Taman bunga di gedung PT Balai Pustaka tampak semarak pagi itu. Rumput-rumput menghijau dan aneka macam tanaman yang menghias taman itu saling sokong. Ada bangku-bangku panjang berwarna putih, menjadi kontras di anatara hijaunya pancaran warna klorofil yang memantul ke dalam indera penglihatan. Namun, di antara itu, ada yang menarik perhatianku. Ada bunga warna-warni dengan motif beragam membuatku tergelitik ingin tahu siapa gerangan namanya.
Semula kupikir morning glory
Semula kukira tanaman cantik di taman bunga itu adalah morning glory, tapi setelah kuperhatikan ternyata berbeda, daunnya. Daunnya bentuknya tidak sama seperti daun-daun kangkung yang kutahu. Iya, morning glory adalah saudara dekatnya kangkung. Tergolong dalam genus yang sama, Ipomoea, morning glory dan kangkung kekerabatannya cukup dekat. Jadi aku pastinya tahu sedikit banyak ciri-cirinya dan itu jelas bukan.
Berbekal punya teman wartawan pertanian yang liputannya gak jauh-jauh dari bunga, akhirnya aku tanya apakah benar ini morning glory atau bukan, terjawab sudah. Jawabannya bukan morning glory, tapi temanku lup nama tepatnya. Jadi kecurigaanku pun mendapat respon baik, akhirnya browsing pakai smartphone. Mencoba memanfaatkan fitur Google Lens di hape, akhirnya ketemu dong. Google Lens membantu sekali mencari tahu apa yang ingin kutahu. Tak hanya itu Google Lens juga bisa sekaligus menerjemahkan bahasa hanya dengan memotret. Masih ada lagi, Google Lens juga bisa copy paste tulisan dari hasil foto ke dokumen. Hehe...
Baca juga : Jamur Blotong, Nikmatnya Tak Terkira
Tanaman yang masih satu keluarga dengan tembakau, kentang, tomat, dan cabai itu bunganya indah. Cocok sebagai penghias taman dan digantung. Keindahannya sejajar dengan ketahanannya terhadap iklim dan cuaca panas. Dengan cahaya matahari yang cukup, dengan nutrisi yang sesuai, tanaman itu akan terus berbunga. Apalagi ada banyak pilihan warna yang bisa menambah kilauan bak permata di taman bunga.
Pesona di Taman Bunga memancar berkat Petunia
Waktu itu memang tujuanku adalah berkumpul bersama teman di Kafe Sastra-nya, dan memang untuk pertama kalinya ke sana. Sungguh merasa terhibur hatiku melihat hijaunya dedaunan dari balik kaca kafe. Begitu acara selesai, aku keluar menuju taman itu. Kupotretlah atu per satu bunga petunia yang elok.
Bunga-bunga petunia bertengger bahagia di sepeda hias yang dicat putih. Di sisi-sisinya ada pot yang digantung di sepeda itu. Tak hanya ada petunia sih, tapi aku lebih fokus ke bunga warna-warninya. Ada yang berwarna putih dengan tambahan warna merah sebagai pembatas agak tebal di antara putihnya. Ada juga yang berwarna merah agak jambon dengan semburat jambon di tengahnya. Ada juga yang berwarna merah dengan sedikit putih, juga ada warna putih polos, yang ungu dengan pingiran berwarna, dan merah muda dengan pinggiran putih.
Baca juga : Ternak Hemat dengan Limbah Biogas
Aku merasa kehilangan kata-kata untuk mendeskripsikan kecantikan petunia di taman itu. Memang elok sih, seperti senyum kekasih yang selalu terbawa dalam mimpi. Kelak, aku masih punya mimpi punya rumah sendiri dengan halaman luas. Di halaman itu ada taman indah dengan banyak tanaman, mulai dari pohon, perdu, semak, dan herba. Aku juga akan membaginya menjadi taman bunga dan taman herbal agar tak hanya elok, tapi berguna. Akkkkk, gak sabar.....
Comments