Ada banyak teknik pewarnaan kain, mulai dari membatik, teknik konvensional, sampai ke tie dye. Selain suka membeli baju untuk keperluan tertentu, aku juga suka menyulap baju lama jadi tampak baru dengan mewarnainya atau dengan dilukis. Teknik tie dye adalah teknik yang baru kutahu caranya meski sudah lama tahu hasilnya.
Belajar teknik tie dye untuk bisnis
Aku memang termasuk yang suka membuat benda lama jadi terlihat baru. Beberapa tas dan kaos yang aku punya, aku lukis dengan cat akrilik. Di media sosial pun, orang akan mengira punya banyak stok baju, padahal Cuma diperbarui. Hehe...
Selama pandemi aku pun menemukan video di Tiktok, tie dye kaos. Sampai aku cari-cari info tapi tidak ditemukan karena hanya berupa video tanpa keterangan. Kemarin tidak sengaja buka-buka Youtube dan menemukan istilah tie dye, akhirnya tahu kan. Selama aku nulis ini, aku sudah punya beberapa alat untuk dicoba, tapi sebelum itu memang mau buat tulisan biar jadi inspirasi juga.
Tie dye ternyata di Indonesia juga disebut ikat celup yang mana merupakan teknik mewarnai kain dengan mengikat kain dengan cara tertentu (bisa pake karet) sebelum diwarnai. Teknik tie dye lagi naik daun sih selama pandemi ini memang. Diah Kusumawardani, pengusaha bisnis fashion di konten BERGURU (Belajar Ragam Usaha Baru) di akun Youtube Ninja Xpress.
Ninja Xpress di konten BERGURU menyajikan konten positif yang berisi tips dam tutorial untuk memulai usaha dari rumah. Kategori konten ini ada untuk Mendorong masyarakat menciptakan usahanya sendiri dan mengubah persepsi jika sesuatu yang terlihat sulit jika mau mencoba akan mudah. Setiap minggunya berbeda topik yang dibahas.
Ninja Xpress memang selalu mendukung UMKM Indonesia, selain membantu promosi bisnis mereka dengan membuat konten BERGURU, Ninja Xpress juga melakukan pelatihan Ninja Academy. Apalagi di masa pandemi ini biar UMKM juga bangkit bersama menghadapi masa-masa sulit ini. Melalui teknik tie dye, produksi Diah meningkat karena pandemi. Ia bisa menghasilkan keuntungan 3-5juta per bulan dengan modal cukup terjangkau.
Oh ya, dari Diah aku belajar bahwa teknik tie dye tidak hanya bisa untuk kaos polos, tapi juga untuk kain berwarna. Jadi teknik tie dye yang Diah ajarkan begini:
- Siapkan kaos polos putih dan berwarna (boleh juga piyama, topi, dan lain-lain), karet, pewarna (4 jenis), sarung tangan, botol saus, pemutih
- Lebarkan kaos putih, tentukan titik tengahnya
- Jiwit titik tengah dan putar terus dan mampatkan
- Ikat dengan karet agar posisinya tidak berubah
- Bagi menjadi empat dan warnai masing-masing bagian dengan warna berbeda dengan pewarna yang ditempatkan ke dalam botol saus
- Ulangi proses no 5 untuk sisi lainnya
- Diamkan selama 3-8 jam (tergantung jenis pewarna) lalu bilas
- Untuk kaos berwarna bisa laukan langkah di atas, hanya saja, pewarnanya menggunakan pemutih yang dicampur dengan air. Perbandingan 1:1
Recycle pakaian lama dengan teknik tie dye demi lingkungan lebih baik
Melalui teknik tie dye, kita bisa menghemat belanja pakaian. Baju lama kita mungkin sudah pudar warnanya atau bosan dipakai karena semuanya sudah terekspos di media sosial, bisalah ya pakai teknik tie dye untuk memperbaruinya. Cocok juga untuk kegiatanku. Jadi selain membuka ide bisnis selama pandemi, membuat baju lama terlihat baru juga bisa mengurangi jumlah sampah tekstil di lingkungan. Apa saja yang bisa diwarnai, ya sarung bantal, kemeja polos, berbagai jenis topi, celana, sarung, dan lain-lain.
Kenapa harus recycle baju lama? Sekarang industri fashion saling berlomba-lomba untuk menjadi yang terlaris. Ditambah lagi tren fast fashion, di mana ada perusahaan tertentu membuat imitasi barang agar harganya lebih murah, produknya tentu tidak akan tahan lama. Beda dengan slow fashion yang kualitasnya memang bagus dan lebih tahan lama. Pakaian-pakaian yang tidak tahan lama tentu saja berdampak pada lingkungan.
Kenapa? Jelas produksi akan berlebihan karena pasar tentu lebih menyukai harga murah, juga pakaian-pakaian yang cepat rusak akan dibuang ke lingkungan, jadi sampah. Aku akan beberkan beberapa fakta yang kutemui di zerowaste.id :
Industri pakaian dan tekstil merupakan pencemar terbesar di dunia setelah minyak (edgeexpo.com).
Satu kaos berbahan katun perlu kurang lebih 2.700 liter air untuk proses pembuatannya (worldwildlife.org)
Fashion punya kontribusi sebesar 92 ton sampah solid di tempat pembuangan akhir (unenvironment.org)
Dari satu konten BERGURU aku belajar teknik tie dye untuk ide bisnis dan untuk menyelamatkan alam dari penambahan tumpukan sampah yang berlebihan. Jangan ketinggalan ide-ide lain. Coba kamu sekarang langsung ke channel Youtubenya Ninjaxpressid, jangan lupa subscribe, dan like ya biar konten-konten bermanfaat seperti ini tidak tenggelam.
#ObsesinyaCumaDelivery #Berguru #Business, #Bisnis, #berguru, #NinjaXpress, #usaha, #jasaPengiriman,# jasaPengirimanMurah, #jasaPengirimanTerpercaya, #pengirimanTerpercaya, #pengirimanAman, #pengirimankeluarKota, #PengirimanAntarKota, #BisnisBaru2020, #BisnisBaru, #UsahaBaru, #UsahaSaatPandemi, #UsahaDirumah, #Wirausaha, #Usaha2020, #WirausahaSeru, #InformasiTerbaru, #InformasiTerupdate, #CaraMenghasilkanUang, #TieDye, #Fashion
Comments