Skip to main content

Jangan Ikut List Blogwalking Kalau Sekadar Tugas

Fenomena blogwalking sudah terjadi sejak dahulu kala, mulanya menyenangkan. Tidak ada kewajiban untuk mengunjungi balik, berkomentar pun sekehendak hati, juga menambah wawasan karena ada ada tambahan sudut pandang orang lain.

Blogwalking
Antarbloger sudah sewajarnya saling dukung. Bahagia ngeliat temen bahagia.

Fenomena blogwalking masa kini

Blogwalking


Blogwalking

Aku gak mau bilang blogwalking tidak bermanfaat ya. Manfaatnya besar sekali dan aku sendiri bisa tahu apa saja hanya dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan. Masih banyak kok yang benar-benar saling baca tulisan teman-teman blogger. Memang gak semuanya membaca tuntas dan berkomentar. Paling bahagia kalau ada yang komentarnya mengoreksi dan mengapresiasi. Dua-duanya penting, pujian sebagai bentuk apresiasi dan kritik sebagai bahan refleksi. 

Blogwalking

Nah, dari kesekian kebahagiaan saling menjelajahi tulisan teman-teman bloger, gak sedikit juga sekarang yang cuma blogwalking agar diblogwalking balik oleh sesamanya. Pada akhirnya oknum-oknum yang hanya memikirkan uang dan kepercayaan klien menghalalkan segala cara agar tulisannya seolah-olah populer. Ikut grup blogwalking hampir setiap minggu hanya mampir beberapa detik ke tulisan teman, langsung berkomentar. 
 

Yang begini-begini nih yang nurunin nilai blog. Bounce rate menjulang tinggi, dan bikin insecure, “Tulisanku jelek ya?”


Kok tahu? Ya tahu, karena aku pernah menjadi salah satu oknumnya. Dan tentunya, aku gak sendirian. Ada banyak bloger di luar sana yang juga dengan bangganya melihat banyaknya komentar di blognya. 

Astagfirullah aku julid banget Ya Allah

Ingat, tujuan nulis untuk berbagi!

Blogwalking

Jadi memang ada kan ya grup untuk saling dukung teman untuk saling mengunjungi tulisan teman. Ya, bagus sih tujuannya menaikkan nilai di statistika dashboard blog dan Google Analityc. Aku sebenarnya mendukung sekali kegiatan ini karena memang positif. Namun tujuan kita menulis kan sebenarnya ingin berbagi informasi kepada orang lain. Tulisan itu ladang amal loh yang akan terus abadi. 



Blogwalking

Blogwalking


Teman-teman yang baca ini jangan baper dulu. Tujuanku menulis sih pengen ngembaliin momen di mana blogwalking itu jadi semenyenangkan dulu. Saling dukung, bahkan kalau memang tulisannya bermanfaat, bantu share di media sosial. Gak ada ruginya kan?


Blogwalking


Malah pernah sedih karena waktu itu aku sedang campaign di Twitter. Meminta bantuan teman, “Bantu Retweet dong.” Tahu jawabannya apa?

Dia jawab, “Kok enak, yang dapat duit kan kamu!”

Mungkin kalau temanku baca dan masih ingat perkataannya akan tahu. Sekali lagi maaf, aku cuma minta tolong. Hehe...

Bloger bukan target pembaca

Blogwalking
Kalau gak niat blogwalking, mending makan gorengan

Jadi mohon maaf kalau teman-teman baca ini dan pernah berkomentar di tulisanku, aku gak mengunjungi balik. Beberapa sih aku kunjungi balik, ada yang aku baca-baca, tapi sengaja ga kasih komentar. Karena aku butuh infonya, bukan komentar baliknya. Hehe...

Kemudian makin ke sini makin sadar kalau bloger memang bukan target pembaca. Bloger kan memang pembuat informasi, apalagi sekarang bloger ada banyak sekali dan setiap tahun bertambah, belum lagi konten-kontennya sekarang sudah banyak berbayar. Mungkin konten berbayar ini yang membuat bloger jadi benar-benar malas membaca tuntas tulisan antarteman. 

