Perilaku akun-akun di Twitter memang seringkali menjadi pusat perhatian. Apalagi bagi yang sudah lama punya akun Twitter. Pasti lebih banyak mengerti mengenai trending topik. Trending topik ada dua, yang skala dunia dan skala nasional. Eh, ada lagi, skala regional. Biasanya trending topik memegang peranan penting untuk lebih banyak diketahui orang banyak. Cara mencari informasinya melalui hastag.
Hastag diibaratkan gudang informasi sebuah topik yang sedang dibicarakan pada saat itu di jagat maya. Perusahaan banyak menggunakan jasa buzzer untuk mencapai titik trending topik. Biasanya yang dikejar itu posisi pertama.
Trending topik fungsinya mirip dengan iklan di televisi, untuk memberi tahu bahwa ada produk baru, rasa baru, kemasan baru, jasa baru, promo baru, dan lain-lain. Semakin banyak orang tahu, kemungkinan besar akan mencoba produk tersebut. Jika cocok pasti akan mencari produk yang sama. Untuk event, kurang lebih sama. Kalau ada event konser anak muda berbakat di Situbondo, kita dapat mengangkat kegiatan tersebut. Jika ada yang tertarik, bisa jadi ada yang menjadi sponsor atau tiba-tiba beberapa orang tertarik untuk mengundang dalam acara skala nasional. Who knows? Semua kemungkinan bisa terjadi.
Nah, bagaimana caranya kalau kita punya kegiatan ingin jadi trending topik di Twitter sampai orang-orang ingin tahu mengenai kegiatanmu? Saya ada beberapa tips buat kamu.
- Siapkan akun-akun Twitter
Pengalaman saya sih 10 orang sudah bisa mencapai trending topik peringkat pertama skala nasional selama dua jam (bisa lebih kalau mampu). “Nge-tweet minimal tujuh orang serempak memakai satu hastag dan dalam waktu minimal 15 menit tanpa berhenti sudah bisa mencapai trending topik,” kata Ani Berta, buzzer dan blogger. Widya Candra Dewi, buzzer dan blogger juga menambahkan jika ada trending topik tandingan yang diperkirakan pesertanya lebih banyak, perlu lebih banyak orang lagi, minimal 20 orang.
- Siapkan hastag
Disarankan untuk menggunakan satu hastag pendek yang menjadi kunci suatu program. Berbeda dengan Instagram dan Facebook yang punya ruang lebih banyak, Twitter hanya punya ruang 140 karakter. Seperti yang sudah disampaikan pada poin pertama, hastag sangat berguna untuk pengguna Twitter yang sedang aktif pada saat itu.
Trending topik ada yang berdasarkan pesanan dan ada yang tidak. Biasanya pemerintah atau instansi membayar buzzer untuk mengangkat suatu topik, kebetulan saya dan teman-teman lebih banyak menjadi buzzer untuk hal-hal positif, bukan politik apalagi yang mengadu domba. Beberapa akun besar justru tak perlu repot membayar orang untuk membuat trending topik, misalnya akun @nulisbuku dengan hastag #puisimalam. Biasanya #puisimalam punya tema dan dilakukan satu jam dari pukul 23.00 sampai 00.00 WIB.
- Nge-tweet, RT, like, quotes
Lagi-lagi sudah disinggung pada poin pertama. Tugas buzzer untuk mencapai suatu trending topik itu ngetwit, retweet, like, quotes berturut-turut dan serempak. Jika tidak serempak, trending topik akan kesulitan dicapai. Juga nge-tweet jangan jarang-jarang. Keberhasilan buzzer itu jika trending topik nasional. Dibutuhkan kerjasama antarbuzzer untuk mencapai target itu. Jika tidak, kita tidak akan pernah mencapai trending topik. Lupakan cita-cita untuk menjadi buzzer.
- Minimal punya 1.000 followers
Untuk poin ini sih saya kurang bisa menjelaskan ya. Biasanya buzzer terpilih memang punya followers minimal 1.000. Kalau lebih malah bagus. Kenapa, semakin banyak followers, pesan yang disampaikan akan sampai ke lebih banyak orang. Nah, bonusnya kalau trending topik, akan semakin banyak orang yang tahu informasi tersebut.
Kenapa akun buzzer dapat menjadi media promosi suatu produk, jasa, atau event? Menurut saya jika pakai iklan di televisi atau media cetak, biayanya akan sangat mahal. Bayangkan saja untuk membuat iklan dengan durasi beberapa puluh detik, biaya yang dikeluarkan instansi berapa menurutmu? Satu juga? Dua juta? 10 juta? Hm, kebetulan teman saya bekerja di sebuah PH yang pekerjaannya membuat iklan-iklan di televisi. Bayangkan, perusahaan bisa mengeluarkan 100juta atau lebih untuk satu iklan.
Coba saja misalnya iklan sampo. Perusahaan harus membayar artis, make up artis, pembuat skenario, videographer, editor, dan desainer baju yang akan dikenakan sang artis. Tak hanya itu biaya perizinan, konsumsi, transportasi (seringkali shooting untuk iklan seperti itu di luar negeri), hotel, dan hal-hal kecil lain. Apakah berhenti di situ saja? Tidak. Biaya iklan di televisi dan media online tak murah. Seringkali lihat iklan yang muncul di website seseorang atau di Youtube? Nah, itu tidak murah. Beberapa perusahaan mengakali dengan pakai jasa buzzer untuk beriklan di media sosial. Apalagi saat ini adalah masa kejayaan media sosial. Tentu peran buzzer sangat penting. (Uwan Urwan/narasumber: Ani Berta dan Widya Candra Dewi)
Comments