Kalau ada yang bertanya, “Kota pahlawan itu di mana?” Jawaban pertama yang terlintas dalam benakmu apa? Saya yakin sebagian besar dari kamu akan menjawab, “Surabaya”. Surabaya memang punya pesona sendiri. Punya sejarah yang cukup dalam dan potensial untuk diingat kembali. Untuk itu dibangunlah monumen Tugu Pahlawan bangunan monumental yang diresmikan langsung oleh Ir. Soekarno.
Kebetulan saya sedang liburan ke Surabaya. Tak lengkap rasanya jika saya tidak cari penginapan yang nyaman. Kebetulan saya akan bertemu teman lama di pusat kotanya. Ada banyak hotel sebenarnya dan pilihan terbaiknya adalah Ibis Surabaya City Centre. Kebetulan memilih hotel yang nyaman bukanlah hal mudah. Beberapa review di internet memberi kemudahan dalam mendapaykan informasi apa saja yang diinginkan. Saya reservasi kamar non-smooking room untuk kenyamanan saat beristirahat.
Perjalanan dari Situbondo menuju Surabaya memang cukup panjang. Kira-kira menghabiskan 5—6 jam di perjalanan. Untunglah bus yang saya tumpangi bebas hambatan, karena tidak masuk ke Terminal Bayuangga, Probolinggo. Biasanya tiap naik bus, selalu masuk terminal dan pindah ke bus lain, baik di terminal atau pun di tengah perjalanan. Saya tidak tahu mengapa banyak bus yang melakukan hal itu, padahal bus tersebut harusnya mengantarkan penumpang ke lokasi tujuan sesuai lael tujuan bus yang tertera. Suatu saat saya akan bertanya kepada supir atau kondektur mengenai itu. Setiba di Terminal Bungurasih, saya langsung menuju hotel menggunakan ojek online yang.
Strategis
Ibis merupakan bagian dari perusahaan besar AccorHotels, di mana AccorHotels adalah perusahaan multinasional terbesar di Perancis. Perusahaan ini didirikan tahun 1967 yang sudah membuka ribuan hotel di lima benua, termasuk di Asia (Indonesia ada di dalamnya). Accor Group terus berkembang sampai merambah ke Indonesia.
Terletak di Jalan Basuki Rahmat Nomor 94-96, saya hanya perlu waktu sekitar 30 menit menggunakan transportasi ojek online dari Termina Bungurasih. Bila kamu travelling ke Surabaya menggunakan Kereta Api, Stasiun Gubeng atau Stasiun Pasar Turi pun tak jauh dari lokasi (kira-kira 15 menit dari stasiun). Sangat strategis jika kamu ingin menikmati pusat kota Surabaya. Ada banyak kendaraan juga yang siap mengantarkan ke mana pun tujuanmu. Untuk perjalanan ke Bandara Juanda pun tak membutuhkan waktu lama, sekitar 30 menit.
Menurut saya, jika kamu ingin hotel dengan harga ekonomis, tapi pelayanan maksimalis, Ibis Surabaya City Centre memang pilihan terbaik. Mulai dari resepsionis saya dimanjakan dengan desain interior sederhana tapi elegan dan modern. Tidak perlu bingung juga untuk mencari spot jika ingin berswafoto. Lobi pun cukup luas. Ada bunga sedap malam yang siap menemani sepanjang waktu. Saya kira jika kamu termasuk tamu yang sedang menunggu teman, kursi-kursi yang nyaman dan desain interior yang siap manjakan mata, tak akan membuatmu kebosanan.
Di Ibis Surabaya City Centre tak perlu repot saat ingin berbelanja kebutuhan pribadi atau cemilan. Ada minimarket yang terdapat mesin ATM di samping kiri, di seberang jalan ada toko buku dan gedung. Mall paling dekat ya Tunjungan Plasa sekitar 10 menit jalan kaki dari hotel. Restoran-restoran dan tempat nongkrong juga ada di sekitar hotel.