Ya mau bagaimana lagi. Bloger sudah jadi ladang duit. Sampai ada beberapa orang yang ngomong begini :


Kalau target pembaca tulisan kita itu bloger, ya salah. Harusnya yang bukan bloger. Bayangin bloger sudah eneg dengan tulisan-tulisannya sendiri yang berbayar, ditambah harus cari tambahan bahan sana-sini, masih saja disuruh membaca tulisan teman-teman yang bahannya dari press release juga. Apa gak eneg?


Kalau dibilang kenapa bloger pada gak suka baca tulisan teman lain? Quote di atas adalah jawabannya dan jadi wajar kalau pada akhirnya sama-sama gak baca/baca sekilas, beberapa detik kemudian komentarnya muncul.





Blogwalking
Target pembaca yang tepat akan membuahkan hasil maksimal

Aku punya beberapa solusi buat kita. Mungkin membantu.
  1. Kalau blogwalking, ya blogwalking saja. Jadikan membaca tulisan orang lain semenyenangkan membaca fiksi. Mengharapkan dikomentarin balik kadang justru menambah penyakit hati.
  2. Pangkas tulisannya. Aku sekarang kalau tulisan panjang (kira-kira 1000 kata ke atas) akan dibagi dua. Pembaca di internet bosenan, euy.
  3. Tulisan-tulisan yang menurutku bagus dan sekiranya punya manfaat banyak, tulisan berbayar (seperti liputan event dan lain-lain), serta tulisan yang pembacanya sedikit, aku iklanin lewat Fan Page. Minimal aku iklanin Rp10.000, maksimal tak terbatas, tergantung kebutuhan dan target pembaca.
  4. Bergabung di grup-grup apa saja di Facebook. Pilihannya sih tergantung niche blog kita apa, kalau travel bagus sih perbanyak gabung di grup traveling, kalau lifestyle ya memang perlu usaha lebih banyak, bergabung ke banyak grup yang sekiranya mengulas tema yang kita tulis. Carilah grup yang aktif karena kalau gak aktif percuma. Yang baca sedikit. Pengalaman tulisanku tentang Situbondo dilihat oleh 800 orang dalam tiga hari dan dishare oleh banyak orang.
  5. Tetap share di media sosial kita. Biar orang lain tahu kalau blog kita tetap update.

Comments

Lusi said…
Aku sih ikut list memang karena tugas. Kalau nggak, buat apa aku baca ttg drypers segala, nggak ada manfaatnya buatku yg udah tuwek ����. Kan nggak bisa milih tema apa aja yg ada di list? Udah gitu banyak tuntutan pula, minta agak lama buka blog dia demi bounce rate padahal tulisane nggak mutu. Trus spam scoreku harus tinggi biar nggak bikin jelek blog dia, dll. Kalau nggak terpaksa, nggak deh ikut list. Jadi cuma ikut 1-2 list demi ngadain beberpa komen. Untuk view aku mending bayar ads.
Nah, kalau blogwalking buat silaturahmi, aku cek di feedly apa aja postingan terbaru teman2. Gitu....
Kalau di feedly, sudah kupilih teman2 yg satu minat atau tulisannya memang bagus.
Atau random aja seperti komen disini karena lihat linknya melintas di twitter & sepertinya menarik.
Aku setuju yg dikotakin itu, ngeblog ya utk semua orang, bukan buat blogger aja. Itu yg masih susah dipahami teman2, jadinya pendendam kalau nggak dibw balik, padahal bukan karena sok gimana tapi temanya memang nggak dibutuhin.
Caroline Adenan said…
Ikut komen ya Wan.
Aku alami ya jujur ikut BW itu bisa jadi beban buat bloger, karena ya tadi itu, ada tuntutan berapa view dsb. Trus bukan cuma view sih, tp berapa komen, dsb. Tapi untunglah aku gak pernah dpt job yg kudu berapa komen, cuma berapa view aja. Kalo butuh view, aku tinggal ngiklan aja, beres. Gak mau ngerepotin temen2 juga, takut bounce rateku makin makin .

Seiring tuntutan kerjaan dr klien inilah yg membuat esensi BW makin gal berkualitas. Belum lg yg tulisannya udah kayak cerpen atau ada yg sekedar copas dr brief aja. Aku sering nemu yg kek gitu. Bikin males bacanya aja. Tp ya gmn, konsekuensi ikut group BW, ya aku tetep kudu komen wlpn temanya gak menarik (menurutku).

