Konsumsi gula berhubungan dengan
resistansi hormon leptin. Hormon leptin adalah hormon yang memberi sinyal pada
otak untuk merasa kenyang. Saat ketahanan hormon leptin terganggu akibat
terlalu sering konsumsi gula berlebih, sinyal yang memberitahu agar berhenti
makan terganggu. Akibatnya tubuh akan selalu merasa lapar.
Penyakit degeneratif
akibat berlebihan konsumsi gula kian bertambah dari hari ke hari. Bukan hanya
akibat konsumsi gula berlebih, tapi karena rutin juga. Yang rusak akibat
kelebihan gula dalam tubuh tidak hanya hormon leptin, tapi juga insulin. Kali
ini fokus bahasan saya lebih ke anak-anak.
Susu kental manis murah meriah
Saya ingat betul waktu
kecil suka sekali makan makanan yang manis. Semua makanan manis selalu nikmat
dan sulit dikendalikan untuk berhenti mengunyah. Paling sering sih saya minum
susu kental manis. Dulu susu kental manis adalah andalan untuk keluarga
sederhana saya, karenaa jika membeli susu asli, harganya jauh lebih mahal.
Meski susu bukan kebutuhan utama kami, tetap saja meminum susu kental manis
adalah kesenangan dan bisa dilakukan cukup sering.
Sebelum punya kulkas, susu kental manis diletakkan di atas mangkuk dengan
air di dalamnya agar tak ada semut masuk ke dalam kaleng susu. Jika tidak pada
pagi hari, biasanya malam saya disuguhi segelas susu kental manis. Berdasarkan
infomasi, susu memang dibutuhkan tubuh sebagai penyempurna dari empat sehat
yang sudah dikonsumsi setiap hari. Tentu saya girang dong. Selain menyehatkan, rasanya juga manis. Kadang kalau tidak
ada susu kental manis, susu bubuk sachet-an
saya dapatkan di toko terdekat. Saya tambahkan gula saat menyajikan. sampai
usia belasan tahun, saya tidak pernah minum susu tanpa gula. Untuk kalangan
menengah ke bawah, membeli susu selain susu kental manis adalah barang mewah.
Harganya lebih mahal, tentu saja.
Tidak perlulah ya beli yang mahal kalau manfaatnya sama. Toh iklan di
televisi juga bilang begitu. Tahun 2017, saya baru tahu kalau susu kental manis
itu bukan benar-benar susu. Susu kental manis tak lain dan tak bukan hanyalah
sirup susu. Sama seperti sirup-sirup yang biasanya gencar diiklankan saat bulan
ramadan.
Faktanya, susu kental manis memang tidak seharusnya dikonsumsi oleh
anak-anak, apalagi rutin. Susu yang bagus itu rasanya gurih, bukan manis. Bukan
berarti semua susu yang gurih itu bagus. Jika merunut kepada standar kesehatan,
susu yang baik dihasilkan oleh sapi yang sehat dengan makanan yang baik pula,
sesuai dengan kebutuhan nutrisi sapi. Bagaimana dengan susu kental manis? Tidak
disarankan konsumsi susu kental manis harian (ah, saya mengulang itu), Cuma untuk topping makanan dan minuman, dan tidak untuk dikonsumsi dalam volume yang besar.
Berdasarkan data WHO, status gizi anak Indonesia masih masuk ke dalam
kategori gizi buruk. Penyebabnya adalah faktor ekonomi, kurang edukasi, dan
gencarnya promosi makanan dan minuman praktis. Ditemukan di Kendari, orang tua
berikan susu kental manis sebagai minuman pengganti susu untuk bayi. Kebayang
ngerinya seperti apa jika sejak bayi sudah dicekoki dengan produk seperti itu.
Susu paling baik adalah air susu ibu. Lagi-lagi karena faktor ekonomi,
orang-orang lebih pilih susu kental manis sebagai susu yang diangap
menyehatkan. Bayangkan saja jika orang tua itu membeli susu khusus bayi? Berapa
uang yang harus dikeluarkan setiap bulan? Sementara keadaan ekonomi tidak
memungkinkan. Ah, saya berlebihan ya?