Ibis ke-1000
Saya bisa dibilang beruntung menginap di sana, sebab selain strategis, Ibis Surabaya City Centre termasuk hotel Ibis yang ke-1000 di dunia. “Ada dua hotel Ibis yang ke-1000 di dunia, satu di Surabaya, jelas Diar Listya, Executive Secretary and Public Relation. Ibis Surabaya City Centre termasuk hotel bisnis, di mana ada dua ruang yang bisa dipakai untuk rapat. Ada ruang kapasitas besar dan kecil. Kebetulan memang kebanyakan tamu memang kebanyakan menginap untuk tujuan bisnis. Saking nyamannya, Ibis Surabaya City Centre juga banyak dikunjungi oleh kru-kru dari berbagai armada penerbangan udara.
Kasur yang nyaman untuk beristirahat (Kredit: @eja.shehzade) |
Handuknya lucu ya (Kredit: @eja.shehzade) |
Tiap kamar memiliki desain sama. Yang berbeda hanya terletak pada pemandangan di luar jendela kamar dan jenis tempat tidur (one bed atau twin bed). Desain interior kamar simpel dan hangat. Itu terlihat dari penggunana ornamen kayu di dinding tempat tidur, meja, lemari, dan lantainya. Lemari bersifat terbuka untuk memudahkan saat mengambil atau meletakkan pakaian atau perlengkapan lain. Tirainya pun memiliki desain unik dengan tiga lapis warna, oranye hingga cokelat. Kita bisa menggeser tirai tersebut jika ingin melihat desain tirainya. Kamar mandi pun tak kalah unik. Konsepnya kapsul dan ada pintu kaca di dalamnya. Pintu kaca bisa ditutup saat mandi untuk menghindari percikan air merembes ke mana-mana.
Wi-fi selama di hotel pun lancar. Saya bisa berkomunikasi dan browsing informasi apapun yang sedang dibutuhkan pada saat itu. Sempat mengalami masalah karena laptop tidak dapat tersambung ke jaringan internet. Begitu saya beritahu, tim IT langsung membantu masalah saya. Tidak membutuhkan waktu lama, kemudian saya bisa berselancar di internet menggunakan laptop.
Jika kamu tidak membawa laptop, di lantai satu ada internet corner. Ada dua komputer yang memang disediakan untuk tamu. Biasanya pada saat terdesak kamu membutuhkan internet menggunakan PC dan kamu bebas menggunakan itu. Hanya saja, tidak disediakan port untuk flashdick atau hardisk. Kamu bisa melakukan penyimpanan data melalui Google Drive atau email untuk keamanan.
Oh ya, saya juga berkesempatan berkeliling Ibis Surabaya City Centre dan melihat rooftop. Memang belum termanfaatkan sih, hanya saja pemandangan dari rooftop cukup mengagumkan. Kebetulan saya naik pada siang hari, pada malam hari tentu saja akan ada lautan cahaya yang bisa diabadikan. Cukup instagramable untuk diposting dengan caption “Suasana malam di Surabaya”. Serius keren, tapi sayang tidak dibuka untuk umum untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pintu menuju rooftop dikunci dan tidak semua orang diizinkan masuk. Maaf, bagian ini hanya untuk pamer saja. Hehe...
Higienis
Sarapan di Ibis Surabaya City Centre sudah dibuka sejak pukul 04.00 pagi lo. Saya pun terkejut saat diberitahu. Ternyata banyak tamu yang harus meninggalkan hotel pada pagi-pagi buta. Mau-tidak mau sarapan dibuka pada pukul 04.00. Namun menu pada pukul 04.00—06.00 tidak lengkap. Hotel ini menyajikan banyak sekali menu mulai dari makanan berat, makanan ringan, makanan penutup, sampai infused water. “Bandingkan saja dengan hotel-hotel sekelas bintang tiga lain di area surabaya, Ibis Surabaya City Centre termasuk yang paling banyak untuk menu sarapannya,” kata Chef Hanny.
Ada banyak pilihan menu di Ibis Surabaya City Centre (Kredit: @eja.shehzade) |
Konsep restorannya juga simpel dan elegan (Kredit: @eja.shehzade) |
Restoran Ibis Surabaya City Centre bisa dibilang cukup luas dengan pencahayaan alami dari jendela kaca besarnya yang langsung mengarah ke luar. Memanfaatkan pencahayaan alami memang lebih asyik. Selain itu juga bisa menghemat penggunaan listrik saat siang hari. Konsep restoran pun sederhana, elegan, dan modern.
