Tahun 2017, Newzoo
melaporkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-16 di daftar negara dengan pasar
game besar. Jumlah totalnya ada 43juta gamers di Indonesia dan pendapatan dari
industri itu mencapai USD 879juta.
Pasar games dunia diprediksi akan
terus naik dan tumbuh kian pesat, berada di angka 180miliar di tahun 2021.
Angka yang cukup tinggi memang dan peminat game
online kian bertambah. Saya pun
pernah doyan sekali bermain game online. setiap ada waktu kosong dan
setiap bingung, saya selalu menyalakan smartphone
untuk bermain games. Tidak jarang
waktu untuk bekerja teralihkan untuk bermain games, sampai akhirnya ditegur atasan karena itu. Ahahaha...
Sayangnya demam game online akan terus ada. Sebab setiap game menyediakan fitur berbeda dan baru.
Meski ada yang mirip dengan game-game sebelumnya, tapi dalam setiap
permainan ada banyak hal baru yang dikembangkan oleh pembuatnya.
Olahraga elektronik di Asian Games 2018
Esports adalah istilah untuk olahraga elektronik
yang juga dikenal sebagai permainan kompetitif, permainan pro, e-sport, electronic sport, atau pro gaming. Istilah itu digunakan untuk
kompetisi permainan video yang pemainannya lebih dari satu. Uniknya esports ini ada benar-benar real time,
para pemainnya bermain pada waktu yang sama, meski kadang lokasinya tidak di
satu area.
Esports telah berkembang pesat menjadi sebuah
turnamen siaran langsung yang berhadiah juga, sama halnya dengan kompetisi
lain. Beberapa turnamen yang pernah diadakan, yaitu The International Dota 2
Championships, League of Legends World Championship, Battle.net World
Championship Series. Paling baru yang santer terdengar adlaah pertandingan esports Asian Games 2018, yang sudah berlangsung beberapa waktu lalu di
Indonesia. Ya meski baru pertandingan demonstrasi, esports itu sudah menarik banyak minat peserta untuk
berpartisipasi. Sebab, pemain esports
kian bertambah di Indonesia.
Masih ingat tidak game yang
dipertandingkan di Asian Games 2018
kemarin? Atau malah kamu tidak tahu? Aduh, baiklah. Saya akan beritahu sedikit.
Pertama, Arena of Valor (AOV). AOV sudah lama tenar dimainkan di Indonesia, di
mana jenis gamenya multiplayer online battle arena (MOBA). AOV jadi game MOBA nomor satu di Asia loh dengan
jumlah unduhannya jutaan. Game kedua
yaitu Pro Evolution Soccer. Game ini
buatan Konami Jepang yang mulaipopuler sejak namanya Winning Eleven. Kalau kamu
gamers setia, pasti tahu permainan
ini. Game ketiga adalah League of
Legend. Game ini sifatnya kompetitif
dengan gabungkan kecepatan dan intensitas dari game RTS dengan sedikit unsur RPG di dalamnya.
Ridel Yesaya Sumarandak, peraih medali emas dari cabang
olahraga eSports di Asian Games 2018 Sumarandak di gim Clash Royale
(kredit: instagram.com/iespaorg)
|
Game selanjutnya adalah Clach Royale. Game buatan tim pengembang Supercell ini
menggabungkan permainan RTS dan MOBA, dengan sebuah permainan kartu. Seru deh. Game kelima adalah Hearthstone di mana
termasuk sebuah collectible card game
yang mengambil seting dnia Warcraft. Terakhir yaitu Starcraft 2. Game ini termasuk permainan strategi
dengan waktu nyata yang dibuat oleh Blizzard Entertainment dan termasuk produk
pertama dari serial Starcraft.
