya sih menyenangkan, jadi have fun sajalah. Kalau hasilnya menurut kamu jelek juga, belum tentu kata orang lain jelek. Tetap postinglah di media sosial kamu. Semoga bermanfaat. (Uwan Urwan)
Comments