Tidak biasanya matahari pagi
hangatkan tubuh saya. Waktu itu saya dan teman-teman bloger yang terpilih
Bloggerday 2019 dari Blogger Crony berkumpul di parkiran Hotel Kartika Chandra,
Jakarta. Matahari masih tersenyum dengan lembut, ada banyak tawa juga yang
tersebar di sekeliling.
Bigbird kedua dari Blue Bird Group berangkat juga sekitar pukul 08.00 menuju
Bandung. Awal Maret 2019 adalah tanggal di mana untuk pertama kalinya saya masuk
ke Trans Studio Bandung. Rombongan kedua tiba di Bandung sekitar pukul satu
siang. Yeay, jalan-jalan ke Bandung lagi!
Tuhan, wahana di Trans Studio Bandung membuat tercekak
Beberapa kali ke Bandung, belum pernah masuk ke Trans Studio Bandung (TSB).
Biasanya kalau bukan urusan bisnis, saya hanya sekadar berkunjung ke satu
lokasi dan tidak ingin pergi ke mana-mana lagi. Pernah sempat nyeletuk, “Pengen
ke TSB,” tapi, selalu saja ada alasan untuk urung lagi.
Akhirnya tercapai sudah, saya dapat tiket gratis masuk TSB bersama 99 bloger
lain dari seluruh Indonesia.
Matahari tidak sehangat seperti saat saya baru datang di Jakarta paginya,
tapi saya tidak akan kepanasan karena TSB adalah indoor theme park terbesar di dunia
dan terlengkap di Bandung. Tak heran kalau TSB menerima
anugerah “Destinasi Wisata Terbaik Kota Bandung 2018”. Masing-masing wahana
punya keunikan tersendiri. Usai berfoto-foto di luar Trans Studio Mall agar
tulisan TSBnya terlihat di foto dan di pintu masuk, saya dan serombongan teman
masuk juga.
Begitu masuk, saya jadi ingat Museum Angkut di Batu. Areanya mirip,
jalannya lebar, di samping kanan dan kiri ada bangunan seperti toko-toko. Jalan-jalan ke Bandung kali ini di TSB, ternyata seru juga. Ada
toko oleh-oleh dan suvenir khas TSB kalau kamu ingin membawa kenang-kenangan.
Wahana di TSB terletak pada tiga zona yaitu Zona Studio Central yang bertema
gemerlap dunia layar lebar, dimana di dalamnya ada aneka wahana yang cukup
menguji adrenalin seperti Racing Coaster, Pemburu Badai, Vertigo dan Giant
Swing. Sayangnya Racing coaster tidak beroperasi waktu itu.
Wahana pertama yang saya coba adalah Vertigo. Sebelum naik, saya melihat
orang-orang diputar dan di balik seperti nasi goreng di dalam wajan. Awalnya
menolak, tapi karena terpaksa (dipaksa), akhirnya pasrah. Saya tidak bisa
cerita detail perasaan saya waktu itu, tapi yan jelas saya seperti sedang akan
dilempar ke tembok kemudian berhamburan darah dan mati. Setelah mati, mayatnya
disapu bersih lalu dipotong-potong, dimasukkan ke dalam wajan dan dimasak pakai
bumbu rica-rica. Sedih. Saya merasa hidup saya berakhir kala itu. Belum lagi
teman-teman masih meminta satu kali putaran lagi. Selain pasrah, bisa apa? Selesai naik Vertigo, kaki saya lemas dan
gemetaran. Belum selesai penderitaan saya, teman-teman masih mengajak naik wahana
Trans Studio Bandung lain, tapi tidak seseram Vertigo.
“Kalau di Dufan lebih serem loh,” celetuk teman begitu melihat muka saya
kaku seperti kanebo kering. Dalam hati, okay, baiklah. Haha. Harap mahfum, ini
pertama kalinya saya naik wahana semacam ini.
Selain Zona Studio Central, ada juga Zona Lost City yang bertema pedalaman
hutan Amazon dengan wahana Jelajah dan Pirate Ship yang bisa dinaiki untuk
mengelilingi area TSB dari ketinggian. Terakhir pengunjung
akan dibawa ke Zona Magic Corner dimana terdapat wahana Dunia Lain dan
anak-anak bisa merasakan suasana penuh magis serta bisa bermain di area
Softplay Captain Black Heart Ship. Sayangnya saya tidak masuk ke area yang
terakhir disebutkan.
Saya dan teman-teman juga dihibur oleh parade dari kru-kru TSB. Selama parade, semua wahana ditutup agar pengunjung mau menikmati
parade yang seru. Ada tari-tarian, ada lampu-lampu, ada peri, ada kurcaci, ada
sirkus juga, dan macam-macam. Semua tampak riang dan bahagia. Tiap hari katanya
kita bisa menikmati atraksi yang berbeda. Jadi harga yang kamu keluarkan untuk
masuk ke dalam TSB, tidak rugi. Selain bisa menikmati semua wahana yang ada,
juga bisa menikmati pertunjukannya setiap pukul sempat sore.
