Skip to main content

Ngopi Yuk di Kedai Kang Dodik, Tempat Ngopi Asyik di Situbondo

Berpuluh-puluh tahun selalu bingung, Situbondo itu apa sih? Punya apa? Saya merasa tidak ada yang bisa diunggulkan. Mau mengunggulkan mangga, eh ternyata di kota lain juga menjadikan mangga sebagai ikon di kotanya, mau mengunggulkan tapai, eh tapai di kota sebelah jauh lebih enak. Kalau ada yang bertanya sekarang, saya sudah punya beberapa jawaban, kopi Situbondo sudah pernah juara 1 kopi nasional loh untuk kategori kopi arabika dan juara dunia untuk kopi luwaknya. Mau mencicipinya? Kamu ngopi yuk ke Kedai Kang Dodik, tempat ngopi asyik di Situbondo.

ngopi yuk

Ngopi yuk, Kedai Kang Dodik murah lo!

Kota kelahiranku yang dikenal sebagai Bumi Shalawat Nariyah itu ternyata banyak sekali potensi mulai dari potensi alam yang di bagian utara bersebelahan dengan Laut Jawa dan di bagian selatan tergolong hutan dan gunung. Berdasarkan beberapa sumber, dulunya pada zaman penjajahan, Situbondo cukup terkenal untuk dieksploitasi alamnya. Tak heran kalau ada beberapa pabrik gula di beberapa titik dan ada Tugu Portugis, tak jauh dari muara di Panarukan.

Sayangnya, hasil alam di kota yang punya ikon Bumi Shalawat Nariyah ini, diangkut ke kota-kota besar. Seperti dianak tirikan sejak zaman dulu, akhirnya bangunan-bangunan megah peninggalan penjajah hanya terpusat di kota-kota besar. Nah, saking terabaikannya selama beratus-ratus tahun, masyarakat Situbondo seperti tertinggal dan lupa kalau potensi alamnya sungguh kaya. Salah satu kekayaan alam yang ada adalah adanya perkebunan kopi di Kayumas, Kecamatan Arjasa. Situbondo punya kopi khas Kayumas Situbondo yang sudah terpercaya. Itu baru satu ya, saya sudah membahas sebagian kecil di tulisan-tulisan sebelumnya. 

ngopi yuk
ngopi yuk

ngopi yuk

Untuk datang ke perkebunan kopi di Kayumas, butuh waktu tidak sebentar, sekitar 2-3 jam dari pusat kota. Saya pernah ke sana dan melewati tebing-tebing, pegunungan, dan tentunya pemandangannya tak kalah dengan pegunungan di tempat lain. Yang jadi masalah adalah, apa iya harus datang ke Kayumas kalau tidak sempat atau tidak punya waktu banyak?




Apa spesialnya sih kopi Situbondo itu? Tentu cukup spesial karena Kopi Arabika Kayumas pernah menyabet juara pertama nasional tahun 2010, kopi luwak Kayumas juara dunia tahun 2016, dan kopi robustanya juara pertama nasional tahun 2017. Pernah menoreh prestasi kopi terbaik di tingkat nasional sampai tingkat dunia menjadikan kopi Situbondo wajib dinikmati. 

ngopi yuk

Tak perlu jauh-jauh kalau memang tidak punya waktu khusus ke Kayumas, cukup ke Kedai Kang Dodik yang letaknya di Jalan Anggrek, tak jauh dari Gelora Mohammad Saleh dan Tugu Jam Ancak Agung. Dari perempatan Tugu Jam Ancak Agung, langsun ke utara sekitar beberapa menit kalau naik kendaraan. Kedai Kang Dodik menjual kopi khas Kayumas Situbondo, baik yang dibungkus untuk diseduh di rumah atau yang bisa diminum di lokasi langsung.

Rata-rata sih dibanderol seharga Rp5.000 jadi tidak perlu merasa miskin untuk menikmati secangkir kopi yang sudah juara nasional dan dunia. Ajakan ngopi yuk ke sana tentu bukan hanya karena memang  salah satu tempat nongkrong di Situbondo yang enak sih, tapi juga karena kamu bisa menikmati kopi khas Kayumas Situbondo tanpa harus ke Kayumas.