Terdengar sepele memang. Namun, yang sepele-sepele biasanya di kemudian hari
jadi berbahaya dan tidak dapat ditangani.
Banyak makanan manis, makanan siap saji pun kian bertambah, makanan dengan
bahan pengawet menjamur, makanan kurang sehat lain pun banyak dijual. Pola
hidup masa kini, banyak orang yang lebih memilih makanan berisiko seperti itu
untuk dikonsumsi setiap hari dengan berdalih, “sekali-kali”. Kira-kira berapa
banyak timbunan sumber penyakit yang sudah dimulai sejak kecil? Begitu dewasa,
kita menderita penyakit tertentu, diabetes misalnya. Lalu berobat ke dokter,
mendapatkan tambahan asupan bahan kimia. Mungkin satu penyakit sembuh, karena
konsumsi obat terus-menerus, akibatnya ada komplikasi, ada batu ginjal. Hem,
saya melenceng jauh. Bahasannya berubah jadi penyakit. Maafkan saya.
Surat edaran BPOM
Sebenarnya susu kental manis sudah ada pada zaman kolonial dan pada 1930
ada beberapa kelompok yang mengampanyekan bahwa susu kental manis tidak baik
untuk kesehatan. Namun sayangnya gerakan itu terhenti dan menghilang. Beberapa
tahun belakangan, kampanye tersebut dimulai kembali. masyarakat yang peduli
dengan kesehatan gencar melakukan kampanye “Bijak Mengonsumsi SKM”. Kampanye
itu mengajak masyarakat untuk waspada terhadap susu kental manis yang
sebenarnya mengandung 40-60% gula. Bisa dibilang siruplah ya. Dan SKM itu
bukanlah susu bernutrisi yang selama ini digadang-gadang kandungannya setara
dengan susu. Padahal tidak.
Akhirnya keluar Surat Edaran dari BPOM Nomor HK.06.5.511.05.18.2000 Tahun
2018 Tentang Label dan Iklan Produk Susu Kental dan Analognya. Dalam surat
edaran tersebut dijelaskan ahwa produsen dilarang menampilkan anak-anak berusia
di bawah lima tahun dalam bentuk apapun, dilarang menggunakan visualisasi bahwa
produk SKM setara dengan susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi,
dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair yang disajikan dalam gelas,
dilarang menayangkan iklan pada jam-jam anak nonton, dan lain-lain.
Namun sayangnya, beberapa produsen masih melakukan pelangggaran dari surat
edaran itu. Beberapa produk SKM masih menggunakan visualisasi anak-anak dan
masih menyajikan SKM dalam gelas, dan ada adegan minum susu di gelas. Kalau
tidak percaya, silakan cek beberapa produk SKM. Pada label pun masih terjadi,
masih menampilkan anak-anak dan menyajikan SKM di dalam gelas.
Meski begitu, apakah hal tersebut termasuk pelanggaran? Bisa iya bisa
tidak. Sebab pada Perka BPOM No 21/2016 SKM termasuk dalam sub kategori Susu
Kental, kategori Susu. Kalau merunut pada Perka BPOM ini, yang dilakukan
produsen bukanlah pelangggaran. Sebab kedua peraturan di atas membicarakan hal
berbeda. Di sinilah kita sebagai masyarakat harusnya mendesak pemerintah,
melalui Kementerian Kesehatan dan BPOM untuk melanjutkan perjuangan orang-orang
dengan menegaskan peraturan kepada produsen sesuai dengan surat edaran BPOM
tahun 2018 itu.
Sebenarnya tujuannya untuk mengedukasi masyarakat juga agar tidak mengonsumsi
SKM secara berlebihan dan tidak memberikannya pada anak-anak. Sekali-sekali
bolehlah ya karena kandungan nutrisinya memang berbeda jauh dengan susu. Jadi,
saya ingin kita bersama-sama menyebarkan informasi ini agar masyarakat yang
masih menggunakan SKM untuk anak-anak setelah melewati masa menyusui tida
melakukan itu lagi. (Uwan Urwan)
Comments