Dada saya begitu sesak begitu usai membaca novel Life of Pi. Kisah yang diangkat Yann Martell begitu kuat menghidupkan tokohtokoh di dalamnya terlebih Pi dan Ricard Parker seekor harimau benggala yang berusaha bertahan hidup di Samudera Pasifik.
Melalui sebuah bencana di kapal, Pi terpaksa satu sekoci dengan harimau
bengal yang bisa kapan saja menyantapnya. Namun justru Parker tidak
melakukannya hingga mereka menemukan daratan. Akhir ceritanya, Parker
meninggalkan Pi begitu saja seolah tidak mengenalinya. Di situlah Pi mengalami
kesedihan cukup dalam.
Meski kali ini saya tidak akan membahas tentang novel Life of Pi. Ternyata
kedekatan manusia dan hewan saya alami juga terjadi di sekitar saya, termasuk di
dalam film Christoper Robin. Terinspirasi dari kisah nyata, tentang kedekatan
seorang manusia dengan seekor beruang betina yang akhirnya si beruang dirawat
di kebun binatang. Kemudian, dibangunlah karakter Winne The Pooh, boneka
beruang yang bisa berbicara.
Tentu karakter kartun Winne The Pooh sudah kamu kenal karena sudah lama
sekali ada kartun dan filmnya. Di awal kisah, Cristopher Robin adalah anak
kecil yang sering bermain ke dunia Winne The Pooh, Hundred Acre Wood, melalui
lubang di sebuah pohon. Winne The Pooh tidak sendiri, melainkan ada Piglet,
boneka babi; Tiger, boneka macan, Kanga, boneka kanguru, Rabbit, boneka
kelinci, dan beberapa karakter lain.
Kemudian Christopher Robin beranjak dewasa dan tidak pernah lagi bermain di
Hundred Acre Wood, sementara Pooh menunggunya. Robin kemudian menikah dan punya
anak. Ia sibuk dengan urusan di kantor sampai tidak punya waktu untuk bersama
keluarganya. Dunia nyata memang menjadi cukup pelik saat dihadap oleh orang
dewasa. Robin kehilangan semua imajinasinya dan kesenangan yang pernah ia
dapatkan saat masih menjadi anak-anak.
Saking sibuknya, Robin membiarkan anak dan istrinya berlibur sendiri di
rumah lamanya, tapi tak disangka-sangka ada kejadian yang membuat ia harus
kembali ke Hundred Acre Wood. Ada beberapa kekacauan yang terjadi sampai akhirnya....
ah, saya tidak tahan untuk membahasnya, tapi tidak boleh spoiler. Huhu...
Intinya, Pooh dan teman-temannya membantu Robin mengembalikan keceriaannya
kembali.
Ada beberapa adegan yang membuat dada saya terasa tercekat, seperti
seolah-olah disadarkan, “mengejar dunia boleh, tapi kita tidak boleh melupakan
kebahagiaan diri kita sendiri dan orang-orang terdekat.” Untuk itu saya punya
beberapa poin penting yang bisa dipetik
Sayangi keluarga
Keluarga sangat penting. Banyak orangtua yang lupa bagaimana cara
membesarkan anak dengan kasih sayang. Kebanyakan yang bisa ditemui masih
menganggap, materi bisa membuat anak-anak dan keluarga bahagia. Padahal perlu
ada waktu khusus untuk bersenang-senang dengan keluarga dan mencurahkan kasih
sayang.
Bahagiakan diri
Dewasa ini, kebahagiaan diri kadang bisa disisihkan karena pekerjaan di
kantor cukup padat. Belum lagi kalau harus lembur. Sebenarnya tidak hanya buat
karyawan kantor sih, freelancer justru sama-sama sering lupa membahagiakan diri
karena sibuk ke sana ke mari. Berilah jeda waktu untuk diri agar libur sejenak
dari rutinitas yang membosankan.
Seimbang dalam bekerja
Bekerja sesuai porsi itu penting. Jangan berlebihan. Kalau memang tidak ada
hal penting, janganlah lembur. Atau, untuk kamu pemimpin perusahaan, target
penjualan barang atau jasa memang penting, tapi kesehatan diri, kesehatan
pikiran, kesehatan keluarga, jauh lebih penting. Sebab, tanpa itu karyawan
hanyalah robot yang tidak bisa mengembangkan kreativitasnya.
Tetap berjuang
Mimpi itu penting dan harus diperjuangkan. Mimpi tidak selalu harus dengan
prestasi mendapatkan uang miliaran, tapi membuat kehidupan lebih baik dan
nyaman itu juga termasuk. Atau berimajinasi melakukan sesuatu hal yang bisa
berguna untuk nusa dan bangsa.
Beberapa poin lain bisa kamu tambahkan jika sudah selesai menonton film
ini. saya jamin film ini bagus karena reputasi film keluaran Disney bukan
seperti film amatir kebanyakan. Mungkin juga bisa jadi nasehat untuk diri
sendiri dan keluarga agar semakin mencintai hidup, mencintai keluarga, dan
mencintai alam sekitar. (Uwan Urwan)
Comments