Saya sering mengeluh kalau berada di kafe pesan kopi, terus mau coffee photography untuk Instagram pakai smartphone malah susah, apalagi dalam keadaan kurang cahaya. Beberapa kafe memang tertutup dan minim cahaya.
Tidak semua kafe memberi semua kebutuhan untuk memotret. Jalan satu-satunya ya memilih kafe mana yang mendukung fotografer berkreasi |
Kalau sudah begitu biasanya saya menunggu teman yang punya mirrorless atau DSLR untuk memotret. Tujuannya sih memang untuk diupload di Instagram. Sebagai orang yang
bekerja di media sosial saya harus memosting foto, minimal tidak blur, apalagi saya masih memotret menggunakan smartphone. Kalau
tidak, bisanya saya akan kebingungan kalau harus memosting foto di Instagram.
Kepercayaan klien akan berkurang, ujung-ujungnya postingan saya lewat begitu saja.
Tidak dilirik.
Punya foto keren untuk diupload
di Instagram memanglah sebuah kebutuhan. Apalagi saat ini Instagram sudah menjadi
bagian dari gaya hidup. Punya foto bagus juga sebuah keharusan. Saya pernah
punya beberapa foto bagus sebagai hasil dari fotografi menggunakan smartphone kemudian diposting dan mendapat impresi cukup tinggi
sampai diposting ulang oleh akun-akun lain. Kalau anak kota sih biasanya selalu
nongkrong di tempat hits, harus foto entah itu foto sendiri, bersama teman,
atau foto suasananya. Sayangnya, lagi-lagi yang cuma pakai gawai mengeluh
karena tidak bisa mendapat hasil yang bagus.
Ikut workshop coffeetography untuk pemula
Ikka Malika, fotografer produk yang gaya fotonya lebih ke still life cek aja Instagramnya @ikka_malika |
Demi meningkatkan kualitas postingan di media sosial, ikutlah saya Coffee Shop Photography Workshop memotret menggunakan smartphone bersama Ikka Malika dan Jana Maesiati di Kopitok Coffee, Kemang. Fotografi sebenarnya adalah melukis dengan cahaya. Bentuk-bentuk yang terlihat mata sebenarnya adalah hasil dari pendar cahaya, juga warna-warna yang kita lihat.
Dan mengonsumsi kopi sudah
jadi gaya hidup sejak turun-temurun. Sampai saat ini tercatat ada ribuan kedai
kopi yang menyajikan beragam jenis kopi dari seluruh Indonesia. Nah, dalam
fotografi pun, jenis foto pun menjadi terspesialisasi. Salah satunya coffee
photography yang sedang marak di media sosial termasuk di Instagram.
Konsep memotret coffee photography baik di rumah atau di coffee shop sebenarnya tidak
berbeda jauh dengan konsep memotret objek lain, ya misalnya kamu diharuskan
memosting foto makanan atau produk lain. Yang berbeda mungkin pada waktu memotret dengan
smartphone, kamera DSLR, atau mirrorless tentu berbeda. Sensor kamera handphone
ukurannya lebih kecil dibandingkan DSLR. Karena ukurannya kecil, otomatis
kemampuan menangkap cahaya juga lebih sedikit. Kudu benar-benar mengenal
spesifikasi kamera di handphone masing-masing.
Bagaimana sih sebenarnya coffee photography atau jenis fotografi ponsel lain itu, apalagi memotret menggunakan smartphone?
- Cahaya harus cukup. Kita harus punya kepekaan kuat kalau memotret menggunakan smartphone. Kalau ponselmu tidak kuat memotret di dalam ruangan saat malam hari atau di kafe yang cahayanya tidak mendukung untuk memotret dengan smartphone, bermain game saja. Tidak perlu memotret.
- Pastikan objeknya cukup menarik. Jangan sampai foto sampah yang berserakan jadi objek foto, kecuali untuk kepentingan dokumentasi. Bagaimana cara tahu objeknya menarik? Hem, saran Ikka Malika, “Perbanyaklah melihat foto-foto hasil fotografer lain.”
- Temukan ketertarikanmu di mana dan pada objek apa. Kalau kamu lebih tertarik dengan landscape, sunset, bunga, dan lain-lain, jadikan objek-objek sejenis adalah objek utama yan akan sering kamu potret. Memotret dengan smartphone itu susah-susah gampang, susah kalau kita belum kenal dengan spesifikasi kameranya.
- Kelebihan kamera DSLR dan mirrorless adalah bisa membekukan objek bergerak dengan kecepatan tinggi. Sayangnya tidak semua ponsel bisa begitu. Kalau pun bisa, hasilnya tidak semaksimal jika menggunakan DSLR atau mirrorless. Pilih objek yang diam lebih baik agar memotret dengan smartphone hasilnya maksimal.
