Skip to main content

Deddy Corbuzier : Sekolah Itu Gak Penting

Dalam sebuah peluncuran buku Millennial Power karya Deddy Corbuzier dan Erik Ten Have, Deddy menyentakku dengan bilang, “Sekolah itu gak penting.” Functional Room, Gramedia Matraman, waktu itu penuh sesak ole pengunjung yang ingin mendengarkan cerita dari keduanya..

Sekolah itu gak penting, yang penting itu pengetahuan


Ada banyak hal yang salah dalam pendidikan di Indonesia, menurut Deddy. Kalau zaman dulu, sekolah memang penting banget karena tidak ada tempat lain untuk menimba ilmu selain di sekolah. Sekarang belajar bisa di mana saja selama mau. Ada perpustakaan, ada jaringan internet di setiap smartphone yang kita pakai. Jaringa internet bisa digunakan untuk macam-macam, mulai dari mencari informasi, mendapatkan uang, belajar, video call dengan ahli kimia (misalnya), dan lain-lain. Ada banyak hal positif yang bisa dilakukan hanya dengan sau smartphone. Kuncinya hanya: mau.

Bila sudah mau, orang yang lulusan SD-pun bisa mendapatkan pengetahuan yang sama dengan orang yang lulus sarjana. Tidak heran ada orang yang lulusan SD sempat viral karena bisa membuat pesawat terbang. semua orang bisa sepandai apapun sekarang selama mau. ya Selama mau, apapun akan diusahakan dong.


Sekolah itu penting, tetapi menjadi ga penting kalau kita berharap bisa sukses dengan bersekolah.
Padahal di sekolah kita diajarkan untuk ikut aturan dan dites terus. Semua usaha kita selama bertahun-tahun ditentukan oleh ujian yang dilakukan di akhir semester. Dave pun sepakat. Menurutnya, sekolah mengajarkan kita untuk menjadi followers dan untuk dirangking. Ya, mau tidak mau, sekolah mengajarkan kita untuk menjadi karyawan, yang mana adalah folllowers, bekerja ikut orang, bukan menjadi pengusaha. Selain itu sekolah mengajarkan kita untuk berada di strata0strata yang ditetapkan. Ya, rangking satu sampai ke sekian. 

Jadi begitu lulus, kita akan selalu dihadapkan pada, “Aku jauh lebih baik dibandingkan dia karena aku punya ini itu ini itu, sementara kehidupannya biasa saja.” Padahal parameter yang tidak terlihat ada banyak. Bisa jadi secara kualitas hidup orang yang sedang kita bandingkan jauh lebih sejahtera dan lebih baik hidupnya.

Kaum Millenial adalah orang yang berpendidikan tinggi


Melalui buku Millennial Power, Deddy Cobuzier dan Erik Ten Have bercerita kenapa sekolah itu gak penting? Gak penting bukan berarti gak boleh sekolah ya. Sekolah tetap penting karena ada hal-hal yang gak diajarkan di tempat lain selain di sekolah, ya misalnya tentang moral, tentang bagaimana bergabung dengan organisasi, membentuk organisasi, pola pikir, kedisiplinan, membangun relasi, dan lain-lain. 

Kenapa buku ini lahir, Dedy Corbuzier punya anak yang lahir dna berkembang di era Gen Z, sementara ia hidup di zaman milenial meski umurnya tidak milenial. Jadi dia harus beradaptasi dan tahu bagaimana cara memperlakukan kaum milenial dan dapat uang dari situ.

Milenial memang dikenal sebagai pembunuh sistem konvensional, konsumtif, idealis, gak mau menabung. Yang unik lagi adalah kaum milenial adalah orang-orang yang berpendidikan tinggti, tapi sayang lapangan pekerjaan buatnya sedikit bahkan gak ada. Sementara generasi X pendidikannya rendah tapi kebanyakan mereka menjadi pengusaha.

Uniknya, secara gak langsung, kaum milenial lulus sarjana kemudian banyak yang tidak mendapatkan pekerjaan. Pilihan terakhirnya adalah kuliah lagi untuk mendapatkan gelar S2. Artinya kecerdasannya tidak diragukan lagi. Beberapa dari mereka kemudian lulus dan tidak ada yang mau mempekerjakan mereka karena belum ada pengalaman kerja meski pendidikannya sudah tinggi. Jika sudah begitu, beberapa dari mereka akan berpikir untuk kuliah lagi. Beberapa dari mereka berpikir untuk menjadi dosen. “Mereka kuliah lagi buat jadi dosen, untuk menghasilkan anak-anak yang ga bisa dapat kerja,” kelakar Deddy.

Millennial Power, buku untuk menjadikan milenial kaya raya lewat passionnya


Banyak jalan sebenarnya untuk kaum milenial yang gak punya kerjaan tapi pendidikannya mumpuni, yaitu dengan menuangkan passionnya. Passion dengan hobi jelas beda. Kalau hobi ya Cuma buat senang-senang dan tidak menghasilkan uang.kalau passion harus menghasilkan uang. Kita akan dengan mudah menemukan cara untuk menghasilkan uang dari passion kita.

Misalnya nih ada orang yang senang fotografi. Mereka akan koleksi semua perlengkapan yang berhubungan dengan foto, mulai dari kamera super canggih, tripod, lensa, alat pembersih, dan lain-lain. Tidak menghasilkan uang tidak apa-apa, wong hobi. Kalau passion itu ya udah satu tingkat lebih tinggi lagi.

Baca juga : Kahitna Memang Jago Bikin Hati Ambyar

Di dalam buku Millennial Power, ada embilan bab yang akan mengulas tentang apa yang kujelasin di subbab satu di atas, bagaimana sih cara menghadapi oang tua kalau berbeda keinginan? Apakah harus keluar rumah atau berdiskusi dengan mereka? Lalu bab selanjutnya membicarakan tentang kita tidaklah sempurna, bab empat menjelaskan tentang passion. Gak beda jauh dengan apa yang di bahas di tulisan ini juga. Lalu bahasan tentang sukses, apa yang harus dilakukan, sampai ke membuat rencana hidup. Itu dikupas dengan cukup ringan sampai aku gak sadar udah baca berlembar-lembar loh.


Uniknya, di setiap bab ada barcode yang nisa discan. Kemudian akan mengarah ke, eh, rahasia. Kamu coba beli bukunya dah (Ini malah jualan). Wkwkwk. Ada kolom-kolom yang bisa diisi juga. Semacam kita diajak berinteraksi dengan hanya membaca buku. 

Jadi begitu, sebagian isi dalam buku Millenial Power sudah kubahas dalam tulisan ini, untuk lengkapnya bisa dibaca sendiri ya. Atau kamu mau pinjam?

Comments

Caroline Adenan said…
Aku jadi penasaran sama bukunya nih :)) pgn beli and baca.

Iya aku srtuju, sekolah gak penting. Yg penting pengetahuannya

Tapi kalo versi aku dan suami, akademik itu gak penting, yang penting tau etika dan bersosialisasi yg baik :))
Irwan Hermawan said…
Pendidikan sangant penting

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel