Skip to main content

Berburu Kudapan Menggiurkan di Semarang

Indonesia mengonsumsi 2.037 kilokalori dan 56,67 gram protein setiap harinya berdasarkan data survei nasional tahun 2016. Angka tersebut bertolak belakang dengan jumlah pasokan makanan, di mana Indonesia menghasilkan sumber energi dan protein dua kali lipat lebih banyak dari asupan gizi harian yang direkomendasikan. Artinya, produksi pangan di Indonesia sebenarnya berlebih tapi distribusinya tidak merata.

Lontong cap go meh

Masalah ini terlihat sepele, tetapi justru cukup serius. Mengingat terdapat kehilangan dan pemborosan pangan yang membuat kesenjangan antara pasokan dan asupan makanan. Dampaknya, terdapat peningkatan penggunaan sumber daya pertanian, kian buruknya masalah lingkungan, dan upaya penyediaan pangan yang cukup untuk seluruh masyarakat Indonesia terhambat. Bisa dibayangkan ada wilayah-wilayah tertentu di Indonesia yang mengalami kelebihan pasokan pangan, sementara di daerah lain kekurangan.

Sisa makanan

Menurut data dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), tahun 2016 tingkat kelaparan di seluruh dunia meningkat 38 juta jiwa dibandingkan tahun 2015. Tahun 2016, 815 juta jiwa menderita kelaparan. Asia merupakan benua dengan jumlah penderita kelaparan terbanyak di dunia. Melalui jawapos.com (Januari 2018) tercatat bahwa Indonesia berada di perngkat kelima negara dengan kekurangan gizi sedunia. Kondisi ini cukup memprihatinkan. Penyebabnya bisa jadi karena model pembangunan yang tidak berkelanjutan. Maksudnya, pembangunan tersebut merusak lingkungan, mengancam ekosistem dan keanekaragaman hayati, di mana kesemuanya diperlukan sebagai suplai makanan jangka panjang. Secara alami, proses makan-dimakan menjadi sebuah siklus dalam ekologi. Manusia, sebagai konsumen tingkat akhir yang mampu makan apa saja, semakin ke sini tampaknya memutus siklus tersebut juga proses pendistribusian yang tidak merata.

Sisa makanan (kredit: goriau.com)

Awal tahun 2018 menjadi tamparan telak untuk masyarakat dan pemerintah, di mana anak-anak di Asmat, Papua terkena wabah campak dan gizi buruk. tercatat puluhan orang tewas akibat kejadian luar biasa tersebut. Sementara di kota lain, permasalah gizi buruk tampaknya jauh berada di belakang.

Fokus saya kali ini terletak pada makanan sisa. Dari sekian banyak makanan di dunia, ternyata sepertiga dari empat ton makanan yang dihasilkan setiap tahun terbuang sia-sia. Penyebabnya banyak, bisa karena busuk akibat tidak termakan (lama disimpan) atau terbuang saat produksi. Data tersebut belum termasuk sisa makanan yang sering kita tinggalkan di piring. Tahukan kamu kalau limbah makanan tersebut menghabiskan biaya ekonomi global 750 miliar dolar per tahun. Terlebih di negara berkembang, seperti Indonesia. Bisa dibayangkan jika masalah sisa makanan tersebut teratasi, sebanyak sembilan miliar orang di dunia setiap hari tercukupi kebutuhan pangannya.

Jelajah gizi

Bermula dari keprihatinan di atas, tercetuslah ide untuk angkat tema “Eksplorasi Pangan Berkelanjutan di Kota Semarang”. Nutricia Sarihusada bekerjasama dengan pebisnis pangan lokal di Semarang mengadakan jelajah gizi guna eksplorasi pangan di Kota Semarang. Sebenarnya, Jelajah gizi di Semarang termasuk kegiatan keenam setelah sebelumnya sempat mendarat di Gunung Kidul (Jawa Tengah), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Denpasar (Bali), Manado (Sulawesi Utara), dan Malang (Jawa Timur). Saya yakin, pemilihan kota di Provinsi Jawa Tengan ini sudah diperhitungkan baik-baik.

Serunya Jelajah Gizi Semarang (kredit: @dadangtriippo)

Jelajah gizi merupakan wadah untuk media dan komunitas penggiat media sosial (blogger) untuk membahas tentang gizi dan pangan lokal. Tujuannya memang untuk sebarkan potensi pangan lokal ke masyarakat luas. Program ini sudah berlangsung sejak tahun 2012. Tak hanya untuk tahu pangan lokal di daerah tersebut, tapi juga mengulik sejarah dan kandungan gizi di dalamnya.