- Tangan harus stabil waktu memotret, apalagi memotret untuk Instagram. Kalau gemeteran hasil foto akan kabur. Latih terus agar tangan selalu stabil ketika memotret. Katanya sih dengan menahan napas sampai tiga jam. Hahaha... Setelah itu dikubur.
- Cari sudut pemotretan terbaik. Sudut pemotretan sangat berpengaruh terhadap hasil foto. Atur juga komposisi objeknya. Dalam fotografi, apalagi fotografi ponsel, kamu harus tahu komposisi rules of third, golden ratio, spiral, pola, dan banyak lagi. Pikirkan objek dan latar belakang sudah cocok atau masihkah ada cara agar tampak lebih baik lagi? Coba geser atau pindah ke kanan, kiri, depan, belakang, atau malah ganti properti.
- Pastikan baterai smartphone dalam keadaan cukup.
- Bawalah properti ke mana pun kamu pergi, misalnya sendok kecil, alas foto, bunga kering, dan lain-lain. Kadang saat memotret kita kebingungan karena ada bagian dalam foto tampak kosong padahal sebenarnya punya properti penunjang.
- Pahami teknik dasar penggunaan kamera, yaitu exposure, ISO, dan kawan-kawannya, agar hasil fotografi ponsel makin bagus. Kalau bingung, ya mau tidak mau harus belajar.
- Terakhir adalah proses aditing. Untuk tahap ini setiap orang punya pilihan masing-masing dalam mengedit foto, ada yang menggunakan tiga aplikasi sekaligus, ada yang hanya dua, dan ada yang hanya satu saja. Aplikasi yang paling banyak dipakai, yaitu Snapseed, Lightroom CC, dan VSCO.
Komposisi dalam coffee photography
Menurut Jana Maesiati,
memotret objek harus lurus. Perhatikan saat memotret objek di atas meja, posisi
meja dan kursi tidak boleh miring. Gunakan garis pada layar kamera untuk tahu
apakah sudah lurus atau belum. Kalau ternyata miring, bisa diedit menggunakan
Snapseed atau Lighroom CC (yang berbayar). Coffeetography untuk pemula biasanya memang kurang jeli melihat itu, tapi bisa dilatih.
Inti dari rule of third adalah garis bantu yang
membagi frame foto menjadi sembilan bagian sama besar. Ada dua garis vertikal
dan dua garis horizontal. Garis-garis itu membantu kita posisikan objek agar
hasil foto lebih menarik dan proporsional. Rule of thrid bukan aturan baku,
tapi hanya panduan. Untuk mendapatkan komposisi yang pas, letakkan objek di
persinggungan garis horizontal dan vertikalnya. Meletakkan objek di tengah,
kadang hasilnya jadi monoton. Dengan menempatkan objek di garis persinggungan,
objek terkesan lebih hidup dan bercerita.
Tiga hal yang harus diingat, yaitu apa sih point
of interest coffee photography foto kita? Bagian mana yang menjadi bagian paling menarik?, bagilah
foto dalam viewfinder menjadi persimpangan, dna tentukan di mana letak poin of
interest objek. Komposisi lain berupa golden ratio,
spiral, pola, dan lain-lain. Untuk pola bisa diartikan sebagai perulangan, bisa
jadi perulangan bentuk, garis, warna, benda, atau objek apapun. Perulangan itu
bisa jadi teratur dna tidak teratur. Kalau kita jeli dan mampu memanfaatkan
perulangan itu, hasil fotografi ponsel kita akan luar biasa.
Pola bisa ditemukan di mana pun, susunan keramik
lantai, penampang batang pisang, cangkang keong, pagar, barisan pepohonan, dan
lain-lain. Atur jarak saat memotret dan ambil beberapa sudut pengambilan foto
untuk melihat kira-kira bagian mana yang paling menarik. Atau kalau kita ingin
memotret kondisi meja di kafe tertentu, kita bisa letakkan properti, atur
dengan baik. Sesuaikan tema objek dengan propertinya. Jangan sampai kita
memotret alat kecantikan tapi menggunakan alas serbet kotak-kotak dan properti
piring. Konsep memotret untuk Instagram baik fotografi ponsel atau menggunakan kamera lain itu sama. Coffeetography untuk pemula bisa belajar dasar-dasar fotografi. Biasanya sih dengan melihat foto orang lain.
Coba potret dengan angle yang berbeda. Untuk
memotret makanan, sepertinya memang lebih bagus pengambilannya dengan sudut 45
derajat atau flatlay. Sudut pengambilan 90 derajat seringkali gagal memberikan
gambaran makanan yang terletak di piring atau mangkok, kecuali makanannya
menggunung di atas piring.
Editing coffeetography untuk pemula
Jana menggunakan Lightroom CC untuk edit foto.
“Lebih baik menggunakan yang berbayar karena ada fitur-fitur lain yang bisa
dimanfaatkan untuk mengedit,” jelasnya. Fitur-fitur pro yang tidak bisa
digunakan kalau pakai gratisan, yaitu selective, healing, geometri, dan
lain-lain. Fitur healing dan selective sebenarnya ada juga di Snapseed, tapi
mungkin di Lightroom CC bisa lebih baik hasilnya.