Tempat ngopi asyik di Situbondo sambil minum kopi khas Kayumas Situbondo


ngopi yuk

Tiap pulang ke kampung halaman yang punya ikon Bumi Shalawat Nariyah ini, selalu mempertanyakan, “Tempat ngopi asyik di Situbondo di mana?”, “Tempat nongkrong di Situbondo yang enak di mana?”, "Kafe di Situbondo yang nyaman di mana ya?" Biasanya aku lebih nurut sama rekomendasi teman kalo ngumpul, tapi untuk urusan kopi dan kenyamanan, aku rekomendasiin Kedai Kang Dodik. Biasanya aku sama teman kalau habis berkelana atau memang sengaja mau ngobrol serius, langsung cus ke tempat ngopi asyik di Situbondo ini. Buat yang gak suka kopi, tetap bisa duduk manis sambil pesan yang lain.

Berbeda dengan kafe di Situbondo lain, yang akan tutup sekitar pukul 9 malam. Di kedai milik Kang Dodik, aku bisa nongkrong sampai pagi, sayangnya aku belum pernah di sana sampai matahari terbit. Gak kuat juga sih. Paling pagi aku pulang pukul satu sih. Memang konsep kafe ini berupa keda, yang semua orang bisa masuk dan semua orang bisa menikmati udara malam tanpa harus diburu-buru karena jam tutup.

ngopi yuk

ngopi yuk

Biasanya di kota besar seperti Jakarta, pukul 10 malam dianggap masih sore. Berbeda kondisinya kalau di Situbondo yang pukul 21.00 saja jalanan sudah sepi. Tahun 2018, Kedai Kang Dodik masih buka dari sekitar pukul 20.00 tapi kemarin, akhir Oktober 2019, tempat ngopi asyik di Situbondo itu buka dari pagi. Otomatis waktu untuk menikmati kopi, bagi siapapun dan dari mana pun akan lebih panjang. 

ngopi yuk

Tak jarang tamu-tamu dari luar kota datang ke kedai itu bersama teman-teman lain. “Meskipun datang tengah malam dan nongkrong sampai pagi akan tetap dilayani,” kata Kang Dodik, pemiliknya. Enaknya lagi, setiap pengunjung dilayani layaknya teman oleh pemilik kedainya. Aku pun begitu, selalu disambut hangat. Tak heran salah satu tempat nongkrong di Situbondo ini tak pernah sepi.




Oh ya, sekadar info, jangan berharap ada wi-fi di sana, sebab memang tak disediakan. Konsep salah satu kafe di Situbondo yang memang berupa kedai memang dipersiapkan untuk mereka yang mau menghabiskan waktu bersama teman-teman berbagi cerita dan meminimalkan penggunaan smartphone. Meski konsepnya ruangannya masih seperti rumah biasa, terakhir ke sana kedainya sedang direnovasi. Artinya tempatnya akan lebih nyaman dan lagi.


ngopi yuk

Jadi kalau misalnya diajak, "Ngopi yuk, ngopi yuk, ngopi yuk," tapi bingung ke mana dan duit pas-pasan, ya datang saja ke Jalan Anggrek dan nongkronglah sepuasnya. Dan tentunya kedai kopi ini kurekomendasikan buat kamu kalau berkunjung ke kota yang punya ikon Bumi Shalawat Nariyah ini.


Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan...

Blogger Situbondo dan Peranannya dalam Mempromosikan Kota Santri

Situbondo, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan pesona yang belum banyak terungkap. Dibandingkan dengan Banyuwangi yang sibuk dengan wisata kelas dunia dan Jember yang dikenal dengan festival budayanya, Situbondo seolah masih berada dalam bayang-bayang. Padahal, kabupaten ini memiliki daya tarik luar biasa, dari wisata alam, budaya, hingga kuliner khas yang unik. Tantangan utamanya adalah bagaimana cerita tentang Situbondo bisa menjangkau lebih banyak orang. Di sinilah peran blogger menjadi sangat penting—merekalah yang bisa membawa nama Situbondo ke dunia digital, menyebarkan pengalaman, opini, serta keindahan daerah ini dalam bentuk narasi yang menarik dan inspiratif. Blogger Situbondo Menjadi Wajah Baru Jurnalisme Digital Dulu, informasi tentang suatu daerah hanya bisa ditemukan melalui media cetak atau berita resmi. Namun, di era digital seperti sekarang, blog menjadi salah satu sumber informasi yang lebih fleksibel, dekat dengan masyarakat, dan mudah diakses. Bl...