Nutricia dan Sarihusada punya komitmen untuk pastikan kehidupan manusia lebih baik di generasi kini dan kemudian. Salah satunya dengan pemenuhan nutrisi pada tahap awal kehidupan. Kedua perusahaan itu percaya bahwa pemenuhan nutrisi sehat selama 1.000 hari pertama sejak di dalam kandungan hingga tahun ke-2 dampaknya akan panjang. Selain itu, mereka juga bekerja sana dengan dokter, ibu, dan praktisi kesehatan untuk beri edukasi, memberi dukungan konseling, dan beri program pengembangan anak

Terhitung tahun 1954 Sarihusada hadir di Indonesia, kemudian disusul Nutricia tahun 1987. Kedua perusahaan tersebut bagian dari keluarga Danone Early Life Nutrition. Danone sendiri adalah salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia yang punya misi memberi kesehatan kepada mamsyarakat luas. Danone beroperasi di 160 negara dengan jumlah karyawan lebih dari 100.000 jiwa di seluruh dunia.


Kegiatan jelajah gizi itu berupa rangkaian wisata kuliner dari satu tempat ke tempat lain, mendapat inspirasi dari kisah hidup pendirinya, mengetahui sejarahnya, mengetahui kandungan gizi di dalamnya, pelajari cara membuat dan cara mengolah, sekaligus menyebarkannya kepada masyarakat luas di media masing-masing. Berlangsung selama tiga hari (20—22 April 2018), seluruh peserta juga dihimbau untuk sosialisasikan konsep pangan berkelanjutan seluas-luasnya.

Menurut Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, Pakar Gizi dan Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor, “Konsumen harus perhatikan asal usul makanan yang dikonsumsi serta dampak pilihan makanannya terhadap kesehatan dan lingkungan. Apalagi Indonesia termasuk negara dengan ragam cita rasa pangan lokal yang gizinya tak kalah bagus dengan panganan internasional.” Jelajah gizi tahun ini tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Semua peserta harus terjun langsung ke lapangan dan mencicipi kudapan yang tersedia. Mau tahu ke mana saja?

Semarang International, Family & Garden Restaurant

Sebuah restoran yang terletak di Jalan Gajah Mada 125, Pekunden, Semarang Tengah, tak jauh dari Simpang Lima, termasuk salah satu restoran legendaris yang berdiri sejak 1991. Biasa dikenal sebagai Restaurant Semarang atau Rumah Makan Semarang. Yongki Tio adalah pemiliknya. Sesuai dengan namanya, konsep restoran itu memang untuk sajikan panganan lokal (tradisional). Citra tersebut masih dipertahankan sampai saat ini, sehingga menjadi salah satu restoran bergengsi di Semarang. Meski yang menu yang tersedia tergolong lokal, pengolahan dan penyajiannya pun punya standar tertentu.

Sesuai dengan namanya, restoran itu memiliki dua pilihan ruangan, indoor dan outdoor. Di dalam ruangan, terdapat ornamen-ornamen khas Jawa Tengah. Sementara itu, di belakang merupakan ruangan yang agak terbuka, paparan cahaya matahari lebih bebas masuk. Ada kolam ikan, becak, dan pajangan mobil zaman dulu juga.
Nasi langgi

Kebetulan, peserta jelajah gizi ditawarkan menu-menu andalan di restoran tersebut, yaitu nasi langgi, lontong cap go meh, lumpia goreng, kroket goreng, siomay, es cao, dan es rujak. Saya lapar, tapi bukan berarti saya akan makan semua menu tersebut. Lontong cap go meh dan nasi langgi menurut saya porsinya pas, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, tidak seperti di restoran lain yang pernah saya temui. Nasi langgi terdiri dari beragam printilan, tempe, telur, daging, sambal, parutan kelapa, timun, dan daun kemangi. Sementara itu, lontong cap go meh pun jika dijabarkan termasuk kaya nutrisi karena terdiri dari beragam tanaman, yang diolah menjadi sambal, tahu, telur, buncis, kelapa, dan tak lupa opor. Kebetulan saya pesan nasi langgi, campuran beberapa bahan menurut saya pas di lidah. Ada gurih, manis, dan segar dengan porsi masing-masing yang cukup. Masing-masing rasa gurih, manis, dan segarnya tidak berlebihan dan tidak meningalkan rasa di lidah saat dicuci dengan segelas air mineral.