Ya betul, akupun rindu seperti dulu lg, ritme dan suasana ngeblog kayak dulu, dimana view and komen bukanlah jd hal yg utama. Tp bagaimana konten itu bisa jd menarik utk pembaca, jd bikin betah lama2 utk baca dan shg otomatis akan memberikan komentar dengan sendirinya.
Qudsi Falkhi said…
Salah satu hal yang akhirnya bikin selalu batal untuk ikut grup bloger adalah tuntutannya, hahaha. Bukan tidak ingin tapi melihat pekerjaan dunia nyata yang begitu press body lebih baik cari dunia blog yang bikin happy. Mau nulis ya nulis, mau komen ya komen, semoga tidak ada pengikut saya. Hehehe.
Nah, salah satu keresahan gue menulis hal lain bukan tentang sposnsor post Mulu, meskipun itu ladang moneeeyyyyy. Setidaknya ada tulisan yang bermanfaat dan berkarya buat diri sendiri, selanjutnya buat banyak orang.
Rahmi Aziza said…
Betuuul merindu blogwalking jaman dulu yang bemer2 tulus meskipun aku salah satu oknum yg ikutan list bw. Bw krn tugas. Haha. Tapi sesekali aku juga suka BW dari update an reading list. Atau pas melintas di linimasa ada judul artikel yg menarik perhatian atau lagi emang aku kangen BW ke blogger tsb.
Inayah said…
Main ke blogku kak...isinya masih tulisan receh2 keseharian macam blog jaman 2013an wkwkwk
Vindy Putri said…
Aku komen di sini karena emang pengen komen ya... Aku klik murni daei share-mu di Twitter. Bukan list blogwalking.

Jadi gini....


Aku pun merindukan komentar dari mereka yang emang pengen komentar, bukan yg pengen dikunjungi balik. Meski memang akutu ikutan ngelist. Tapi hanya teetentu doang. Yang sekiranya aku pikir bener² tulisan menarik.

Aku cukup lama gak ikutan list bw, karena emang jarang nulis original sih hahaha. List bw isinya content placement mah ga bangga akutu. Malu. Kalau tulisanju kuat, rela aku ikut list bw beberapa grup sekaligus.
Nita Lana Faera said…
Mereka nggak tau aja kalau ketika komen yang bermutu, terutama di postingan sponsored orang lain, si pihak brands juga bisa menghubungi dia. Bukan sekali dua kali saya dapet "rezeki menular" ini, haha... Terkadang komen sharing karena pakai produk atau jasa yang sama, jadi suruh nulis juga.

Komen yang bermutu memang berasal dari kehebatan membaca sampai selesai, dan gak tergesa-gesa. Makanya saya ketika BW atau baca2 tulisan orang lain, saya mesti pas santai2. Walau bukan karena ngarep dapet rezeki menular, (karena tanpa blog pun saya udah punya pekerjaan dan income bulanan), setidaknya saya gak mau permalukan diri sendiri dengan dicap sebagai tukang spam komen.

Lantas gimana kalau ada komen sampah di blog saya? Layaknya sampah, ya mesti dibuang...
kopi curup said…
"Nah, dari kesekian kebahagiaan saling menjelajahi tulisan teman-teman bloger, gak sedikit juga sekarang yang cuma blogwalking agar diblogwalking balik oleh sesamanya. Pada akhirnya oknum-oknum yang hanya memikirkan uang dan kepercayaan klien menghalalkan segala cara agar tulisannya seolah-olah populer. Ikut grup blogwalking hampir setiap minggu hanya mampir beberapa detik ke tulisan teman, langsung berkomentar."

Di salah satu komunitasku bloger di daerahku memang terjadi. Bw hanya untuk BW balik. Kalau dulu Bw cuma untuk naikin DA/PA. Kadang2 pake minta2 komen untuk artikel berbayarnya ��
Maseko Sakazawa said…
BW itu melelahkan kalau hanya sekadar tugas.. memang benar, artikel itu menarik untuk dibaca jika kita ada ketertarikan dengan topik yang sedang dibahas.. malah kalau nggak minat justru komentarnya sering nggak nyambung :D
Didik said…
Setuju sih dgn postingan kamu kak. Tp emg skrg ada pergeseran peran blogger deh. Dulu sih kontennya bs bebas bgt tentang curhat sehari2. Skrg jd lahan profesi melalui tulisan yng notabene berbau cuan.

