Ada haru yang kemudian mengepul saat melihat
lima tokoh lintas agama saling genggam. Tokoh lintas agama itu berjumlah lima
orang dari perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.
Tersebutlah Pendeta Datulon Sembiring, Biksu Syailendra Virya, Romo RD Aloysius
Tri Harjono, Pedande (Gede Nyenengin), dan H Muhammad Ali yang menganggat
tangan mereka di hadapan perwakilan masyarakat di Gedung Promotor, Kapolda
Metro Jaya.
Begitulah
Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika seharusnya, meski berbeda tapi
tetap satu, saling toleransi, saling menyayangi, saling membantu, dan saling
melindungi. Bhineka Tunggal Ika berasal dari Kitab Sutasoma karangan Mpu
Tantular. Indonesia dengan banyak keragaman suku, agama, ras, kesenian, adat,
bahasa, dan lain-lain sudah menjadi satu kesatuan. Hal itu ditandai dengan
bendera merah putih, lagu kebangsaan, mata uang, dan bahasa. Bhineka Tunggal
Ika juga ditunjukkan dalam lambang negara Indonesia di kaki Burung Garuda
Pancasila.
Perbedaan itu indah
Berbeda
dengan kondisi Indonesia akhir-akhir ini. Media sosial menjadi bahan
pergunjingan dan olok-olok untuk ras, agama, dan perbedaan lain, padahal
seharusnya kita menghargai perbedaan. Saya diajarkan waktu kuliah kalau
keberagaman itu sangat berguna di alam. Saya akan memberi beberapa contoh.
Contoh sederhananya di lahan pertanian. Lahan pertanian yang cukup luas dan
jensi tanamannya hanya satu macam, mungkin jika dilihat secara penampilan akan
bagus. Jika dibandingkan dengan lahan pertanian yang terdapat beberapa jenis
tanaman, misalnya dengan sistem tumpangsari dan di tepian petak sawah ditanami
sayur-sayur merambat, ternyata ada perbedaan signifikan dalam ekosistem.
Lahan
pertanian sistem monokultur menjadikan ekosistem tidak stabil. Sementara itu
untuk lahan yang ditanami aneka tanaman lebih stabil. Secara alami, sistem
monokultur bisa menimbulkan ledakan agresi hama dan penyakit, tapi sistem
tumpangsari justru bisa memutuskan mata rantai agresi organisme pengganggu.
Kenapa? Karena hama di lahan tumpangsari hamanya bisa beragam dan jumlahnya
sedikit. Bukannya malah lebih bagus jika hanya ada satu hama ya? Bisa jadi.
Tapi, kalau petani bisa jeli, menanam beberapa tanaman sekaligus bahkan bisa
menghalau hama. Ada beberapa tanaman yang bisa mengusir hama, memberi nutrisi
pada tanaman utama, menjadi tempat hidup banyak organisme yang bisa jadi inang
untuk predator hama pada tanaman utama, bisa panen beberapa komoditas sekaligus
dalam waktu yang berbeda, unsur hara di dalam tanah lebih kaya, dan lain-lain.
Saya akan
beri contoh lain. Misalnya seluruh manusia yang lahir di bumi akan punya bentuk
muka, cara berpikir, tinggi badan, berat badan, bau, suara, dan semuanya sama,
apakah itu tidak membosankan? Semuanya seragam, bahkan baju yang digunakan
sehari-hari akan sama, selera sama. Ya tidak seseragam itu juga kali ya. Kenapa
saya malah ngeri membayangkan jika itu benar-benar terjadi ya? Haha..
kredit : lintasjari.com |
Bahkan
ukuran dan warna daun dalam satu tanaman saja berbeda, kenapa manusia sulit
sekali menerima perbedaan? Di media sosial, keturunan Cina dan pribumi
dibanding-bandingkan kemudian diolok-olok; agama Islam dan Katolik berseteru,
menganggap agamanya sudah yang paling benar; kaum minoritas tidak terlalu
dianggap; dan banyak konflik lain. Perbedaan itu indah, seperti saat makan
pecel, di mana ada aneka ragam sayur dan bumbu di dalamnya. Kombinasi beragam
bagian tanaman bersatu, membuat lidah menari-nari.
Sebarkan berita baik
Kapolda
Metro Jaya memanfaatkan momen ramadan
untuk mengumpulkan pegiat media sosial, bloger, dan wartawan untuk mewujudkan
Indonesia kembali ke jalan toleransi dan damai seperti beberapa tahun silam.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Drs Idham Aziz, M.Si menganjurkan masyarakat,
bloger, dan wartawan untuk membantu sebarkan berita positif dan melawan hoax,
terutama informasi seputar kinerja kepolisian di lapangan. Idham berharap
wartawan dan netizen bisa terjalin persaudaraannya dan mendukung kerja polisi
Republik Indonesia untuk mewujudkan situasi aman dan tertib di masyarakat.
Apalagi
melalui hadirnya lima tokoh lintas agama, Idham berharap toleransi dan
kepedulian dalam wujudkan persatuan dan kesatuan bangsa meningkat. Karena tentu
saja, semua masyarakat Indonesia bersaudara. Semakin banyak konten positif yang
beredar di dunia maya, bukan tidak mungkin berita negatif dan hoax akan tenggelam.
Salah satu perbedaan yang bisa dilihat dalam pertemanan (captured by Tika Samosir) |
Saya menang kompetisi live tweet di acara ini (captured by Imawan) |
Selain itu, konten positif yang mengedukasi masyarakat juga penting, agar masyarakat juga perlu menjaga diri agar tidak mudah terhasut oleh berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Malah menurut saya, setiap orang di indonesia perlu lebih banyak menyebarkan karya-karyanya di media sosial, karena bisa bernilai lebih. Bukan tidak mungkin jika akan lebih banyak orang yang termotifasi untuk berkarya juga dan menghiasi media sosial dengan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain.
Jadi, yuk
kita sebarkan berita baik dan lawan hoax!
Referensi
https://www.erepublik.com
Comments