“Jangan mimpi dapat foto bagus kalau motret pas malem,” seru seorang teman begitu saya menyodorkan kamera smartphone untuk memotret di Lapangan Banteng.
Kebetulan teman saya membawa kamera DSLR yang, baiklah, saya tidak perlu meragukan keunggulan kamera gendong itu. Dengan percaya diri memotret dalam keadaan gelap sambil memencet beberapa kali tombol untuk mengatur pencahayaannya.
Pasca revitalisasi, di Lapangan Banteng jadi buah bibir
Saya mau cerita sedikit tentang lapangan yang bersejarah itu. Yori Antar dari HAP Architects yang merancang desain di Lapangan Banteng baru itu. Tujuannya sih untuk menghilangkan citra negatif sih katanya. Saya saja baru sekali ke Lapangan Banteng sebelum dipugar. Lapangan Banteng punya nilai sejarah jadi pemugaran itu jadi langkah tepat menurut saya. Selain itu terlihat lebih menarik, kata orang-orang.
Foto di Lapangan Banteng pada malam hari menggunakan efek HDR |
Setelah direvitalisasi, Lapangan Banteng banyak didengungkan dari mulut ke mulut, chat ke chat, sampai di media sosial juga. Beberapa kali juga saya dan teman-teman gagal pergi ke sana karena kesibukan masing-masing. Akhirnya keinginan untuk pergi ke tempat itu bukan angan-angan saja tapi terjadi juga.
Ada tiga zona di sana, yaitu zona utama di Monumen Pembebasan Irian Barat, zona olahraga, dan zona taman. Zona utama dibuat lebih menonjol dan lebih terbuka, juga ada air mancurnya. Area tersebut berupa bangunan amphiteater berkapasitas ribuan orang. Sayangnya waktu saya ke sana air mancur menarinya tidak difungsikan. Jadi tidak bisa memotretnya.
Foto di atas diambil pada malam hari tanpa efek apapun (kiri) ran menggunakan mode malam (kanan)
Foto di atas diambil pada malam hari tanpa efek apapun (kiri) ran menggunakan mode malam (kanan)
Foto di atas diambil menggunakan model malam + Al (kiri) dan menggunakan HDR (kanan)
Foto di atas diambil menggunakan efek HDR + pi (kiri) dan menggunakan flazz (kanan)
Melanjutkan obrolan dengan teman saat saya memotret dengan OPPO ini, saya dengan santai memotret sana-sini. Teman pun begitu, kami sibuk dengan kegiatan masing-masing, memotret. Tanpa sadar teman melihat layar kamera saat memotret. “Kok jernih?”
Niat hati ingin menoleh tapi sedang fokus memosisikan objek di dalam frame. “Iya dong,” jawab saya.
“OPPO tipe berapa tuh?”
“OPPO R17 Pro. Bagus kok. Ada ultra night mode -nya, jadi pas motret malem, tetep terang.”
Memang, hasil foto pakai kameranya terlihat jernih dan jelas. Objek di Lapangan Banteng pada malam hari kalau misalnya pakai kamera smartphone lain sudah tidak tampak jelas. Bisa terlihat sih, tapi biasanya tidak tajam dan hasilnya banyak semutnya. Saya beruntung menemukan smartphone canggih ini. Biasanya kalau sudah malam hari, saya menyerah untuk memotret.
Ya memotret sih, tapi kalau untuk saya posting di Instagram, rasanya belum memenuhi. Kalau instastory sih masih mungkin. Apalagi kalau memotret di dalam ruangan dengan pencahayaan minim, biasanya saya lebih memilih untuk main game dibandingan memotret. Ultra night mode sangat membantu saya memotret di mana saja, baik siang hari, malam hari, dan di dalam ruangan. Hasil gambar tetap terlihat jelas.
Fitur canggih, cocok untuk peminat fotografi malam hari
Begitu saya diberitahu kalau kamera OPPO R17 Pro bagus untuk fotografi malam hari, saya langsung coba dan benar. Percobaan pertama adalah di kamar. Saya bandingkan dengan smartphone saya sebelumnya. Hem, berbeda jauh. Jauhh sekali, seperti permukaan bumi dan inti bumi. Ponsel yang punya warna gradasi dengan teknologi 3D Misted Glass dan Inner light Condensation Blend, ini memang diklaim bisa memotret dengan jelas saat malam. Memotret dalam keadaan terang sekali pun bisa, tanpa menghasilkan gambar yang kelebihan cahaya.
Foto diambil dari jembatan penyebrangan di Setiabudi Aini menggunakan efek Ultra Night Mode + Al scene recognition |
Bentang layar smartphone ini seluas 6,4 inci dengan panel berbahan AMOLED. Hardwarenya ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 710 yang dipadankan dengan RAM 8 GB. Yang saya suka lagi adalah ruang penyimpanan internanya cukup besar, mencapai 128 GB, tapi sayang tidak ada slot untuk memori luarnya.
Ponsel canggih ini punya tiga kamera utama di bagian belakang yan fungsinya sebagai inframerah dan camera of f/1.5 & f/2.4 Aperture. Kamera inframerah berguna untuk memberi efek post editing pada wajah lebih presisi dan diguakan sebagai Augmented reality (AR) Rules. Fitur AR Rules bisa mendeteksi jarak kamera ke objek utama. Sementara itu, camera of f/1.5 & f/2.4 Aperture merupakan sistem otomatis memilih kamera sesuai kebutuhan untuk menghasilkan gambar lebih baik menurut Al (sayangnya tidak bisa pilih manual). Kelebihannya kalau memotret pada malam hari tidak akan terlalu gelap dan saat memotret pada siang hari, hasilnya tidak kelebihan cahaya. Kamera utama punya sensor 20 megapiksel (MP) dan kamera sekunder 12 MP, sedangkan kamera depan sudah 25 MP.
Serunya lagi OPPO R17 Pro juga memiliki fitur pengisi daya cepat SuperVooc Flash Charge yang bisa mengecas baterai 100 persen kurang dari 1 jam. Smartphone OPPO seri R ini mengusung notch Waterdrop Screen membuat rasio body to screen mencapai 85,9%. Kerennya lagi saya hanya perlu mengecas ponsel kurang dari sejam buat penuh sampai 100% karena punya fitur pengisi daya cepat SuperVOOC Flash Charge. Ada chip yang mengatur berapa daya yang masuk dan lain-lain. Selain itu juga, smartphone ini sudah dapat sertifikat TuV Rheinland untuk keamanan pengisian.
Akhirnya walking tour ke Gereja Katedral dengan kecanggihan ultra night mode
Tak hanya di Lapangan Banteng saya memotret menggunakan kamera canggih dari OPPO ini. Saya juga pergi ke Gereja Katedral, tak jauh dari Lapangan Banteng. Gereja Katedral juga termasuk bangunan bersejarah di Jakarta. Kalau melihat struktur ekteriornya, saya teringat gereja di film-film. Namun sayang kondisinya tidak seperti yang di film. Dalam bayangan saya, orang-orang yang lalu lalang tidak berpakaian modern dan tidak ada mobil di parkiran. Haha... Sepertinya saya benar-benar terbawa suasana di film-film.
Foto biasa di Gereja Katedral pada sore hari |
Foto di Gereja Katedral pada malam hari menggunakan mode malam |
Foto di Gereja Katedral menggunakan efek HDR |
Foto di Gereja katedral pada malam hari menggunakan mode expert |
Kebetulan saya ke Gereja Katedral pada sore dan malam. Saya bisa bandingkan hasil foto dengan fitur yang ada di OPPO R17 Pro. Saya juga bisa bandingkan hasil foto sian dan malam. Hasilnya, hem, ah, beberapa kali saya bergumam, “Bagus banget kameranya.” Sampai teman saya cukup muak dengan pernyataan itu. Hahaha...
Ada beberapa fitur dalam kamera OPPO itu. Saya menggunakan fitur HDR, HDR + Al, tanpa fitur, potrait, night mode, night mode + Al, selfie, dan expert. Kamu bisa melihat perbandingannya di dalam postingan ini. Saya jamin setelah melihat gambar-gambar ini, kamu langsung ingin membeli satu, kalau bisa sih beli dua. Satu untuk saya. Haha. Fitur ultra night mode benar-benar membuat detail objek jadi bersih. Mangkanya untuk fotografi malam hari sangat cocok pakai device ini.
Oh ya, foto-foto dalam tulisan ini sengaja tidak saya edit untuk memberi gambaran hasil foto yang saya dapat. Dan, saya masih ada rencana ke Gereja Katedral lagi dan beberapa tempat lain di Jakarta sampai malam. Hitung-hitung meningkatkan keterampilan dalam fotografi malam hari. Tidak perlu khawatir objek gelap lagi karena sudah ada teknologi ultra night mode -nya. Mau ikut?
Kalau kamu pengen lebih tahu banyak tentang OPPO R17 Pro, bisa kunjungi website http://r17pro.oppomobile.id/ atau https://www.oppo.com/id/smartphone-r17-pro/
Comments