Cukup lama aku berdiri di tepi sungai di Kelurahan Tebet Timur RT 08/RW 10, Jakarta. Ada jembatan yang menjadi penghubung. Sewaktu saya cek di maps, sungai kecil itu terus memanjang sampai ke Sungai Ciliwung di Jalan Manggarai Utara 2. Tak ada yang menarik di tempat itu selain terpapar panas terik dan air sungai yang berbau. Jelas sanitasi lingkungan tidak bagus dan air bersih sulit didapatkan.
Aku gak bisa bayangin mereka tinggal di area sungai yang berbau harus dibetah-betahin (fotografer : Riyardi Arisman) |
Tak hanya bau yang membuatku cukup terganggu, terlihat ada banyak sampah, pun airnya tak jernih. Pipa-pipa pembuangan limbah domestik ada banyak sekali berderet dan muaranya di sungai itu. Pemandangan seperti ini lazim terlihat di Jakarta, apalagi yang jumlah penduduknya diproyeksikan mencapai 10,5 juta jiwa tahun 2019 menurut Badan Pusat Statistik, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional 2018.
Kelurahan tebet Timur, RT 08/RW 10 Jadi pioner pembangunan IPAL Komunal
Cukup miris sih begitu mendengar pernyataan Sri Anggoro, Kader Jumantik dan Posyandu di Kelurahan Tebet Timur RT 08/RW 10, bahwa 99% warganya membuang limbah-limbah rumah tangga mereka ke sungai. Tak heran airnya berbau dan tentunya tak layak minum. Meski begitu sudah ada 23 rumah yang punya tangki septik.
Sudah lama Sri mendengar kabar kalau ketua RW dan RT akan membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sejak November 2017. Kemudian ia berpikir, “Kenapa tidak di RT saya saja.”
Keinginannya terwujud, akhirnya RT 08 menjadi pioner pembangunan IPAL Komunal. Meski mulanya warga-warganya susah dirangkul karena untuk membangun IPAL harus membongkar bangunan. Meski perjuangannya tidak mudah, pelan-pelan warga pun mau. Sekitar Juli 2019 IPAL Komunal pun dibangun, tak jauh dari jembatan tempatku berdiri. Air yang jernih pun mengalir kembali ke sungai, beberapa dipakai untuk menyiram tanaman.
Satu IPAL Komunal bisa untuk menampung limbah domestik untuk 11 rumah. “Saya membuat IPAL mini secara mandiri untuk empat rumah,” lanjut Sri. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau waste water treatment plant (WWTP) adalah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut bisa dipakai lagi untuk aktivitas lain. Instalasi pengolahan air limbah sebenarnya semacam penyaringan air kotor menjadi air jernih.
Ada beberapa fungsi dari IPAL, yaitu mengolah air limbah pertanian untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dll; mengolah limbah perkotaan untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lain; mengolah limbah industri untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur industru dan komersial termasuk pertambangan; dan mengolah air limbah medis di rumah sakit, klinik, atau laboratorium.
Konsep instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yaitu mengalirkan limbah domestik dari rumah tangga ke IPAL biofilter yang berupa tabung-tabung tertutup yang saling terhubung satu sama lain. Kemudian hasil pengolahan itu adalah air bersih. Air jernih yang dialirkan dari IPAL dibuang ke sungai. Artinya Kelurahan Tebet Timur membuang air bersih ke lingkungan. Langkah itu cukup bijak untuk mengurangi pencemaran terhadap lingkungan, terutama sungai yang seharusnya fungsinya bukan tempat pembuangan limbah agar sanitasi lingkungan baik.
Sanitasi lingkungan baik, air bersih tidak sulit didapatkan
Area IPAL Komunal cukup luas, oleh warga RT 08/RW10 dipakai untuk tempat parkir, tempat pertemuan, dan lain-lain. Dian Airlangga, Camat Tebet, menyatakan bahwa langkah yang dilakukan oleh warga di sana adalah langkah tepat, agar masyarakat bisa melakukan pola hidup sehat. Kontribusi sehat masyarakat di sana memang masih terasa di area itu saja. Aku seneng karena sudah ada yang menerapkan sistem daur ulang air limbah sendiri dan dikerjakan bersama. Gak kebayang sebelum ini kondisi di sana bagaimana.
Rencananya, sosialisasi dan pembangunan IPAL agar sanitasi lingkungan baik, tidak hanya di wilayah Tebet Timur, tapi juga Kebon Baru, Manggarai, Manggarai Selatan, dan lain-lain. Bagus lagi kalau misalnya rumah-rumah di seluruh Indonesia melakukan hal yang sama. Pencemaran tanah dan air di sekitar kita akan sangat minim sekali.
Bisa dibayangkan, sungai yang kotor dan bau beberapa tahun ke depan tidak lagi begitu. Anak-anak kecil bisa bebas bermain di sungai tanpa harus takut karena airnya kotor atau terkena diare atau keracunan. Kita seperti bisa kembali ke zaman dulu, di mana sungai-sungai airnya bersih dan masih banyak kehidupan di dalamnya, ada ikan, ada tumbuhan air, dan lain-lain. Tak ada kekhawatiran lagi, kan!
Masih jadi PR banget ya emang, tapi kalau tidak dimulai sama sekali memang gak bakalan jalan. Kelurahan Tebet Timur sudah mengambil langkah dengan membangun IPAL Komunal sehingga sanitasi lingkungan jadi baik, di tempat lain pasti menyusul. Mimpi kita mudah mendapatkan akses air bersih tidak lama lagi. Warga Jakarta akan kembali tersenyum dengan aksi-aksi kecil yang dilakukan dan dilakukan bersama-sama akan berdampak besar pada kehidupan kita kini dan nanti. Aamiin.
Comments