Es cao

Saya juga rekomendasikan kamu untuk mencoba es rujak. Rujak? Terdengar mengiurkan dan jangan bayangkan rujak pada umumnya yang pedas. Es rujak terdiri dari berbagai kombinasi buah termasuk di dalamnya jeruk dan nanas, tetapi tidak pedas. Dengan porsi yang pas dilengkapi serutan es. Sensasi kecut pada buahnya terasa seperti sedang makan buah mentah tapi masih terdapat rasa manisnya. Untuk menu makanan ringan, kamu bisa mencoba lumpia goreng, kroket goreng, siomaynya. Oh ya, menurut kamu penampakan ketiga cemilan tersebut bagaimana? Di Rumah Makan Semarang ketiganya digoreng dan bentuknya mirip, seperti kroket, tapi berbeda di isi. Bagaimana rasanya? Ah, tidak seru kalau saya ceritakan juga. Yang jelas, saya rekomendasikan ketiga cemilan ini untuk kamu cicipi.

Simpang Lima

Orang Semarang mana yang tidak tahu Simpang Lima? Saya bisa bilang, tidak ada. Saya sempat diberitahu kenapa kawasan tersebut diberi nama Simpang Lima? Sebab ada lima jalur jalan raya (Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mda, dan Jalan A Dahlan) yang bertemu di satu titik. Dan sebenarnya kawasan Simpang Lima adalah sebuah lapangan yang dikenal sebagai Lapangan Pancasila. Di sekitar Simpang Lima berdiri pusat perbelanjaan dan hotel-hotel berbintang.

kredit: @dadangtriippo

Kebetulan juga di Simpang Lima terdapat pujasera yang menyediakan berbagai menu, dari seafood sampai pecel. Di Simpang Lima, peserta jelajah gizi bermain game, di mana sebelumnya sudah dibagi kelompok. Misi game tersebut adalah memecahkan teka-teki dalam klu berupa nama gerai dan menikmati kudapan yang ada di sana untuk direview dan diupload di media sosial. Inti dari inti dan intinya dalam game ini adalah, kelompok saya berada di urutan paling bontot. Tercatatlah, saya (handphone saya lebih tepatnya) sebagai salah satu penyebab tertinggalnya kami.

Tercatat sebanyak 172 stan kuliner di pujasera tersebut. Dengan jumlah sebanyak itu, tentu jadi pilihan wajib buat pecinta kuliner berkunjung. Pujasera buka mulai pukul lima sore. Saat malam minggu pasti ramai, tapi sepertinya bukan masalah. Tak hanya nyaman, harga makanan dan minuman pun ramah di kantong, juga tempatnya bersih. Mau makan apa di sana?  Ada gudeg, nasi goreng, wedang berbagai herbal, pecel, mi,  ayam opor, makanan laut, kopi, roti bakar, hem, apa lagi? Pokoknya kamu tinggal pilih saja.

Salah satu menu di Pujasera Simpang Lima 

Usai berisata kuliner, kamu bisa berjalan-jalan seputar Simpang Lima untuk berfoto-foto atau menikmati pemandangan sekitar. Sekitar area Simpang Lima tergolong instagramable, jadi kamu tidak perlu khawatir mencari spot-spot unik untuk berfoto. Saat malam, kamu juga bisa sewa sepeda atau becak yang terdapat lampu kerlap-kerlip.

Nasi Goreng Babat “Pak Karmin” Mberok

Salah satu kudapan wajib malam hari yang selalu ramai dikunjungi pembeli adalah Nasi Goreng Babat “Pak Karmin” Mberok. Warung pinggir jalan tersebut juga dikenal dengan nama Babat Gongso. Karena namanya cukup panjang, bagaimana kalau saya sebut Nasgor Pak Karmin saja? Setuju? Baiklah.

kredit: @rezataruki

Nasgor Pak Karmin terletak di Jalan Pemuda, dekat Jembatan Mberok, Kota Lama Semarang dan termasuk salah satu warung makan yang melegenda. Berdiri sejak tahun 1971, Nasgor Pak Karmin menyediakan nasi goreng babat sebagai menu andalannya. Sukarmin (pemilik) mengawali bisnis tersebut dengan ikut orang tua berjualan nasi goreng dari tahun 1958. Selama bertahun-tahun bergelut dengan bisnis nasi goreng, akhirnya ia pun membuka bisnis sendiri.

