Skip to main content

Kamar Bertema Cinema di IBIS Jakarta Harmoni Bikin Betah

 Belum pernah saya temui kamar hotel dengan tema tertentu. Begitu tahu di IBIS Jakarta Harmoni punya tiga kamar bertema, saya langsung pilih salah satunya.


Kamar bertema Cinema adalah pilihan saya. Terletak di lantai tujuh, kamar itu didesain layaknya bioskop rumahan. Ada poster film Angry Birds Movie, Collateral Beauty, dan American Made di dinding sisi dekat kasur, ada poster kecil-kecil di sisi dinding lain. Lampu tidur dengan tema Cinema pun menghiasi. Tak hanya itu, kamar dilengkapi dengan bantal-bantal lucu bertuliskan cinema, stiker di dinding yang mendukung tema, juga DVD Player lengkap dengan DVDnya.

Hanya ada di IBIS Jakarta Harmoni



Konsep kamar bertema ini diawali dari sebuah kompetisi membuat kamar tematik. Muncullah kemudian ide-ide tersebut dari stafnya. Dari 211 kamar hanya ada tiga kamar bertema di sana, The Window of The World, The Jungle, dan Cinema. Kenapa hanya tiga? Karena ketiga kamar tersebut yang paling luas. Artinya 208 kamar lain adalah kamar biasa.

Hotel ini memang segmennya bukan untuk keluarga, tapi konsep kamar bertema itu adalah ruang keluarga. Tidak heran kalau hanya ada satu kasur untuk dua orang. Ada satu sofa juga untuk menemani kalau ingin bersantai. “Kamar tematik selalu full, biasanya ditempati oleh tamu-tamu VIP atau tamu yang pesan paket wedding,” kata Titi Rachmawati, Koordinator Sales and Marketing IBIS Jakarta Harmoni. Kamar bertema itu pun belum banyak yang tahu. Biasanya yang tahu lebih suka memesan kamar bertema itu dibandingkan yang biasa.





Saat pesan kamar, ditawari salah satu kamar bertema itu. Kebetulan kosong satu dan saya harus memanfaatkan itu. Untuk sementara ini pemesanan kamar bertema hanya bisa melalui telepon. Kalau datang langsung kemungkinan kecil kosong, tapi bisa jadi kosong kalau kamu beruntung.

Orang-orang yang sering menginap di hotel untuk keperluan bisnis atau hanya untuk beristirahat dari hiruk-pikuk pekerjaan pasti sudah tahu fasilitas standar hotel, yaitu kasur, kamar mandi, kolam renang, tempat gym, restoran, dan lain-lain. Tidak semua hotel memiliki kolam renang dan tempat gym seperti di hotel yang saya tempati. Meski begitu, kamar bertema adalah salah satu konsep baru untuk pengalaman baru bagi pengunjung.


Saya bisa menonton film sepuasanya sambil bersantai di atas kasur. Hal paling penting juga, pencahayaan di dalam kamar pun konsepnya hangat, menggunakan lampu berwarna kuning. Sehingga walaupun dinyalakan semua, kamar tidak akan seterang dan sementereng di kamar lain. Kecuali di kamar mandi yang butuh cahaya lebih. 

Jadi jelas ya bahwa tiap tema yang ditawarkan sudah dikonsep sedemikian rupa dari dinding sampai pencahayaan. Dari jendela kamar saya bisa melihat pemandangan kota Jakarta, juga bisa menikmati pemandangan saat pagi, senja, hingga malam. Usai menginap di tema Cinema, saya jadi ingin mencoba kamar tema lain. Tema The Window of The World memberikan gambaran dan informasi tentang dunia, keajaiban yang ada di dunia dan lain-lain. Tema The Jungle lebih tepat untuk keluarga yang sedang berlibur bersama anak. Orang tua juga bisa mengajarkan anak tentang bumi dan alam, sekaligus bermain bersama. Oh ya, kamar bertema ini hanya ada di hotel ini, di tempat lain belum ada.
Kamar tema The Jungle

Kamar tema The Window of The World

Lantai dua digunakan sebagai area meeting, juga ada ballroom yang bisa digunakan untuk acara yang lebih besar dan wedding. Kalau ballroom, hotel ini bisa menyediakan paket catering sampai 800 pack, sementara itu kalau meeting room hanya 30-40 pack. Ada 15 lantai, di mana dua lantai di atas dan di bawah merupakan kamar smooking, dan tujuh lantai sisanya kamar nonsmooking.


Bisa sewa sepeda untuk Car Free Day


IBIS Jakarta Harmoni letaknya cukup strategis, terletak di Jalan Hayam Wuruk no 35, Jakarta, sebelahan dengan Hotel Grand Mercure, tidak jauh dari Bandara Soeakarno Hatta (sekitar 30 menitan kalau tidak macet), ke Stasiun Gambir sekitar 10 menit, dan hanya 10 menit jika mau ke Jakarta International Expo, Kemayoran, hanya perlu waktu sekitar 15 menit. Kalau kamu naik TransJakarta, berhentilah di Halte Sawah Besar dari arah Blok M atau dari Kota. Kalau naik kereta bisa turun di Stasiun Sawah Besar, bisa dilanjutkan dengan jalan kaki atau naik ojek online. 


Kalau mau berwisata kamu bisa berkunjung ke Kota Tua dan Monas yang bisa dijangkau dengan TransJakarta atau ojek online. Pusat perbelanjaan terdekat adalah Gajah Mada Plaza, sisanya kamu bisa pergi ke beberapa mall lain, yaitu Senayan City, Plaza Senayan, Grand Indonesia, Plaza Indonesia, dan lain-lain. Semua bisa dijangkau dengan transportasi umum atau pun transportasi pribadi.

Kebetulan lokasinya cukup strategis, pusat-pusat perkantoran dan pusat pemerintahan pun tidak jauh dari hotel. Kalau mau pergi sebenarnya tinggal telepon saja atau memencet tombol di aplikasi smartphone. Yang tak kalah seru, hotel ini bekerjasama dengan Obike, di mana pengguna bisa menyewa sepeda kapan pun. Hanya saja kalau hari kerja, menggunakan sepeda bukanlah hal yang mudah di ibukota. Jalan satu-satunya adalah, kalau kamu menginap di hotel ini saat weekend, pergunakan sebaik-baiknya waktu pagi untuk bersepeda di car free day.


Car free day (CFD) menawarkan banyak hiburan dan jajanan. Sebenarnya tujuan adanya pembebasan kendarana bermotor di area tertentu adalah agar dipergunakan sebagai sarana olahraga saat minggu pagi. Namun, makin ke sini fungsi car free day makin beragam. Beberapa orang memilih untuk memasarkan produknya di sana, ada yang melakukan kampanye (kampanye tidak harus bersifat politik kan?) dan aksi-aksi, ada yang benar-benar berolahraga, ada yang setengah berolahraga dan setengahnya beli barang-barang di car free day, ada yang pamer kegiatan komunitasnya, ada yang pamer karya, dan lain-lain. Saya yakin kamu akan beruntung bisa ikut car free day dengan bersepeda dari hotel.

Restoran modern dan elegan


Hotel tampak luar memang terlihat kecil, tapi begitu masuk, saya sadar bahwa pandangan mata saat melihat dari pinggir jalan itu seringkali menipu. Masuk ke hotel, kamu tinggal lurus ke belakang melewati lounge untuk menuju restorannya. Restoran IBIS Jakarta Harmoni konsepnya menu masakan Indonesia, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa kalau ada tamu yang ingin mencicipi masakan asing, sang koki tentu bisa diandalkan.





Saya tidak pernah meragukan kehigienisan peralatan dan makanan di hotel sejak diajak masuk ke dapur di IBIS Surabaya City Centre dua tahun lalu. Biasanya peralatan dicuci kemudian disterilkan dengan UV. Jangan samakan dengan peralatan di warteg yang kadang sendoknya pun masih terlihat kotor. Haha...


Sarapan di hotel ini, standarlah ya. Saya bilang standar bukan berarti biasa, tapi bagus dan enak, sesuai dengan lidah saya. Kebetulan juga saya bukan orang yang kuliner banget, tapi menikmati hidangan sedikit demi sedikit, dengan penuh keriaan dan kesenangan hati adalah SAYA. Haha. Selain tidak menyangsikan kebersihan peralatan dan prosen memasak, saya juga tidak pernah meragukan rasanya. Mangkanya saya senang-senang saja makan di hotel IBIS yang labelnya berwarna merah ini.

