Skip to main content

Subwow Hostel, Tempat Menginap Ekonomis dan Strategis di Bandung


Halo-halo Bandung ibukota periangan. Halo-halo Bandung, kota kenang-kenangan. Sudah lama beta, tidak berjumpa dengan kau. Sekarang telah menjadi lautan api. Mari Bung rebut kembali.

Jadi ceritanya saya ke Bandung minggu kedua bulan November 2018. Selama tiga hari di Bandung saya harus mencari tempat menginap. Kebetulan saya harus berhemat agar kehidupan selama di Bandung berjalan lancar, bisa ke beberapa tempa wisata dan makan enak. Hehe...

Setelah bingung mencari-cari akhirnya saya mendapatkan satu rekomendasi penginapan bagus dan murah di Bandung, yaitu Subwow Hostel. Letaknya di Jalan R.E. Martadinata (Jalan Riau) no. 207. Setelah itu saya langsung booking saja tanpa banyak pikir.


Fasilitas Subwow Hostel
Dari Stasiun Bandung saya sengaja pesa ojek mobil online, selain hujan, saya juga bersama teman. Sekitar 30 menit kemudian saya berada di Jalan Martadinata dna kebingungan. Supirnya sempat kebingungan karena di map menunjukkab bahwa kami sudah tiba di lokasi tapi tidak ada tanda-tanda bertuliskan nama hostel tersebut. Setelah bertanya, ternyata Subwow Hostel terletak di basement Grand Tebu Hotel, tak jauh dari tempat kami berhenti. Untuk yang belum tahu mungkin bingung. Tulisan bertanda Subwow Hostel pun setelah diteliti ada hanya saja kecil dan terhalang pohon. Kalau kamu mau menuju Subwow Hostel, memang harus berhenti di Grand Tebu Hotel.


Dari Grand Tebu Hotel, akan ada tanda menuju Subwow Hostel. Pilihan kamarnya pun beragam. Ada yang untuk sendiri, berdua, bertiga, dan berempat. Jumlah kasur lebih dari satu di dalam kamar biasanya diperuntukkan buat mereka yang menginap bersama teman-teman. Saya memilih double bed karena menginap bersama teman. Fasilitas dalam kamar rata-rata sama, AC, Wi-Fi, air panas di kamar mandi, dan sarapan. Yang berbeda, jika kita ingin lebih hemat bisa pilih kamar mandi luar.

Subwow Hostel memang dipersiapkan sebagai tempat menginap para pelancong yang lebih mementingkan berwisata di Bandung karena tempat menginap biasanya hanya untuk tempat penyimpanan barang-barang, dan membersihkan tubuh setelah seharian berkeliling Kota Bandung.





Subwow Hostel kurang lebih sudah berdiri dua tahun lalu. Mulanya basement tersebut akan dibuat parkiran, kemudian berubah konsepnya menjadi sebuah hostel. Meski Subwow Hostel satu manajemen dengan Grand Tebu Hotel, konsep yang ditawarkan Subwow Hostel lebih ekonomis. Biasanya supir-supir juga cari kamar hotel low budget untuk menginap. Di sekitar hotel memang ada hotel dengan harga sekitar 250ribu—300ribu, tapi dengan kehadiran Subwow Hostel, supir dan backpacker bisa menginap di sana. Saya juga melihat beberapa bule menginap di sana.


Harga yang ditawarkan cukup beragam. Kalau menginap saat weekdays, tarif per kepala 100ribu—128ribu.  Harga 100ribu diperuntukkan kamar yang kamar mandinya di luar, sementara itu kamar yang dilengkapi kamar mandi dalam tarifnya 128ribu. Kalau kamu menginap saat weekend, harganya 128ribu untuk yang kamar mandi luar dan 150ribu untuk yang kamar mandi dalam. Jadi hitungannya per kepala. Kalau menginap berdua, misalnya memilih kamar dengan kasur berdua pada hari Selasa dan kamar mandi dalam, kamu cukup membayar Rp258.000.

Subwow Hostel memiliki 38 kamar dengan total 51 kasur. Single bed tersedia di 27 kamar, sharing bedwroomnya ada empat kamar, sisanya twin. Saat ini rata-rata 50% dari total seluruh kamar terisi dan sudah bekerjasama dengan travel agent. Kamarnya nyaman, bersih, sarapannya enak. Hal lain yang kamu perlu perhatikan saat menginap di Subwow Hostel adalah bawalah peralatan mandi sendiri, juga handuk karena tiap kamar tidak menyediakan itu. Kalau pun kamu malas membawa, Subwow Hostel menjual peralatan mandi.

Strategis
Meski saat awal-awal susah menemukan lokasi Subwowo Hostel, saya hawalnya dengan percaya diri masuk ke Grand Tebu Hotel untuk cek in. Ternyata saya diarahkan untuk berjalan ke belakang Grand Tebu Hotel untuk masuk ke lobi Subwow Hostel. Subwow Hostel harganya lebih ekonomis ketimbang Grand Tebu Hotel, dan peruntukannya jelas berbeda.



Kenapa saya memilih Subwow Hostel untuk menginap? Saya seharian berkeliling Bandung jadi rasanya kalau meilih penginapan yang lebih mahal, tidak mungkin juga menikmati semua fasilitas yang ada. Dengan bijak saya harus memutuskan untuk menginap di penginapan yang lebih ekonomis. Selain itu, lokasinya cukup strategis. Di sepanjang Jalan R.E. Martadinata berderet kafe, coffee shop, dan restoran. Tak jauh dari situ, kamu juga bisa ke factory outlet, berjalan-jelan ke gedung sate, beberapa museum, dan beberapa taman yang disediakan untuk turis dan warga sekitar. Kalau mau agak jauh sedikit, kamu juga bisa ke Balai Kota, Jalan Asia Afrika, Masjid Agung Bandung, atau bahkan ke Lembang. Harganya cukup terjangkau jika kamu mau beramai-ramai pergi ke Bandung menggunakan mobil online. Pun kalau pulang pergi naik kereta api, tak begitu jauh juga dari Stasiun Bandung atau Stasiun Kiaracondong.


Kebetulan hari pertama di Bandung saya memilih tidak pergi ke mana pun. Menikmati Wi-Fi superkencang rasanya sudah nikmat. Kalau ingin pesan makan tinggal pesan lewat aplikasi. Hehe... Hari kedua saya memutuskan untuk berkeliling ke Lembang yang hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan. Masih banyak waktu sampai sore, akhirnya berkeliling di daerah Jalan Asia Afrika, berakhir dengan nongkrong di coffee shop dekat Subwow Hostel. Hari ketiga saya mengunjungi museum-museum dekat Balai Kota sebelum balik ke Jakarta.

Sampai ketemu lagi Bandung

Menginap di Subwow Hostel adalah pengalaman menarik. Saya kira hostel adalah sebuah ruangan yang berisi banyak kasur dan saya tidur bersama orang lain dari berbagai daerah. Nyatanya tidak. Menginap di Subwow Hostel tidak berbeda jauh dengan menginap di hotel lain. Satu kamar untuk sendiri atau bersama dengan teman-teman sendiri, bukan orang lain, ada kunci kamar dalam bentuk kartu selayaknya hotel, dan setiap pagi kamar dibersihkan oleh petugas. Puas? Tentu saja. Subwowo Hostel adalah salah satu referensi tempat menginap terbaik yang harganya cukup ekonomis.

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel