Tanpa hati, manusia tidak bisa bertahan hidup. Hati memang salah satu
organ penting yang harus tetap berfungsi baik di tubuh, sama seperti jantung,
dan paru-paru.
Organ terbesar di dalam tubuh manusia itu hati, terletak di
bagian perut sebelah kanan atas. Beratnya sekitar tiga kilogram, warnanya merah
kecokelatan dan teksturnya kenyal. Hati dilindungi oleh tulang rusuk dan
memiliki dua bagian ebsar yang disebut lobus kanan dan lobus kiri. Pada bagian
bawah terdapat kantong empedu. Cairan di dalam kantong empedu dihasilkan dari
hati.
Hati dilindungi oleh tulang rusuk (kredit: thoughtco.com) |
Hati (liver) berfungsi untuk memilah, memroses, menyimpan,
dan detoksifikasi zat makanan sebelum zat-zat di dalam darah disalurkan ke seluruh
tubuh. Ibaratnya hati adalah Quality
Control di dalam tubuh kita. Setiap apapun yang kita makan, akanselalu
melewati hati untuk diverivikasi terlebih dahulu, apakah lolos atau tidak. Sementara
itu empedu membantu pecah lemak dan menyiapkannya untuk pencernaan dan
penyerapan lebih lanjut.
Tak hanya itu, hati memproduksi protein khusus seperti
albumin, globulin, protrombin, dll untuk plasma darah; menyimpan dan melepaskan
glukosa sesuai kebutuhan, menyimpan vitamin yang larut lemak, vitamin B, dan
mineral; menyimpan dan menyediakan zat besi sebagai bahan baku hemoglobin
darah; kontrol asam amino; mengatur komposisi darah; memetabolisme obat dalam
darah ke bentuk yang lebih sederhana sehingga mudah diserap tubuh;
mempertahankan suhu tubuh; mencegah infeksi; dan lain-lain.
Hepatitis
Tugas hati sangat berat, jika ditunjang dengan pola hidup
sehat, tentu hati akan dengan senang hati mengerjakan tugasnya. Sementara itu,
zaman kini, pola hidup berubah. Akibatnya hati kerjanya lebih keras sehingga
proses kontrolnya pun tidak sebagus sebelumnya. Virus dan bakteri mampu
bertahan hidup dan sistem imun menurun. Akibatnya hati mengalami peradangan
yang biasanya disebut hepatitis. Hepatitis tidak hanya disebabkan oleh bakteri
dan virus, melainkan obat-obatan juga, kelebihan lemak, seringnya konsumsi
alkohol, dan zat berbahaya lain.
Hepatitis kronis bisa menyebabkan sirosis. Dan jika tidak ditangani bisa emnyebabkan kanker hati (kredit: pinterest.com/pin/33777065934260579/) |
Hepatitis merupakan masalah kesehatan dunia yang cukup
serius, termasuk di Indonesia. Penyakit ini termasuk dalam golongan silent killer yang kebanyakan tidak tahu
kalau dirinya terinfeksi. Baru setelah kronis terjadi sirosis dan kanker
hati. Demi mewujudkan masyarakat sehat
dan bisa terus berkarya untuk nusa dan bangsa, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (kemenkes) memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang tiap tahun jatuh
pada 28 Juli. Kemenkes mengundang blogger (27/07/2018) untuk meningkatkan
perhatian, kepedulian, dan pengetahuan berbagai pihak terhadap masalah
hepatitis. Pemerintah sudah melakukan banyak upaya untuk mencegah penyebaran
hepatitis, misalnya jarum suntik dan produk darah harus steril.
Indonesia sudah melakukan upaya pengendalian hepatitis B
sejak 2014. Sejak tahun 2016, Deteksi Dini Hepatitis B (DDHB) sudah dilakukan
serentak secara nasional. Kegiatan DDHB meliputi pemeriksaan ibu hamil untuk
mengetahui statusnya. Jika reaktif maka dilakukan pemantauan sampai bersalin.
Anak yang lahir dari ibu dengan status hepatitis B reaktif diberikan HB0 (dosis
lahir) dan HBIG sebelum 24 jam. Hal itu menyelamatkan pegenerasi penerus bangsa
di masa depan.
Sampai tahun 2018, pemerintah sudah melakukan sosialisasi
faktor risiko penyakit hepatitis di 34 provinsi, melakukan imunisasi ruti
hepatitis B pada bayi di 34 provinsi, DDHB sudah dilakukan di 34 provinsi dan
244 kota/kabupaten, dan telah dilakukan DDHB sebanyak 747.767 ibu hamil dan
berhasil memproteksi 7.268 bayi terhadap ancaman penularan vertikal dari
ibunya. Rangkaian kegiatan lainnya adalah, temu bloger, temu media, dialog
interaktif, media KIE, dan pameran kesehatan. Harapannya, semakin banyak orang
yang peduli dan langsung periksakan diri ke rumah sakit. Jika tidak
memungkinkan, datanglah ke puskesmas terdekat untuk deteksi awal. (Uwan Urwan)
Comments