Jangan bayangkan warung Nasgor Pak Karmin seperti restoran atau kafe pada umumnya. Nasgor Pak Karmin merupakan warung tenda yang sudah dikenal turun-temurun dan orang-orang sekitar suka dengan nasi goreng tersebut. Parameter tersebut tentu saja berdasarkan atas jumlah pembeli yang selalu ramai. Jika kamu tidak bisa bersabar, sebaiknya cari warung makan lain. Bisa dipastikan menu pesanan sampai di mejamu tidak dalam waktu 5—10 menit. Kalau sedang beruntung, bisa kurang dari itu.

Gongso dalam bahasa Jawa, artinya ditumis dalam waktu lama. Nasgor Pak Karmin juga digongso dengan kompisisi rempah sesuai takaran, kualitas babat (jeroan sapi) pilihan. Ia memasak babat dalam waktu tidak sebentar dengan perbandingan air harus lebih banyak dibandingkan babatnya. Setelah direbus, babat harus dipres untuk mengurangi kandungan minyak dalam babat.

kredit: womantalk.com

Kekhasan Nasgor Pak Karmin terletak pada rempahnya yang terus dipertahankan dan diteruskan oleh anak-anaknya yang juga mengelola warung cabang Nasgor Pak Karmin. Selain itu, babatnya tidak meninggalkan bau amis juga pada nasi gorengnya yang cukup berminyak. “Tidak perlu takut kolesterol, sebab penyakit sebagian besar juga disebabkan oleh pikiran kita,” jelas Sukarmin.

Ahmad Sulaeman berpendapat bahwa nasi goreng di warung Sukarmin memiliki kandungan gizi yang cukup penting untuk tubuh, seperti vitamin B3, B12, menangkal radikal bebas, memperkuat tulang dan gigi, serta membantu pembentukan sel darah merah. Kandungan kolesterol babat memang tinggi, “Tapi kita jangan sampai memusuhi kolesterol. Sebab kolesterol tidak selalu buruk jika dikonsumsi tidak berlebihan,” lanjut Ahmad.

Tambak Redjo Bandeng

Sebut saja Hartini Darmono, seorang perempuan warga Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, mengawali karirnya dengan mengajak perempuan-perempuan di sekitarnya untuk belajar dan merintis usaha bersama. Awalnya ia mengajak perempuan warga sekitar dengan membentuk Kelompok Wanita Tani Nelayan. Kebetulan bapak-bapak tidak ingin kalah, akhirnya bergabung dan berganti nama menjadi Mina Makmur. Kebetulan lokasi laut tak jauh, pasokan ikan bandeng mencukupi kebutuhan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)/UKM tersebut. Darmono mengembangkan bandeng presto kemudian dijadikan ikon Kota Semarang.

Hartini Darmono, perintis UKM Mina Makmur

Bandeng presto produksinya kini dikenal dengan nama Bandeng Presto Ibu Darmono. Selain melayani pembeli lokal, ia dan warga sekitar pun mampu masuk ke pasar-pasar di berbagai kota di Indonesia. Seperti namanya, bandeng dibersihkan dan diolah sedemikian rupa kemudian dipresto agar seluruh bagian dari bandengnya bisa dimakan. Bandeng pun diolah kembali menjadi berbagai jenis makanan, seperti nugget. Meski produk utamanya bandeng, Darmono dan warga sekitar juga menghasilkan udang, ikan asap, bakso, dan lain-lain.

Bandeng presto dari UKM Mina Makmur digemari banyak orang karena tidak menggunakan bahan pengawet dan rasanya khas. Saya pun mencoba beberapa olahannya. Menurut saya, bandeng prestonya memang lezat, bumbunya pas, dan tentu saja bergizi. Ikan bandeng kaya mineral, vitamin, dan asam lemak omega 3. Rutin mengonsumsi ikan bandeng dipercaya dapat tingkatkan kesehatan dan kecerdasan otak anak.

Lumpia Gang Lombok

Menurut kamu, yang khas di Kota Semarang apa? Ya, betul. Lumpia salah satunya (padahal tidak ada yang menjawab). Karena khas, tentu saja penjual lumpia tidak hanya satu. Saya akan beritahu salah satu lumpia tersohor dan sata rekomendasikan untuk kamu, yaitu Lumpia Gang Lombok. Untuk mencicipi lumpia lezat itu, kamu cukup berkendara menuju Jalan Gang Lombok no. 11, Purwodinatan, Semarang Tengah.