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus ...

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya ki...

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan la...

Fauzi, Sosok di Balik Gerakan Pemuda dan Musik Situbondo

Ahmad Fauzi berdiri di tengah kebunnya Aku tak menyangka akan menemukan sesuatu yang begitu luar biasa di sudut kecil Situbondo ini. Sebuah lahan hijau yang tertata rapi, penuh dengan kehidupan dan harapan. Greenhouse sederhana berdiri kokoh, dikelilingi jaring halus sebagai tempat pembibitan. Di sekitarnya, deretan tanaman sayur tumbuh subur—terong, cabai, kacang panjang, kelor, sawi, serai, pepaya, hingga okra.  Tak jauh dari situ, ada kolam ikan yang airnya berkilauan di bawah sinar matahari. Area lain dipenuhi tanaman obat, masing-masing telah diberi papan nama, seolah memberi isyarat bahwa tempat ini bukan sekadar kebun, melainkan sumber ilmu dan kehidupan. Di tengah lahan, toren biru mencolok berdiri tinggi, menjadi sumber pengairan utama. Pemandangan ini semakin kontras karena lahan ini dihimpit oleh sawah dan rumah penduduk.  Toren biru ini bukan sekadar tempat penyimpanan air, tapi sumber kehidupan bagi tanaman sayur yang tumbuh hijau di sekitarnya. Ketika aku sibuk m...

Perjalanan Lukisan Uwan’s Art, Dari Kanvas ke Tiga Komunitas

Di sudut meja yang mulai berdebu, aku menarik laci yang hampir terlupakan. Tube-tube kecil cat akrilik berbaris di dalamnya, beberapa masih tertutup rapat, sementara yang lain sudah mulai mengering di tepinya. Ada rasa rindu yang tiba-tiba menyeruak. Sudah lama aku tidak menyentuh kuas dan kanvas. Kesempatan itu datang dari sebuah ajakan—kolaborasi dengan tiga komunitas besar di Jakarta untuk sebuah acara seni dan edukasi di bawah naungan Kompasiana, yaitu Ketapels, KOMiK, dan Ladiesiana.  Kredit: KOMiK Aku, seorang pelukis amatir dari Situbondo, ditawarkan untuk menjadi sponsor sebagai bentuk dukungan untuk acara "Tur Museum sambil Belajar Nulis Naskah Film". Tentu saja, aku tidak bisa menolak. Setelah berpikir, aku memutuskan untuk mendukung dalam bentuk lukisan kanvas. Bagiku, seni bukan hanya tentang menciptakan sesuatu yang indah, tapi juga tentang berbagi makna dan emosi dengan orang lain. Menyentuh Kembali Kanvas yang Terlupakan Aku menuangkan sedikit demi sedikit cat ...

Imron, Penggerak Literasi dari Desa Trebungan, Situbondo

Moh. Imron adalah bukti nyata bahwa semangat, kerja keras, dan cinta pada ilmu bisa membawa perubahan nyata bagi komunitas. (Kredit foto: Moh. Imron) Di sebuah sudut kecil Situbondo, ada seorang pria yang menjalani hidupnya dengan kesederhanaan, namun penuh mimpi besar. Namanya Moh. Imron, sosok yang kini dikenal sebagai direktur takanta, sebuah komunitas literasi yang menjadi rumah bagi banyak penulis terutama di Situbondo. Meski begitu, Imron bukanlah seseorang yang langsung dilahirkan sebagai penggerak. Masa kecil hingga remajanya lebih sering diwarnai rasa minder daripada percaya diri. Dari Anak Pemalu Menjadi Sosok Berani Ilustrasi dibuat menggunakan Canva Dulu, Imron adalah remaja yang merasa tertinggal. Saat teman-temannya sibuk dengan ponsel dan berbagai aktivitas, ia bahkan tidak memiliki telepon genggam. Pelajaran TIK di sekolah menjadi momok karena ia tak pernah menyentuh komputer sebelumnya. Tapi rasa minder itu justru menjadi titik awal perjalanan perubahan. Imron memutusk...

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mer...