Sekolah esports
Penggemar game online saat ini memang tidak hanya
sekadar melepas stres, tapi juga lebih berguna, bahkan menghasilkan uang. Tak
ada lagi hal yang tidak berguna saat ini, bukan? Para pemain game tidak perlu khawatir sekarang,
karena hobi bermain sudah memiliki jalur positif. Bermain game sudah bisa disalurkan menjadi cabang olahraga yang bisa
menambah prestasi. Kalau berkaca pada Asian Games
2018, tentunya esports bukan lagi hal
yang hanya main-main. Sebab bermain game
pun tidak asal main, tapi ada strateginya.
Esports sudah lama dikenal di luar negeri dan di Indonesia memang
dan baru ramai pada tahun-tahun belakangan ini. Bisa kebayang tidak, begitu
ditanya pekerjaanmu apa, “pemain game”. Keren bukan? Untuk itu sekarang sudah ada
sekolah yang menerapkan esportss
dalam kurikulum atau program pendidikannya. Serius? Serius, Fernando! Sekolah mana
aja? Saya sebutkan ya, SMA 1 PSKD, Jakarta Pusat; Garnes Vidaregaande Skule,
Norwegia; Columbia College, Amerika Serikat; University of California, Amerika
Serikat; dan Bina Bangsa, Malang. Indonesia juga punya sekolah yang memasukkan esportss dalam kurikulumnya. Keren bukan?
Anak-anak yang bermain game tidak
selalu lupa waktu. Semakin dilarang justru membuat anak akan semakin lepas
kontrol. Memang sara terbaiknya membiarkan mereka bermain tapi juga memberi
tanggung jawab untuk mengatur waktu kapan harus bermain, kapan harus belajar,
kapan harus makan, kapan harus beristirahat, dan lain-lain.
Mineski Indonesia, organisasi esports terbesar di Asia Tenggara
Melihat pasar game online kian hari kian tumbuh pesat,
Mineski Indonesia hadir. Mulanya hanya berupa ruangan sebesar 2 m x 4 m, kini
menjadi organisasi esportss terbesar
se-Asia Tenggara. Mineski sudah hadir di emat negara, yaitu Filipina, Malaysia,
Thailand, dan Indonesia.
Saat ini Mineski Indonesia kian memperkuat posisinya sebagai wadah untuk
para gamers. Mineski Indonesia ingin
membuka kesempatan yang lebih luas lagi melalui kompetisi, infrastruktur, dan
dukungan para gamers. Mineski punya
tiga cabang bisnis utama, yaitu Mineski Infinity. MET, dan Mineski
Professionalis Team.
Intinya Mineski ingin mengejar banyak ketinggalan dibandingkan
negara-negara lain yang sudah mapan. Mineski ingin berinvestasi secara agresif
karena bekal pengalaman 14 tahun sudah dirasa cukup untuk meningkatkan standar
industri esportss di Indonesia.
MET, sebagai salah satu cabang bisnis utama Mineski Indonesia, punya
rencana selenggarakan event besar, yaitu Garuda Cup, Indonesia Professional
Gaming League (IPGL), dan Jakarta Masters. Kalau kamu tahu, Jakarta Masters adalah
salah satu rangkaian kegiatan The Masters yang diadopsi dari event di Filipina,
Manila Masters. Untuk memperkuat keberadaannya, Mineski bekerjasama dengan
Go-Jek dan Tokopedia. Kerjasama ini juga memperkuat Tokopedia dan Telkomsel, di
mana 34% dari lebih dari 60 juta pelanggan Tekomsel memainkan game di gawainya. Tokopedia pun punya
kegoatan serupa, seperti turnamen Tokopedia Battle of Friday yang tentunya
tujuannya untuk memajukan industri kreatif esports
di Indonesia.
Sekarang kita
tunggu saja apa program-program Mineski selanjutnya untuk esports kita. Yang jelas dengan adanya kerjasama Mineski,
Tokopedia, dan Telkomsel, tentunya nanti akan lahir atlet-atlet esports hebat di Indonesia yang bisa
bersaing dengan atlet esports di luar
negeri.
Referensi:
Bolalob.com
Bolasport.com
Gridgames.grid.id
Comments