Lumpia Gang Lombok

Yang unik, lumpia basah akan dikemas di dalam besek (kotak dari anyaman bambu). Kalau di Situbondo, besek merupakan wadah untuk tapai. Di dalam besek, kamu akan menemukan lumpia, cabai, acar, dan saus kental. Lumpia Gang Lombok rebungnya tidak berbau, garing, dan isiannya padat. Oh ya, ukuran lumpianya cukup besar menurut saya, tapi standar menurut orang-orang. Hahaha.

Hai, kami dari kelompok harimau

Lumpia termasuk jajanan tradisional Tionghoa. Menurut penuturan teman, di Semarang jumlah penduduk lokal dan keturunan Tionghoa hampir sebanding. Wajar jika lumpia menjadi makanan khas Semarang. Lumpia terdiri dari lembaran tipis tepung gandum sebagai pembungkus. Isiannya berupa rebung, telur, sayuran segar, dan daging ayam atau udang. Lumpia Gang Lombok cukup ramai dikunjungi pembeli lokal maupun wisatawan. Sambil menunggu antrian, kamu juga bisa berkunjung ke Klenteng Tay Kak Sie yang tersohor dengan kisah Ceng Ho-nya.

Soto Ayam dan Ayam Goreng Bangkong

Tempat terakhir yang saya kunjungi adalah Soto Ayam dan Ayam Goreng Bangkong. Terletak di Jalan Brigjen Katamso No 1, Semarang, samping Kantor Pos Bangkong. Rumah makan ini juga cukup populer di Semarang dan sering disebut Soto Bangkong. Karena sudah menjadi salah satu ikon, tentu saja Soto Bangkong selalu ramai pengunjung. Nama bangkong sendiri merujuk pada perempatan Bangkong yang menghubungkan Jalan Brigjen Katamsi, Jalan A Yani, dan Jalan MT Haryono yang konon katanya banyak katak (bangkong).

soto ayam bangkong (kredit: tribunnews.com)

Soto bangkong dinilai soto terenak di Semarang. Jenis soto ini sekaligus menambah deretan panjang jenis soto di Indonesia. Sotonya terdiri dari nasi, mi soun, tauge, irisan tomat, seledri, bawang goreng, dan kuah kaldu yang kental. Kamu bisa menikmati soto dengan tambahan lauk sate ayam, sate kerang, sate telur puyuh, perkedel, dan krupuk. Saya sarankan kalau kamu berkunjung ke sana benar-benar dalam kondisi lapar. Sebab porsinya cukup besar dan akan sangat nikmat jika dimakan saat lapar. Rasanya berbeda dengan soto Betawi, soto Surabaya, dan soto Makassar. Kuahnya gurih, rasanya mirip kuah bakso.

Semarang dengan segala pernak-perniknya tentu tak hanya punya beberapa tempat kuliner enak, seperti yang saya sebutkan di atas. Tentunya masih ada banyak lokasi dengan kudapan menggelitik lidah untuk dieksplor sebagai kekayaan pangan lokal di Semarang. Harapan saya setelah kamu membaca ini, tak hanya mengunjungi tempat-tempat di atas saat berkunjung ke Semarang, tapi di tempat lain juga. Eh,  harusnya kamu juga eksplorasi kuliner yang ada di kotamu sendiri ya. Bantu sebarkan informasi lokasi makanan enak dan bergizi di media sosial. Dengan begitu, kamu juga membantu tingkatkan perekonomian daerah dan memperlancar usaha masyarakat setempat agar tetap bertahan dalam bisnis pangan lokal di era kini. (Uwan Urwan)

Referensi

wri-indonesia.org
satuharapan.com
nationalgeographic.co.id
pikiran-rakyat.com
hellosemarang.com
id.m.wikipedia.org
seputarsemarang.com
tribunnews.com
p2kp.org
carakhasiatmanfaat.com
detik.com
dosenkuliner.com
infotempatwisata.wagomu.id
liputan6.com
jawapos.com

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan...

Blogger Situbondo dan Peranannya dalam Mempromosikan Kota Santri

Situbondo, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan pesona yang belum banyak terungkap. Dibandingkan dengan Banyuwangi yang sibuk dengan wisata kelas dunia dan Jember yang dikenal dengan festival budayanya, Situbondo seolah masih berada dalam bayang-bayang. Padahal, kabupaten ini memiliki daya tarik luar biasa, dari wisata alam, budaya, hingga kuliner khas yang unik. Tantangan utamanya adalah bagaimana cerita tentang Situbondo bisa menjangkau lebih banyak orang. Di sinilah peran blogger menjadi sangat penting—merekalah yang bisa membawa nama Situbondo ke dunia digital, menyebarkan pengalaman, opini, serta keindahan daerah ini dalam bentuk narasi yang menarik dan inspiratif. Blogger Situbondo Menjadi Wajah Baru Jurnalisme Digital Dulu, informasi tentang suatu daerah hanya bisa ditemukan melalui media cetak atau berita resmi. Namun, di era digital seperti sekarang, blog menjadi salah satu sumber informasi yang lebih fleksibel, dekat dengan masyarakat, dan mudah diakses. Bl...

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus ...

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya ki...

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan la...

Fauzi, Sosok di Balik Gerakan Pemuda dan Musik Situbondo

Ahmad Fauzi berdiri di tengah kebunnya Aku tak menyangka akan menemukan sesuatu yang begitu luar biasa di sudut kecil Situbondo ini. Sebuah lahan hijau yang tertata rapi, penuh dengan kehidupan dan harapan. Greenhouse sederhana berdiri kokoh, dikelilingi jaring halus sebagai tempat pembibitan. Di sekitarnya, deretan tanaman sayur tumbuh subur—terong, cabai, kacang panjang, kelor, sawi, serai, pepaya, hingga okra.  Tak jauh dari situ, ada kolam ikan yang airnya berkilauan di bawah sinar matahari. Area lain dipenuhi tanaman obat, masing-masing telah diberi papan nama, seolah memberi isyarat bahwa tempat ini bukan sekadar kebun, melainkan sumber ilmu dan kehidupan. Di tengah lahan, toren biru mencolok berdiri tinggi, menjadi sumber pengairan utama. Pemandangan ini semakin kontras karena lahan ini dihimpit oleh sawah dan rumah penduduk.  Toren biru ini bukan sekadar tempat penyimpanan air, tapi sumber kehidupan bagi tanaman sayur yang tumbuh hijau di sekitarnya. Ketika aku sibuk m...

Perjalanan Lukisan Uwan’s Art, Dari Kanvas ke Tiga Komunitas

Di sudut meja yang mulai berdebu, aku menarik laci yang hampir terlupakan. Tube-tube kecil cat akrilik berbaris di dalamnya, beberapa masih tertutup rapat, sementara yang lain sudah mulai mengering di tepinya. Ada rasa rindu yang tiba-tiba menyeruak. Sudah lama aku tidak menyentuh kuas dan kanvas. Kesempatan itu datang dari sebuah ajakan—kolaborasi dengan tiga komunitas besar di Jakarta untuk sebuah acara seni dan edukasi di bawah naungan Kompasiana, yaitu Ketapels, KOMiK, dan Ladiesiana.  Kredit: KOMiK Aku, seorang pelukis amatir dari Situbondo, ditawarkan untuk menjadi sponsor sebagai bentuk dukungan untuk acara "Tur Museum sambil Belajar Nulis Naskah Film". Tentu saja, aku tidak bisa menolak. Setelah berpikir, aku memutuskan untuk mendukung dalam bentuk lukisan kanvas. Bagiku, seni bukan hanya tentang menciptakan sesuatu yang indah, tapi juga tentang berbagi makna dan emosi dengan orang lain. Menyentuh Kembali Kanvas yang Terlupakan Aku menuangkan sedikit demi sedikit cat ...

Imron, Penggerak Literasi dari Desa Trebungan, Situbondo

Moh. Imron adalah bukti nyata bahwa semangat, kerja keras, dan cinta pada ilmu bisa membawa perubahan nyata bagi komunitas. (Kredit foto: Moh. Imron) Di sebuah sudut kecil Situbondo, ada seorang pria yang menjalani hidupnya dengan kesederhanaan, namun penuh mimpi besar. Namanya Moh. Imron, sosok yang kini dikenal sebagai direktur takanta, sebuah komunitas literasi yang menjadi rumah bagi banyak penulis terutama di Situbondo. Meski begitu, Imron bukanlah seseorang yang langsung dilahirkan sebagai penggerak. Masa kecil hingga remajanya lebih sering diwarnai rasa minder daripada percaya diri. Dari Anak Pemalu Menjadi Sosok Berani Ilustrasi dibuat menggunakan Canva Dulu, Imron adalah remaja yang merasa tertinggal. Saat teman-temannya sibuk dengan ponsel dan berbagai aktivitas, ia bahkan tidak memiliki telepon genggam. Pelajaran TIK di sekolah menjadi momok karena ia tak pernah menyentuh komputer sebelumnya. Tapi rasa minder itu justru menjadi titik awal perjalanan perubahan. Imron memutusk...

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mer...