Ikka Malika menggunakan Snapseed sebagai
andalannya untuk mengedit. Hasilnya pun tidak meragukan, tapi mungkin saja kita
masih bingung saat menggunakan fitur-fitur di Snapseed. Untuk pemula biasanya bingung mengenai fitur yang ada d Snapseed. Berikut saya jelaskan sedikit.
Brigthness membantu kita menerangkan atau
mempergelap foto. Fitur ini membantu memperlihatkan senyummu yang manis itu.
Kalau gelap tentu tak terlihat, bukan?
Contrast bisa digunakan untuk mengatur ketajaman
gambar. Beberapa foto yang hits di Instagram justru menurunkan kontras untuk
membuat gambar terlihat lebih teduh. Berbeda lagi untuk mereka yang harus posting
foto produk untuk dijual kembali, tambahkan sedikit kontras itu perlu. Ikka
memberi tips, kalau menurunkan atau menaikkan brightness harus menaikkan
kontras juga sedikit (kurang lebih 10).
Saturation membantu untuk mempertajam warna.
Semakin tinggi saturasinya, warna objek semakin jelas. Konsep menaikkan
saturasi cocok untuk foto landscape dan beberapa produk. Namun untuk beberapa
foto yang tidak terlalu mementingkan ketajaman warna, biasanya pengguna
Instagram justru menurunkan saturasinya agar setengah hitam putih.
Ambiance digunakan
untuk menperjelas karakter objek. Bisa juga untuk menerangkan bagian objek yang
gelap. Dengan menaikkan ambiance, objek terlihat jelas dna lebih dramatis, tapi
menaikkan berlebihan kadang tidak terlalu bagus.
Hightlight fungsinya mirip dengan ambiance. Semakin kecil angkanya, semakin
jelas pola objek gambar. Kalau kamu naikkan angkanya, objek akan lebih terang,
terang yang dimaksud lebih ke putih.
Shadow digunakan untuk menambahkan efek bayangan. Turunkan angkanya, bayangan
akan semakin jelas, tapi kalau kamu naikkan, bayangannya semakin pudar. Fitur
ini juga bisa membuat objek terlihat jelas karena kadang bayangan berlebihan
sehingga objek seringkali tidak terlihat sesuai aslinya.
Warmth digunakan untuk memberi kesan hangat atau dingin pada foto.
Structure digunakan untuk menambah detail objek dalam keseluruhan foto.
Semakin tinggi nilainya semakin detal objeknya, tapi kalau angkanya bernilai
minus, detail objek akan menghilang.
Sharpening bisa kamu gunakan untuk menunjang detail objek. Kamu bisa
menggunakan dua fitur ini untuk memperjlas objek. Tidak perlu terlalu banyak
karena jika terlalu detail, foto akan terlihat seperti mati.
Edit foto saat ini sudah tidak lagi harus menggunakan komputer atau laptop. Cukup buka aplikasi, hasil memotret untuk Instagram bisa diedit dengan aplikasi edit foto, baik yang gratis dan berbayar.
Praktek fotografi menggunakan smartphone dan kamera lain
Setelah
melalui rangkaian penyampaian teori dasar, peserta praktek langsung. Beberapa
spot sudah disiapkan bersama dengan seperangkat objek yang sudah diatur
sedemikian rupa. Suasana tampak riuh, ada yang memakai DSLR, mirrorless, dan ponsel. Fotografi menggunakan smartphone justru jadi tantangan sendiri.
Berbagai sudut pengambilan foto tampak dipenuhi orang. Beberapa kemudian
pindah lokasi untuk memotret yang lain. Kebetulan konsep workshop fotografi ini
adalah coffee photoghraphy memang, jadi objek utama yang dipotret adalah kopi dan
produk turunannya. Buat pecinta fotografi, memotret kopi tidak hanya berhenti
pada memotret secangkir kopi di atas meja. Yang saya bilang di atas, beberapa
justru sudah menyiapkan properti dari dalam tasnya untuk menemani kopinya,
untuk mempercantik hasil fotonya, biasanya sih mereka adalah penganut fotografi menggunakan smartphone, ada juga yang tidak sih.
Beberapa orang sukses meningkatkan followers dengan cara itu, apalagi memotret untuk Instagram sudah jadi gaya hidup. Hasil foto kemudian direpost oleh akun
kafenya, pengunjungnya kian banyak dan akhirnya dilirik oleh pengusaha kafe
lain untuk diajak bekerjasama memotret kafenya atau diendorse untuk kafe. Ada banyak cara menyalurkan hobi tapi bisa
menghasilkan uang.
Keriuhan workshop itu cukup menghasilkan. Berikut hasil foto-fotonya
Comments
Makasih dah berbagi ilmu. Sukses selalu.