Siang itu di
Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019, produk-produk unggulan lokal dari
berbagai komunitas dipamerkan di situ. Produk-produk itu berupa makanan dan
kerajinan tangan sebagai upaya mengenalkan lebih luas potensi alam dan
manusianya, juga untuk menyesuaikan dengan slogan PARARA, yaitu Jaga Tradisi, Rawat
Bumi. Tren gaya hidup organik memang tiap tahun selalu meningkat wabahnya.
Kecap organik non-kedelai cocok untuk penderita autis ada di Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019
Begitu menggelitik, begitu terpesona dengan produk-produk yang ditawarkan, salah satunya kecap organik non-kedelai berbagai air kelapa dari booth Komunitas Mitra Jaringan Kearifan Tradisional Indonesia (JKTI) yang berlokasi di Bogor. Komunitas Mitra JKTI ini punya kegiatan mengadvokasi dan kampanye kearifan tradisi di Indonesia. Tak hanya seputar budaya, tapi juga untuk urusan pangan, upacara adat, dan lain-lain.
Memilki anggota
sekitar 30 lembaga dan individu yang tersebar di Indonesia, baik di Malang,
Jombang, Bogor, dan lain-lain, Asri Organik adalah salah satu binaannya. Kecap
manis, kecap asin, kecap manis pedas berbahan air kelapa adalah hasil produksi
Asri Organik. Selama ini kita pasti mengenal kecap pasti bahannya dari kedelai,
tapi nyatanya dari air kelapa pun bisa.
Sesuai dengan
namanya, semua bahan yang digunakan pun organik. Selain menggunakan bahan utama
air kelapa, bahan yang ada di dalam kecap tersebut antara lain gula aren, garam
murni, dan rempah-rempah. Untuk menambah pekat warna agar gelap, menggunakan
kluwek sebagai pewarna alaminya. Garam yang digunakan bukanlah garam beryodium
yang ada di pasaran, melainkan garam murni yang langsung dipesan dari produsen.
Produk yang mendukung tren gaya hidup organik itu terpercaya juga karena sudah melalui sertifikasi uji nutrisi, uji organik, dan kehalalal. Gak geran kalau Asri Organik bisa memproduksi kecap sebanyak 200-300 botol per bulan. Tiap botol berisi 140 ml kecap. Per botol dibanderol seharga 20ribu. Gak heran sih harganya bisa lebih mahal dibandingkan harga kecap di pasaran, karena memang bahannya khusus dan organik. Kamu yang punya alergi kedelai dan penderita autis tentu cocok mengonsumsi kecap ini.
Tren gaya hidup organik yang kian marak
Kehadiran
industri-industri yang menghasilkan produk organik kini kian dielukan. Asri
Organik memang salah satu mitra Komunitas Mitra Jaringan Kearifan Tradisional
Indonesia (JKTI) yang memproduksi dan menjual beragam olahan sehat dari bahan
alam. Tak hanya ingin memanfaatkan kebaikan alam, mereka juga ingin agar
masyarakat juga punya kegiatan untuk meningkatkan nilai. Asri Organik juga
menjual produk sayuran segar, beras, dan kacang-kacangan. Di mana produk-produk
segar itu diperoleh dari kebun sendiri di lahan kelompok tani organik yang
mereka kelola.
Tak hanya itu,
ada juga produk bahan pangan organik sereal berupa beras merah, sereal kacang hijau, dan sereal
bekatul; krupuk puli beras organik, olahan rempah, seperti manisan jahe,
manisan kencur, manisan kunyit putih, simplisia wedang secang, simplisia wedang
sere, sirup dan tisane bunga telang, jahe merah bubuk, dan kunyit bubuk;
kerajinan limbah berupa kerajinan kain perca (bros, dompet, tas, dll), tas
belanja dari kain blacu dan perca; sabun organik jahe, kunyit, mawar, kopi
excelsa, dan lain-lain; sekaligus mereka menyediakan jasa pelatihan pertanian organik
dan produk olahan.
Baca juga : Hemat dengan Limbah Biogas
Komunitas Mitra Jaringan Kearifan Tradisional Indonesia (JKTI) tak sendiri di Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019, ada kurang lebih 100 komunitas lokal dari seluruh nusantara ikut meramaikan. Aku sebagai orang yang pernah berkecimpung di dalam dunia pertanian dan sempat bertemu dengan orang-orang hebat di sana, makin ke sini makin yakin bahwa masyarakat pelan-pelan akan sadar bahwa produk lokal adalah sebuah kebanggaan. Lagipula produk lokal sebagian memang organik. Artinya, tren gaya hidup organik akan tetap lestari. Produk lokal dan produk organik tidak akan kehilangan peminatnya.
Seratus komunitas
itu memenuhi Atrium The Plaza Semanggi dari tanggal 6 sampai 8 Desember 2019. Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019 juga jadi gerakan masyarakat madani untuk mendukung integrasi antara komunitas
lokal, pasar, dan kebijakan-kebijakan yang mengatur industri kreatif dan lokal. Tenang, masih ada cerita lain mengenai industri lokal lain setelah tulisan ini. Harapannya sih tak hanya dikenal luas di masyarakat sendiri, tapi juga mendunia.
Aamiin.
Comments