Pagi itu tiba di Stasiun Malang dari Stasiun Pasar Senen seperti surga, mengingatkan aku tentang kenangan-kenangan yang pernah kuukir di kota tempat aku kuliah. Perjalananku harus berlanjut ke Situbondo, kampung halamanku, tapi seperti ada yang menghentikan. Untuk beberapa menit lamanya aku dibuat galau, harus menghubungi teman, langsung cabut ke Terminal Arjosari, atau main ke Kampung Warna Jodipan dan Kampung Tridi. Kebetulan juga kedua kampung itu termasuk salah satu objek wisata Malang yang murah.
Wisata Malang murah ini lokasinya terjangkau
Akhirnya keputusanku adalah main sebentar ke Kampung Warna Jodipan, Malang. Kucek maps, tak jauh letaknya, hanya 10 menit berjalan kaki dari Stasiun Malang. Sambil membawa tas travel, tukang ojek pangkalan tak henti menyapaku dan bersedia mengantarkan ke manapun yang kumau. Aku hanya menggeleng sambil merasakan kesejukan kota ini yang jauh sekali kalau dibandingkan dengan suhu udara di ibukota.
Beberapa pohon bungur berbunga, mempercantik jalan. Kemudian tibalah kakiku di sebuah gerbang dengan gapura bertuliskan Kampung Tridi, wisata Malang murah, ada gantungan-gantungan warna-warni dari sedotan plastik. Sedotan plastik dirangkai sedeminian rupa sampai membentuk spiral. Kalau angin berembus, gantungan itu bergerak dan berputar, terombang-ambing. Ada bapak-bapak tukang becak yang sedang duduk di atas becaknya.
Kuhampiri bapak itu, “Pak, kalau mau ke Kampung Warna Jodipan, lewat sini bisa?” aku menunjuk gerbang yang bertuliskan Kampung Tridi itu. Si Bapak menjawab iya dan menjelaskan panjang lebar kalau bisa menikmati banyak wahana yang disiapkan di Kampung 3D.
Aku pun masuk. Ada sebuah pos yang dijaga oleh dua ibu-ibu yang sedang memperbincangkan kehidupan, entah kehidupan yang mana aku tak sempat mendengarnya. Yang aku tahu, aku harus membayar tiket sejumlah Rp3.000 di situ dan mengambil suvenir berupa gantungan kunci dari kain flanel. Lucu sekali, pikirku.
Salah satu ibu yang berjaga di situ menyarankan untuk menitipkan tas travelku di sana. Aku pun mengiyakan dan menyerahkan uang Rp20.000 sebagai jasa titip. Sebenarnya si Ibu bilang seikhlasnya, aku bisa bayar berapa pun. Mau bayar Rp100.000 pun tak masalah.
Tembok-tembok rumah di Kampung Tridi ada lukisannya
Oh, jadi begini rasanya mampir ke sini, kataku dalam hati. Meski sendirian, tak menyurutkan langkahku untuk maju. Sudah kepalang tanggung dan tidak ada niat untuk berpose juga di sana. Jadinya ya aku hanya mengambil gambar sekenanya sambil menikmati objek-objek yang disapu di tembok mana pun.
Sepertinya memang, tembok apapun akan jadi berwarna dan unik di sana. Kesannya jadi semarak. Kemudian aku melewati jalan turunan yang sudah diberi penutup. Di sisi kanan kiri ada payung warna biru dan merah. Sementara itu bola-bola plastik belang-belang menggantung dengan cerianya.
Semakin ke dalam, aku menemukan lukisan air terjun, taman kering yang bertulisan Kampung 3D, lewat gang-gang rumah warga yang temboknya ada yang polos ada yang berwarna ditambah gentengnya pun warna-warni. Kalau ingin kencing sudah disediakan toilet umum buat pengunjung.
Aku terlalu fokus untuk cepat sampai ke Kampung Warna Jodipan sih, jadi banyak sekali spot yang tidak kupotret di sini.
Kalau kamu berpikir objek wisata Malang murah ini adalah kawasan wisata seperti Dufan, kamu salah. Kampung Tridi adalah perkampungan, di mana ya memang orang-orang di dalamnya melakukan aktivitas seperti biasanya setiap hari. Kalau kamu berkunjung pada jam-jam dapur ngebul, aroma masakan akan menemani sepanjang kamu berjalan di gang-gang. Tak lupa, beberapa rumah akan dengan sukarela memberikan hiburan musik dangdut.
Sempat kesasar karena tujuanku di Kampung 3D adalah menemukan jembatan kaca. Kupikir objek wisata Malang murah ini punya jalur yang panjang jadi aku terburu-buru, takut kesiangan. Penasaran seperti apa jembatan kaca itu, apakah seperti sepatu kaca yang seluruh bagian dari jembatan itu kaca yang berkilau kalau terpapar cahaya atau seperti jembatan yang di bagian bawahnya kaca transparan dan aku bisa melihat pemandangan di bawahnya sambil gemetar? Hehe...
Penasaran? Baca lanjutan dari tulisan ini di sini :
Comments