Yang paling berkesan lagi
adalah saat saya mencoba wahana Kong Climb. Ceritanya panjat tebing. Ada beberapa
area yang bisa dicoba, area anak-anak, pemula, dan yang sulit. Sayangnya saya
tidak bisa sampai puncak untuk memencet tombol sebagai tanda lulus misi. Juga
wahana basah-basahan, namanya Jelajah. Saran saya sih, kalau mau mencoba wahana
ini bagian akhir saja. Kalau pas di awal, khawatir masuk angin.
Oh ya, saya juga masuk ke
wahana Dunia Lain. Kalau kamu penakut, percayalah, di dalam tidak seseram
seperti yang kamu bayangkan. Semuanya digerakkan dengan mesin dan tidak ada
adegan mengagetkan. Yang jelas, kamu harus mencoba semua wahana termasuk Dunia
Lain. Kalau takut bisa teriak bersama teman-teman. Harganya sesuailah dengan
pengalaman yang didapat, apalagi biaya perawatan mesin-mesinnya pasti mahal.
Hari Senin sampai Kamis kamu hanya membayar Rp180.000, Rp200.000 pada hari jumat,
dan Rp280.000 pada Sabtu dan Minggu. Jam operasionalnya adalah pukul
10.00-18.00 untuk Senin sampai Jumat dan pukul 10.00-19.00 pada akhir pekan dan
hari libur nasional. Jalan-jalan ke Bandung kali ini agak berbeda memang.
Istirahat di Crowne Plaza Bandung setelah bangkit dari TSB
Seharian berada di Trans Studio Bandung cukup menyita energi. Saya mendadak
sakit, tidak enak makan, dan jadinya mengenang kamu setiap saat. Eh, malah
curhat. TSB beri saya pengalaman baru yang sampai saat ini energinya masih
terasa, tapi yang jelas kalau mau main ke sana harus dalam keadaan sehat
walafiat. Kalau sakit tidak bisa menikmati wahana-wahana yang ada. Sayang sekali.
Sebenarnya saya tidak menginap di hotel itu sih, tapi hari kedua
seharian saya berada di sana. Nikmat rasanya bisa menikmati fasilitas-fasilitas
di hotel bisnis bintang 5 di Kota Bandung. Hotel ini adalah
bagian dari InterContinental Hotel Group (IHG), di mana menawarkan
standar tertinggi dalam fasilitas dan layanan untuk memanjakan tamu. Aw.
Kebetulan Bloggerday 2019 hari kedua diadakan di Crowne Plaza Bandung.
Ada wokshop tentang menulis dan dari Lineation. Hotel ini jadi pilihan seru
karena saya menemukan banyak titik untuk berfoto ala model dan selebgram.
Desain interiornya elegan dan instagramable. Yang menginap di sana tidak hanya
pebisnis, ternyata traveller dan orang-orang yan ingin menikmati hidup tanpa
harus terganggu dengan orang lain, pasti memilih hotel ini. Biar
bisa rekreasi.
Crowne Plaza Bandung terletak di pusat Kota Bandung, dengan berjalan kaki
sekitar 5-10 menit, tamu dapat tiba di jalan paling bersejarah di Bandung
seperti Jalan Braga, Jalan Asia Afrika, dan Jalan Merdeka di mana area tersebut
memadukan sejarah, hiburan, perjalanan kuliner, dan kehidupan malam di satu tempat. Pokoknya kalau ajlan-jalan ke Bandung perlu menginap di sini.
Hotel bintang lima ini menawarkan 270 kamar tamu eksklusif dengan delapan
jenis tipe kamar yang cocok untuk menjadi akomodasi dengan berbagai kebutuhan.
Jenis-jenis kamar tersebut adalah Deluxe
Room, Club Room, Premier Club, Junior Suite, Executive Suite, Grand Suite,
Family Suite, dan Pajajaran Suite,
dengan jangkauan harga mulai dari Rp.1.400.000++. Fasilitas pendukung juga
dirancang untuk berbagai acara-acara khusus seperti convention, pameran, gala dinner,
serta resepsi pernikahan yang indah, dengan menggunakan ruangan-ruangan
komprehensif seperti: Braga Ballroom,
Dago Meeting Room, Pasteur Meeting Room, Lembong Meeting Room, dan Business
Center. Pelayanan terbaik dari Crowne Meeting Director yang berdedikasi
secara profesional akan membantu setiap tamu untuk mengurus rincian acara dari
panggilan telepon pertama hingga keseluruhan acara.
Fasilitas lain juga ada kolam renang, tempat gym 24 jam, Spa Uluwatu Bali, Mosaic All Day Dining, Connexions Lobby
Lounge, Mountain View Poolside Bar, dan juga Kids Club. Serta layanan wifi berkecepatan tinggi setiap hari dan
setiap saat. Crowne Plaza Bandung memang menjadi pilihan terbaik untuk
menyelenggarakan meeting di hotel bintang 5 di Bandung.
Saya banyak menghabiskan waktu untuk berfoto-foto sebelum workshop dimulai.
Saya juga bisa merasakan kehangatan matahari pagi saat berada di area kolam
renang. Pemandangan Kota Bandung cukup menawan, apalagi kabut-kabut masih
berpendar dari berbagai sisi. Ada apartemen sih yang menghalangi pemandangan
itu. Kalau tidak ada, deretan pegunungan menjadi pemandangan paling epik yang bisa
disajikan oleh hotel ini.
Terapi jiwa kemudian oleh Lineation Aesthetic & Healthy Care
Bloggerday 2019 ini termasuk paket lengkaplah. Mulai dari bangun pagi buta,
bermacet-macetan di jalan menuju Bandung, menghabiskan energi dan melepaskan
stres di TSB, menikmati fasilitas dan berkeliling di Crowne
Plaza Bandung, sampai pada akhirnya jiwa saya diterapi oleh salah satu tim
Lineation Aesthetic & Healthy Care, yang tak lain dan tak bukan adalah teman saya sendiri, yaitu Imawan
Anshari. Yeay!
Lineation Aesthetic & Healthy Care adalah klinik one stop Aesthetic & Healthy Care terlengkap di
Jawa Barat. Mulanya bernama DF Clinic tahun 2008, tahun 2017 namanya berganti
menjadi Lineation Aesthetic & Healthy Care.
Klinik di bawah naungan dr David Budi Wartono mengusung konsep bernuansa Korea.
Layanannya ada banyak, dari kesehatan umum, gigi, apotek, fisioterapi,
akupunktur, dan layanan kecantikan. Untuk layanan kecantikannya berupa skin care, botox, filler, thread lift
hingga bedah plastik, layanan untuk ibu dan anak, layanan salon, seperti make up, bridal, dan hair treatment, medical check up lengkap, sampai layanan
stress management.
Beruntungnya saya mendapatkan layanan terapi access bar dan access
consciousness. Kebetulang Kang Imawan sudah belajar lebih dahulu tentang terapi
tersebut. Terapi ini intinya melepaskan energi-energi yang membuat kita merasa
rendah diri, membuka (unlocking) diri dari polaritas, terkungkung,
keterbatasan, juga perasaan sekaligus emosi yang menghambat kita untuk melihat
dan menerima informasi lebih terbuka.
Access bar ini adalah cara memproses sirkulasi energi elektromagnetik di
dalam tubuh menggunakan metode terapi dengan sentuhan lembut di 32 titik yang
ada di kepala sehingga bisa melepas segala bentuk hambatan yang saya sebut
diparagraf sebelum ini. Selain itu juga untuk menyelaraskan energi yang ada di
dalam tubuh, jiwa, alam semesta, dan pencipta.
Saat diterapi saya merasa hangat menjalar di bagian kepala saya. Kemudian
saya mengantuk dan tertidur. Indah sekali rasanya hidup ini kalau terapi itu
berlangsung selama delapan jam. Ehe. Saya sudah bisa merasakan salah satu
layanan yang disediakan oleh Lineation Aesthetic & Healthy Care. Dari sekian banyak layanan yang
ditawarkan, Lineation Aesthetic & Health Care sejauh ini memiliki 6 dokter,
2 Tenaga Ahli (Fisioterapis & Akupunktur), serta beautician dan nurse untuk
mendukung operasional. Kalau mau ke sana, kamu bisa langsung pesen ojek online
ke alamat ini Jl. Leumah Nendeut No.10, Sarijadi, Bandung, hanya 5 menit dari
gerbang tol Pasteur.
Tahu tidak apa yang terjadi setelah saya pulang dari acara Bloggerday 2019
di Bandung? Saya merenda kenangan-kenangan manis bersama teman-teman, bercanda
tawa, bertemu banyak bloger dari
berbagai daerah, berwisata, menghabiskan energi di TSB karena
banyak teriak dan menghabiskan energi, beristirahat dengan damai di hotel, ikut
workshop menulis, bonus lagi dapat terapi jiwa plus oleh-oleh dari Bolu Susu
Lembang. Akkk, sunguh bahagia hidup ini. Saya yang sudah berpikir akan
dibungkus kain kafan saat naik Vertigo, ternyata pada akhirnya saya justru
tidur nyenyak di kosan. Bangun-bangun saya seperti hidup kembali. Namun sehari
kemudian, ingat lagi daftar beban hidup yang harus dibenahi. Haha. Apa saya harus jalan-jalan ke Bandung lagi ya?
...........
Bloggerday 2019 di Bandung 2-3 Maret 2019 didukung oleh Blue Bird Group, Bolu Susu Lembang, Raka FM
dan Sonora FM, AHRA Reflexology by Nest, Bimas Islam Kemenag RI, BloggerPreneur
Bloggercrony Community, Blogger Bandung, Endeus TV dan tentu saja BCC Squad
bersama para pengurus komunitas Bloggercrony Network (BCN) dan BCN Executive (pengurus
harian BCC).
Comments