Ngga ada yg salah. Yg salah ya yg ngasih komen cm asal. Atau baca skimming lgsg komentar yg berujung pada bouncing rate td.

Mknya ada saran utk membuka blog minimal 3 menit baru komen. Ini emg yg mau amanah blogwalking aja sih.

Aku jg blm bs rajin bikin tulisan organik sih kak. Tulisanku smua rata2 berbau cuan wkwkww. Maafkan. Aku blm bs serajin almarhum om Cumilebay yg mau BW puluhan blog per hari dan kontennya emg asyik.

Ya udh yuk kita semangat nulis organik lg dan bnyk dibutuhkan masyarakat kak.
Ila Rizky said…
Dulu bewe nyenengin ya, bisa haha hihi. Karena tulisannya rata2 curhat. Wekeke. Tapi sekarang. Aah... sudahlah.

Aku juga banyak nulis postingan berbayar. XD jadi ya sami mawon rek. :))

cuma seneng aja sih kalo nemu curhatan temen di blognya lagi. Jadi berasa makin kenal aja sama orangnya. Hehe
Duuuh aku kangen Ama mas cumi :(. Dulu ya mas, aku bikin blog, ga kepikir utk BW. Aku malah ingettt banget mas cumi yg duluan mampir dan komen di blog ku. Akhirnya aku BW balik, dan keterusan. Dari mas cum juga aku belajar, kalo BW jangan setengah2. Emang dipikir kita seterkenal apa sampe menganggab orang2 tahu blog kita. Komen yg ikhlas, rutin, dan beneran karena kita baca :). Itu aku pegang banget. Selevel mas cumi aja masih rutin BW

Aku drdulu memang suka baca. Banget malah. Makanya tulisan2 temen blogger jd referensi ku juga utk menambah bahan bacaan, dan belajar kosa kata baru juga cara menulis yg menarik. Sampe skr blog buatku hanya utk penyalur hobi. Aku ga tertarik utk cari duit dan menerima sponsor post apapun, Krn rezekiku udh dari pintu lain. Ga ush lagilah dari blog. Biarkan blog hanya utk nyalurin hobi nulis dan oengalamanku traveling dan kuliner. Makanya aku ga ada beban apa2 saat BW. Ga berharap di BW balik juga. Bisa menulis rutin dan sharing aja udh happy :). Membaca blog temen2pun udh kayak hobi baru aja :). Makany tiap HR aku slalu nyempetin BW ke mana2.
Ah... jarang-jarang nemu blog dengan komen-komen cakep kaya gini lagi. Tulisannya juga menyampaikan keresahanku soal BW.

BW sekarang menurutku nggak asyik banget. Makanya suka nggak tertarik buat ikutan. Kita dipaksa untuk mengomentari tulisan yang sejujurnya sama sekali nggak menarik. Duh itu perlu energi luar biasa kalau buatku.

Aku juga sebenarnya nggak terlalu perlu komentar maksa orang lain kalau memang postku nggak perlu untuk dikomentari. Komentarlah kalau memang perlu komentar atau memang kepengen ninggalin nama di buku tamu alias ngasih link balik yang bisa dikunjungi.
deddyhuang.com said…
oh jadi begitu kamu pantes gak mampir ke blog aku.. fine... uwan..
Maria Etha said…
Tulisan yang kece. Dari hati nurani dan jujur. Terimakasih sudah berbagi kak Uwan. Karena aku cuma Blogger ala ala... Maka nge-list di bw ya jaranggggg banget. Dulu aja jarang. Apalagi sekarang. Kalau liat posting an di #update... Yang menarik barulah mampir. Tapi kadang gak nitip jejak juga. Cuma baca aja. Yah karena kecepatan baca aku, mudah2an ngga ngerusak statistik blog yg kumampirin... 😂😂😂

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel