Skip to main content

Nyamannya Menginap di Hotel Ibis Surabaya City Centre

Kalau ada yang bertanya, “Kota pahlawan itu di mana?” Jawaban pertama yang terlintas dalam benakmu apa? Saya yakin sebagian besar dari kamu akan menjawab, “Surabaya”. Surabaya memang punya pesona sendiri. Punya sejarah yang cukup dalam dan potensial untuk diingat kembali. Untuk itu dibangunlah monumen Tugu Pahlawan bangunan monumental yang diresmikan langsung oleh Ir. Soekarno.
Surabaya adalah kota terbesar di Jawa Timur

Kebetulan saya sedang liburan ke Surabaya. Tak lengkap rasanya jika saya tidak cari penginapan yang nyaman. Kebetulan saya akan bertemu teman lama di pusat kotanya. Ada banyak hotel sebenarnya dan pilihan terbaiknya adalah Ibis Surabaya City Centre. Kebetulan memilih hotel yang nyaman bukanlah hal mudah. Beberapa review di internet memberi kemudahan dalam mendapaykan informasi apa saja yang diinginkan. Saya reservasi kamar non-smooking room untuk kenyamanan saat beristirahat.

Perjalanan dari Situbondo menuju Surabaya memang cukup panjang. Kira-kira menghabiskan 5—6 jam di perjalanan. Untunglah bus yang saya tumpangi bebas hambatan, karena tidak masuk ke Terminal Bayuangga, Probolinggo. Biasanya tiap naik bus, selalu masuk terminal dan pindah ke bus lain, baik di terminal atau pun di tengah perjalanan. Saya tidak tahu mengapa banyak bus yang melakukan hal itu, padahal bus tersebut harusnya mengantarkan penumpang ke lokasi tujuan sesuai lael tujuan bus yang tertera. Suatu saat saya akan bertanya kepada supir atau kondektur mengenai itu. Setiba di Terminal Bungurasih, saya langsung menuju hotel menggunakan ojek online yang.


Strategis
Begitu masuk ke dalam, akan disambut suasana seperti ini

Ibis merupakan bagian dari perusahaan besar AccorHotels, di mana AccorHotels adalah perusahaan multinasional terbesar di Perancis. Perusahaan ini didirikan tahun 1967 yang sudah membuka ribuan hotel di lima benua, termasuk di Asia (Indonesia ada di dalamnya). Accor Group terus berkembang sampai merambah ke Indonesia.

Terletak di Jalan Basuki Rahmat Nomor 94-96, saya hanya perlu waktu sekitar 30 menit menggunakan transportasi ojek online dari Termina Bungurasih. Bila kamu travelling ke Surabaya menggunakan Kereta Api, Stasiun Gubeng atau Stasiun Pasar Turi pun tak jauh dari lokasi (kira-kira 15 menit dari stasiun). Sangat strategis jika kamu ingin menikmati pusat kota Surabaya. Ada banyak kendaraan juga yang siap mengantarkan ke mana pun tujuanmu. Untuk perjalanan ke Bandara Juanda pun tak membutuhkan waktu lama, sekitar 30 menit.

Menurut saya, jika kamu ingin hotel dengan harga ekonomis, tapi pelayanan maksimalis, Ibis Surabaya City Centre memang pilihan terbaik. Mulai dari resepsionis saya dimanjakan dengan desain interior sederhana tapi elegan dan modern. Tidak perlu bingung juga untuk mencari spot jika ingin berswafoto. Lobi pun cukup luas. Ada bunga sedap malam yang siap menemani sepanjang waktu. Saya kira jika kamu termasuk tamu yang sedang menunggu teman, kursi-kursi yang nyaman dan desain interior yang siap manjakan mata, tak akan membuatmu kebosanan.

Di Ibis Surabaya City Centre tak perlu repot saat ingin berbelanja kebutuhan pribadi atau cemilan. Ada minimarket yang terdapat mesin ATM di samping kiri, di seberang jalan ada toko buku dan gedung. Mall paling dekat ya Tunjungan Plasa sekitar 10 menit jalan kaki dari hotel. Restoran-restoran dan tempat nongkrong juga ada di sekitar hotel.

Ibis ke-1000

Saya bisa dibilang beruntung menginap di sana, sebab selain strategis, Ibis Surabaya City Centre termasuk hotel Ibis yang ke-1000 di dunia. “Ada dua hotel Ibis yang ke-1000 di dunia, satu di Surabaya, jelas Diar Listya, Executive Secretary and Public Relation. Ibis Surabaya City Centre termasuk hotel bisnis, di mana ada dua ruang yang bisa dipakai untuk rapat. Ada ruang kapasitas besar dan kecil. Kebetulan memang kebanyakan tamu memang kebanyakan menginap untuk tujuan bisnis. Saking nyamannya, Ibis Surabaya City Centre juga banyak dikunjungi oleh kru-kru dari berbagai armada penerbangan udara.
Kasur yang nyaman untuk beristirahat (Kredit: @eja.shehzade)

Handuknya lucu ya (Kredit: @eja.shehzade)
Tiap kamar memiliki desain sama. Yang berbeda hanya terletak pada pemandangan di luar jendela kamar dan jenis tempat tidur (one bed atau twin bed). Desain interior kamar simpel dan hangat. Itu terlihat dari penggunana ornamen kayu di dinding tempat tidur, meja, lemari, dan lantainya. Lemari bersifat terbuka untuk memudahkan saat mengambil atau meletakkan pakaian atau perlengkapan lain. Tirainya pun memiliki desain unik dengan tiga lapis warna, oranye hingga cokelat. Kita bisa menggeser tirai tersebut jika ingin melihat desain tirainya. Kamar mandi pun tak kalah unik. Konsepnya kapsul dan ada pintu kaca di dalamnya. Pintu kaca bisa ditutup saat mandi untuk menghindari percikan air merembes ke mana-mana.  
Saya mendapatkan kartu ucapan selamat datang dong (Kredit: @eja.shehzade)

Wi-fi selama di hotel pun lancar. Saya bisa berkomunikasi dan browsing informasi apapun yang sedang dibutuhkan pada saat itu. Sempat mengalami masalah karena laptop tidak dapat tersambung ke jaringan internet. Begitu saya beritahu, tim IT langsung membantu masalah saya. Tidak membutuhkan waktu lama, kemudian saya bisa berselancar di internet menggunakan laptop.

Jika kamu tidak membawa laptop, di lantai satu ada internet corner. Ada dua komputer yang memang disediakan untuk tamu. Biasanya pada saat terdesak kamu membutuhkan internet menggunakan PC dan kamu bebas menggunakan itu. Hanya saja, tidak disediakan port untuk flashdick atau hardisk. Kamu bisa melakukan penyimpanan data melalui Google Drive atau email untuk keamanan.
Kamar mandi dengan konsep tabung yang unik

Oh ya, saya juga berkesempatan berkeliling Ibis Surabaya City Centre dan melihat rooftop. Memang belum termanfaatkan sih, hanya saja pemandangan dari rooftop cukup mengagumkan. Kebetulan saya naik pada siang hari, pada malam hari tentu saja akan ada lautan cahaya yang bisa diabadikan. Cukup instagramable untuk diposting dengan caption “Suasana malam di Surabaya”. Serius keren, tapi sayang tidak dibuka untuk umum untuk menghindari  hal-hal yang tidak diinginkan. Pintu menuju rooftop dikunci dan tidak semua orang diizinkan masuk. Maaf, bagian ini hanya untuk pamer saja. Hehe...

Higienis

Sarapan di Ibis Surabaya City Centre sudah dibuka sejak pukul 04.00 pagi lo. Saya pun terkejut saat diberitahu. Ternyata banyak tamu yang harus meninggalkan hotel pada pagi-pagi buta. Mau-tidak mau sarapan dibuka pada pukul 04.00. Namun menu pada pukul 04.00—06.00 tidak lengkap. Hotel ini menyajikan banyak sekali menu mulai dari makanan berat, makanan ringan, makanan penutup, sampai infused water. “Bandingkan saja dengan hotel-hotel sekelas bintang tiga lain di area surabaya, Ibis Surabaya City Centre termasuk yang paling banyak untuk menu sarapannya,” kata Chef Hanny.

Ada banyak pilihan menu di Ibis Surabaya City Centre (Kredit: @eja.shehzade)

Konsep restorannya juga simpel dan elegan (Kredit: @eja.shehzade)

Restoran Ibis Surabaya City Centre bisa dibilang cukup luas dengan pencahayaan alami dari jendela kaca besarnya yang langsung mengarah ke luar. Memanfaatkan pencahayaan alami memang lebih asyik. Selain itu juga bisa menghemat penggunaan listrik saat siang hari. Konsep restoran pun sederhana, elegan, dan modern.

Makan siang dan makan malam saya memilih duduk di restoran Ibis. Kenapa? Menurut informasi menu di restonya berbeda dengan makanan di luar. Ya, kalau ingin mi instan, ayam goreng, atau junk food, sebenarnya saya tinggal ke luar hotel dan memilih rumah makan/restoran terdekat. Tidak lengkap dong saya menginap di sana lalu tidak menikmati kelezatan masakan di restonya.

Maafkan saya sudah posting foto ini (Kredit: @eja.shehzade)

Kira-kira kalau kamu pergi ke sebuah restoran, misalnya restoran korea, kamu akan pesan apa? Tidak mungkin dong pesan sate padang. Pasti kamu sudah tahu kira-kira makanan seperti apa yang akan disajikan. Biasanya saya sih selalu minta rekomendasi kepada pelayannya makanan yang paling banyak diminati. Nah, karena menu di Ibis Surabaya City Centre 80% masakan Indonesia, sisanya chinese dan western, tentu akan lebih pas di lidah orang Indonesia seperti saya.


Bebek kretep termasuk menu paling laris (Kredit: @eja.shehzade)

Ayam bakar madu yang tak kalah lezat. Kamu harus cobain

Dori sambal dabu-dabu, ayam bakar madu, dan bebek kretep adalah makanan pilihan saya. Ketiga menu itu pun saya pilih atas rekomendasi Chef Hanny dan Mbak Diar karena yang paling diminati. Apa perlu saya ceritakan satu per satu? Hem, inginnya sih begitu, hanya saja saya khawatir kamu akan meneteskan air liur saat membacanya. Secara umum, ketiga makanan berat itu bumbunya pas di lidah, tidak keasinan, tidak terlalu banyak bumbu, tidak terlalu ini dan itu. Saya pun lalu sadar, yang memasak adalah seorang chef, tentu saja segalanya diperhitungkan dengan baik, mulai dari persiapan, cara memasak, sampai porsi yang disajikan. Oh ya, sekadar saran, jika makan di sana, sebaiknya memesannya satu per satu saja. Sebab porsi makanan utamanya terlihat kecil, tapi sebenarnya cukup memenuhi isi perut. Kalau habis dan masih ingin makan lagi, baru pesan. Kekhawatiran saya cuma satu, makanan yang dipesan dan tidak habis itu mubazir. Begitu pun kalau sarapan. Mengambil seperlunya saja. Jika ingin mencicipi semua makanan yang ada, sebaiknya mengambil porsi sedikit-sedikit saja.

Berbincang-bincang seru dengan Chef Hanny dan Mbak Diar Listya di restoran

Menu di restoran Ibis Surabaya City Centre sudah disesuaikan dengan selera. “Kebetulan yang menginap di sini kebanyakan pebisnis, jadi mereka biasanya tidak mau ribet. Datang dari kunjungan, lapar, makan,” tambah Chef Hanny.

Untuk menarik pengunjung, di restoran juga ada barbeque pada skamis dan jumat. Pernah barbeque diset pada hari sabtu dan minggu, tetapi karena tamu kebanyakan ramai pada hari aktif, setelah diubah ke hari kamis dan jumat, jumlah peminatnya meningkat tajam. Pada sabtu dan minggu biasanya disediakan menu angkringan dan jajanan pasar. Lagipula di restoran jauh lebih higienis ketimbang makan di luar hotel.

Sambil menunggu menu siap dihidangkan (captired by @eja.shehzade)
Higienis? Di tempat lain juga pasti bersih. Kan dicuci. Benar sekali. Berbeda dengan di hotel. Semua peralatan makan dan makanannya higienis. Air dari PDAM yang digunakan di dapur selalu melalui mesin Water Purifier untuk membunuh organisme. Proses pencucian alat makan pun melalui beberapa tahap, setelah dicuci kemudian disinari UV. Persiapan bahan mentah ada di ruang tertutup dan saat menyajikan makanan yang telah matang selalu menggunakan sarung tangan. “Untuk kebersihan kami sudah menjaminnya. Meskipun untuk cuci piring, airnya dipanaskan kembali untuk memastikan kebersihannya,” kata Chef Hanny saat mengantarkan sata menggeledah dapur Ibis.

Jadi itu juga salah satu alasan kenapa saya lebih memilih hotel Ibis Surabaya City Centre sebagai tempat menginap. Poin-poin yang terjabarkan di atas tentu akan memberi gambaran. Siapa tahu kamu akan berlibur ke Surabaya dan membutuhkan tempat menginap yang nyaman di kantong dan pelayanan menyenangkan. Yuk ke Surabaya! (Uwan Urwan)

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel