Hal paling mendasar saat merayakan
hari besar, baik hari besar keagaaman atau acara yang diadakan keluarga,
pasti ingin ada di dekat mereka. Namun, untuk yang terbatas oleh jarak,
berkumpul bersama keluarga seringkali tidak semudah pergi ke restoran di mall.
Sedih sudah pasti, iya. Saya
punya keluarga yang jarak tempuhnya sekitar 1.022 km. Untuk sampai di kampung
halaman, saya harus menempuh perjalanan kurang lebih 21-24 jam jalur darat atau
kurang lebih sembilan jam bila sebagian perjalanan dipersingkat melalui jalur
udara. Di dalam bayangan saya, minimal melihat mereka baik-baik saja sudah
menenangkan. Selebihnya bisa mengobrol tentang... apa saja.
Beberapa kali saya
putuskan untuk tidak pulang saat lebaran Idul Fitri dan lebaran Idul Adha.
Awalnya terasa berat karena biasanya tiap tahun sungkeman lalu berkumpul dengan
keluarga besar di rumah nenek. Lama-lama saya sadar, kebersamaan itu tidak
selalu dengan berkumpul. Di masa depan pun, kemungkinan kebersamaan itu kian terbatas. Saya bisa menelpon untuk tahu kabar mereka, ya meski
jarang. Kebetulan saya bukan orang yang suka mengobrol berlama-lama di telepon.
Haha...
Lalu, kira-kira apa yang
bisa saya lakukan selama meratapi nasib jauh dari keluarga? Saya akan bagi
dalam poin-poin, pasti berguna buat kamu yang ingin merantau atau belum pernah
sama sekali kehilangan momen kebersamaan saat ada acara besar.
Telepon keluarga
Meski tidak suka menelpon, ya menelpon keluarga perlu juga (Captured by Resa) |
Menghubungi keluarga
adalah solusi utama. Saya jarang memang menelepon memang. Haha... Kalau pun
menelepon juga untung-untungan apakah diangkat atau tidak. Masalah utamanya
adalah orang-orang di rumah tidak terlalu suka bermain smartphone. Kehidupan
nyala lebih menarik buat mereka. Namun, menghubungi keluarga di rumah memang
perlu. Tidak banyak yang diobrolin memang, hanya sekadar basa basi, sudah
makan? Lagi ngapain? Atau hal-hal lain. Itu saja sudah cukup menurut saya.
Kalau kamu suka mengobrol di telepon, malah bagus. Ini hanya salah satu cara
mengatasi rasa rindu yang mengebu, tsah.
Mengunjungi teman
Berkumpul bersama teman-teman bisa memberikan energi positif |
Alhamdulilah meski jauh
dari keluarga di kampung halaman, saya masih punya banyak teman. Tinggal
menghubungi teman-teman yang sekiranya tidak pulang kampung atau berdomisili di
Jakarta, saya ajak mereka nongkrong di mana pun, kalau oke, langsung berangkat.
Menghabiskan waktu bersama teman adalah salah satu cara mempererat silaturahmi
juga menambah ilmu dari hasil bergosip yang dikombinasikan dengan sharing hobi. Selain itu juga bisa
melakukan banyak hal, karaokean misalnya atau pergi ke museum bersama sambil
belajar.
Nonton film seharian
Ini adalah pilihan
menarik juga sih. Biasanya lebaran, apalagi lebaran Idul Fitri, rentang waktu
libur bisa cukup lama. Teman-teman yang mudik, bisa dipastikan berbahagia di
kampung halaman. Jadi solusi terbaik lain adalah stok film atau serial baru.
Saya bisa menghabiskan waktu sehari semalam hanya untuk menghabiskan serial 22
episode. Hem, biasanya berlanjut sampei keesokan harinya sih karena waktunya
terpotong untuk mandi, beribadah, makan, dan main game di smartphone. Itu
menyenangkan.
Mengerjakan hobi
Astagfirullahalazim, difoto adalah salah satu hobi saya. Haha (captured by : Imawan Anshari) |
Ah, menepikan rasa rindu
dan kekosongan hati juga bisa dengan melanjutkan hobi yang tertunda. Kalau
saya, ya, menulis atau menggambar. Jika tidak ya bermain media sosial, menonton
bokep, eh, wkwk, menghitun jumlah piutang, atau malah tidur seharian. Ah, tidur
seharian adalah hobi yang paling menyenangkan. Apalagi saat kosan sepi, tidur akan
lebih nyenyak karena gangguan suara berkurang.
Jalan-jalan sendiri
Jalan-jalan sendiri itu menyenangkan |
Sendirian? Tidak masalah
dong. Saya biasanya kalau jalan-jalan sendirian juga tidak menolak. Lebih
nyaman sendiri karena tidak perlu menunggu siapa-siapa. Kekurangannya adalah
tidak ada yang motretin kalau sedang ada di tempat bagus. Hahaha... Jalan-jalan
ke mall atau tempat lain seorang diri bisa lebih bebas Mau belanja, mau nonton
film, mau main game di Gamezone, mau makan apapun, mau nongkrong di toilet mall
berlama-lama pun tidak ada yang sebal.
Berdoa
Kalau langkah-langkah di
atas sudah saya lakukan, di sela-selanya saya berdoa untuk keluarga di rumah
dan untuk saya sendiri. Karena berdoa bisa kapan saja, saya tidak perlu waktu
khusus untuk mendoakan orang-orang di sekeliling saya. Berdoa dalam keadaan
berwudlu atau setelah salat, sih sebenarnya bagus, karena pikiran dalam keadaan
tenang. Intinya, dengan berdoa kegalauan dan keresahan hati saya berkurang.
Minimal Tuhan akan menjaga orang-orang yang ada di sana dengan baik.
Beberapa hal di atas
selalu saya lakukan sih meski di hari-hari biasa. Ya kalau terpaksa tidak bisa
pulang memang kita harus menyibukkan diri sendiri dengan hal positif. Oh ya,
apakah kamu punya kiat-kiat lain kalau sedang ingin pulang tapi tidak bisa ke
kampung halaman? Coa share dong di kolom komentar.
Comments