Makan siang dan makan malam saya memilih duduk di restoran Ibis. Kenapa? Menurut informasi menu di restonya berbeda dengan makanan di luar. Ya, kalau ingin mi instan, ayam goreng, atau junk food, sebenarnya saya tinggal ke luar hotel dan memilih rumah makan/restoran terdekat. Tidak lengkap dong saya menginap di sana lalu tidak menikmati kelezatan masakan di restonya.
Kira-kira kalau kamu pergi ke sebuah restoran, misalnya restoran korea, kamu akan pesan apa? Tidak mungkin dong pesan sate padang. Pasti kamu sudah tahu kira-kira makanan seperti apa yang akan disajikan. Biasanya saya sih selalu minta rekomendasi kepada pelayannya makanan yang paling banyak diminati. Nah, karena menu di Ibis Surabaya City Centre 80% masakan Indonesia, sisanya chinese dan western, tentu akan lebih pas di lidah orang Indonesia seperti saya.
Bebek kretep termasuk menu paling laris (Kredit: @eja.shehzade) |
Ayam bakar madu yang tak kalah lezat. Kamu harus cobain |
Dori sambal dabu-dabu, ayam bakar madu, dan bebek kretep adalah makanan pilihan saya. Ketiga menu itu pun saya pilih atas rekomendasi Chef Hanny dan Mbak Diar karena yang paling diminati. Apa perlu saya ceritakan satu per satu? Hem, inginnya sih begitu, hanya saja saya khawatir kamu akan meneteskan air liur saat membacanya. Secara umum, ketiga makanan berat itu bumbunya pas di lidah, tidak keasinan, tidak terlalu banyak bumbu, tidak terlalu ini dan itu. Saya pun lalu sadar, yang memasak adalah seorang chef, tentu saja segalanya diperhitungkan dengan baik, mulai dari persiapan, cara memasak, sampai porsi yang disajikan. Oh ya, sekadar saran, jika makan di sana, sebaiknya memesannya satu per satu saja. Sebab porsi makanan utamanya terlihat kecil, tapi sebenarnya cukup memenuhi isi perut. Kalau habis dan masih ingin makan lagi, baru pesan. Kekhawatiran saya cuma satu, makanan yang dipesan dan tidak habis itu mubazir. Begitu pun kalau sarapan. Mengambil seperlunya saja. Jika ingin mencicipi semua makanan yang ada, sebaiknya mengambil porsi sedikit-sedikit saja.
Menu di restoran Ibis Surabaya City Centre sudah disesuaikan dengan selera. “Kebetulan yang menginap di sini kebanyakan pebisnis, jadi mereka biasanya tidak mau ribet. Datang dari kunjungan, lapar, makan,” tambah Chef Hanny.
Untuk menarik pengunjung, di restoran juga ada barbeque pada skamis dan jumat. Pernah barbeque diset pada hari sabtu dan minggu, tetapi karena tamu kebanyakan ramai pada hari aktif, setelah diubah ke hari kamis dan jumat, jumlah peminatnya meningkat tajam. Pada sabtu dan minggu biasanya disediakan menu angkringan dan jajanan pasar. Lagipula di restoran jauh lebih higienis ketimbang makan di luar hotel.
Sambil menunggu menu siap dihidangkan (captired by @eja.shehzade) |
Higienis? Di tempat lain juga pasti bersih. Kan dicuci. Benar sekali. Berbeda dengan di hotel. Semua peralatan makan dan makanannya higienis. Air dari PDAM yang digunakan di dapur selalu melalui mesin Water Purifier untuk membunuh organisme. Proses pencucian alat makan pun melalui beberapa tahap, setelah dicuci kemudian disinari UV. Persiapan bahan mentah ada di ruang tertutup dan saat menyajikan makanan yang telah matang selalu menggunakan sarung tangan. “Untuk kebersihan kami sudah menjaminnya. Meskipun untuk cuci piring, airnya dipanaskan kembali untuk memastikan kebersihannya,” kata Chef Hanny saat mengantarkan sata menggeledah dapur Ibis.
Jadi itu juga salah satu alasan kenapa saya lebih memilih hotel Ibis Surabaya City Centre sebagai tempat menginap. Poin-poin yang terjabarkan di atas tentu akan memberi gambaran. Siapa tahu kamu akan berlibur ke Surabaya dan membutuhkan tempat menginap yang nyaman di kantong dan pelayanan menyenangkan. Yuk ke Surabaya! (Uwan Urwan)
Comments