Yang saya soroti justru mesin penghangat bisa dikatakan lebih canggih dibandingkan dengan di tempat lain. Tombol-tombolnya digital dan bisa diatur sedemikian rupa. Sayangnya saya lupa menanyakan itu. Terus yang menggelitik lagi ada mesin kopinya juga. Jadi saya bisa pilih kopi apa yang saya mau, kapucino, kopi hitam, ekspresso, atau kopi dengan tambahan dobel susu. Tinggal pencet, tunggu penuh, jadi deh.

Oh ya, kalau kamu mau makan siang atau makan malam di restoran IBIS itu, ada menu andalan yang patud dicoba. Menunya nasi goreng kambing, steak chicken sauce padang, beef fajitas, dan banana berry. Begitu menulis banana berry, rasanya masih terngiang-ngiang di otak saya. Minuman yang segar, dengan campuran pisang, berry, yogurt, dan beberapa campuran lain benar-benar membuat saya ketagihan. 



Tebak, ketiga makanan di atas ini namanya apa saja?

Nasi goreng kambing disajikan dengan cukup baik di atas piring. Ya, masak disajikan di pot bunga, Malih! Nasi goreng dibentuk dan dilapisi leh telur dadar, ditemani oleh emping melinjo, sayur, acar, dan sambal. Lalu beef fajitas disakikan bersama kentang sebagai karbohidratnya dan steak chicken sauce padang menggunakan nasi ditambah sayur brokoli sebagai pelengkapnya. Saya paling suka steak chicken sauce padang sih. Soalnya ayamnya lembut dan tidak perlu usaha kuat untuk mengunyahnya. Hahaha... nasinya pulen dikombinasikan dengan saus padang yang menurt lidah saya baru. Yang saya tahu nasi padang bumbunya begitu, tapi begitu mencoba menu ini, rasanya berbeda. Ternyata saus padang tidak seperti rasa rendang yang saya bayangkan. Haha...

Sumpah suwer samber duit lima puluh juta, saya jatuh cinta dengan minuman ini.

Apa lagi ya? Sepertinya saya sudah menceritakan semua hal yang saya tahu saat menginap di hotel ini. Oh ya, kekurangannya kemarin sih sinyal wi-fi putus-putus. Karena saya tidak terlalu butuh jaringan internet, jadinya saya tidak menghubungi resepsionis untuk komplain. Menonton film sepuasnya adalah sebuah keniscayaan. Haha... Kurangnya apa lagi ya? Harusnya sih ada, tapi saya terlalu asyik menikmati hidup seerti saat menggigit steak chicken sauce padang.

Menurut saya, semua hotel IBIS sudah punya standar masing-masing dan di tiap hotelnya punya manajemen berbeda. Meski standar pelayanan dan beberapa fasilitas sama, pastinya ada sesuatu yang berbeda. Buktinya saya menginap di tiga IBIS hotel di lokasi yang berbeda, ceritanya juga berbeda. Kalau menginap, ajak-ajak saya ya! Soalnya saya masih terngiang-ngiang ingin mencoba ruang bertema lain dan mencicipi steak chicken sauce padang dan banana berry *wink

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan...

Blogger Situbondo dan Peranannya dalam Mempromosikan Kota Santri

Situbondo, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan pesona yang belum banyak terungkap. Dibandingkan dengan Banyuwangi yang sibuk dengan wisata kelas dunia dan Jember yang dikenal dengan festival budayanya, Situbondo seolah masih berada dalam bayang-bayang. Padahal, kabupaten ini memiliki daya tarik luar biasa, dari wisata alam, budaya, hingga kuliner khas yang unik. Tantangan utamanya adalah bagaimana cerita tentang Situbondo bisa menjangkau lebih banyak orang. Di sinilah peran blogger menjadi sangat penting—merekalah yang bisa membawa nama Situbondo ke dunia digital, menyebarkan pengalaman, opini, serta keindahan daerah ini dalam bentuk narasi yang menarik dan inspiratif. Blogger Situbondo Menjadi Wajah Baru Jurnalisme Digital Dulu, informasi tentang suatu daerah hanya bisa ditemukan melalui media cetak atau berita resmi. Namun, di era digital seperti sekarang, blog menjadi salah satu sumber informasi yang lebih fleksibel, dekat dengan masyarakat, dan mudah diakses. Bl...

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus ...

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya ki...

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan la...

Fauzi, Sosok di Balik Gerakan Pemuda dan Musik Situbondo

Ahmad Fauzi berdiri di tengah kebunnya Aku tak menyangka akan menemukan sesuatu yang begitu luar biasa di sudut kecil Situbondo ini. Sebuah lahan hijau yang tertata rapi, penuh dengan kehidupan dan harapan. Greenhouse sederhana berdiri kokoh, dikelilingi jaring halus sebagai tempat pembibitan. Di sekitarnya, deretan tanaman sayur tumbuh subur—terong, cabai, kacang panjang, kelor, sawi, serai, pepaya, hingga okra.  Tak jauh dari situ, ada kolam ikan yang airnya berkilauan di bawah sinar matahari. Area lain dipenuhi tanaman obat, masing-masing telah diberi papan nama, seolah memberi isyarat bahwa tempat ini bukan sekadar kebun, melainkan sumber ilmu dan kehidupan. Di tengah lahan, toren biru mencolok berdiri tinggi, menjadi sumber pengairan utama. Pemandangan ini semakin kontras karena lahan ini dihimpit oleh sawah dan rumah penduduk.  Toren biru ini bukan sekadar tempat penyimpanan air, tapi sumber kehidupan bagi tanaman sayur yang tumbuh hijau di sekitarnya. Ketika aku sibuk m...

Imron, Penggerak Literasi dari Desa Trebungan, Situbondo

Moh. Imron adalah bukti nyata bahwa semangat, kerja keras, dan cinta pada ilmu bisa membawa perubahan nyata bagi komunitas. (Kredit foto: Moh. Imron) Di sebuah sudut kecil Situbondo, ada seorang pria yang menjalani hidupnya dengan kesederhanaan, namun penuh mimpi besar. Namanya Moh. Imron, sosok yang kini dikenal sebagai direktur takanta, sebuah komunitas literasi yang menjadi rumah bagi banyak penulis terutama di Situbondo. Meski begitu, Imron bukanlah seseorang yang langsung dilahirkan sebagai penggerak. Masa kecil hingga remajanya lebih sering diwarnai rasa minder daripada percaya diri. Dari Anak Pemalu Menjadi Sosok Berani Ilustrasi dibuat menggunakan Canva Dulu, Imron adalah remaja yang merasa tertinggal. Saat teman-temannya sibuk dengan ponsel dan berbagai aktivitas, ia bahkan tidak memiliki telepon genggam. Pelajaran TIK di sekolah menjadi momok karena ia tak pernah menyentuh komputer sebelumnya. Tapi rasa minder itu justru menjadi titik awal perjalanan perubahan. Imron memutusk...

Perjalanan Lukisan Uwan’s Art, Dari Kanvas ke Tiga Komunitas

Di sudut meja yang mulai berdebu, aku menarik laci yang hampir terlupakan. Tube-tube kecil cat akrilik berbaris di dalamnya, beberapa masih tertutup rapat, sementara yang lain sudah mulai mengering di tepinya. Ada rasa rindu yang tiba-tiba menyeruak. Sudah lama aku tidak menyentuh kuas dan kanvas. Kesempatan itu datang dari sebuah ajakan—kolaborasi dengan tiga komunitas besar di Jakarta untuk sebuah acara seni dan edukasi di bawah naungan Kompasiana, yaitu Ketapels, KOMiK, dan Ladiesiana.  Kredit: KOMiK Aku, seorang pelukis amatir dari Situbondo, ditawarkan untuk menjadi sponsor sebagai bentuk dukungan untuk acara "Tur Museum sambil Belajar Nulis Naskah Film". Tentu saja, aku tidak bisa menolak. Setelah berpikir, aku memutuskan untuk mendukung dalam bentuk lukisan kanvas. Bagiku, seni bukan hanya tentang menciptakan sesuatu yang indah, tapi juga tentang berbagi makna dan emosi dengan orang lain. Menyentuh Kembali Kanvas yang Terlupakan Aku menuangkan sedikit demi sedikit cat ...

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mer...