Indonesia ada di urutan ke-8 se-Asia Tenggara angka kejadian kanker menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Jumlah keseluruhan kasus kanker meningkat dari 14 orang per 10 ribu penduduk tahun 2013 jadi 17,9 orang per 10 ribu penduduk tahun 2018, di mana yang tertinggi ada di Provinsi Yogyakarta (48,6/10.000 penduduk), Sumatra Barat (24,7/10.000 penduduk), dan Gorontalo (24,4/10.000 penduduk). Kasus terbanyak ditemukan kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks). Apa yang harus dilakukan untuk mencegah, dengan hidup sehat atau beli asuransi kanker online?
Sel kanker cukup cerdik untuk tidak terdeteksi dari sistem imun |
Kanker, penyebab kematian terbesar di Indonesia
Setelah stroke, hipertensi, diabetes melitus, dan gagal ginjal kronis, kanker adalah penyebab tertinggi kematian terbanyak di Indonesia. Waktu itu aku masih sibuk dengan diri sendiri, kemudian dapat kabar bahwa ibu kakak ipar meninggal karena kanker. Beberapa tahun lalu pun teman sempat cerita kalau temannya (yang juga temanku) menderita kanker payudara. Sampai saat ini masih menjalankan terapi. Entah, kabar terakhir sakitnya bagaimana, tapi masih bertahan hidup kini. Aku hanya berdoa semoga sembuh dan tidak kambuh lagi.
Kenapa? Seperti yang kudengar, kalau menderita kanker, kemungkinan hidupnya kecil. Namun aku cukup optimis, bila waktu terdeteksinya masih stadium awal harusnya bisa sembuh. Kanker adalah terjadinya pertumbuhan sel abnormal dan tak terkendali. Sel abnormal itu bisa membentuk benjolan yang disebut tumor. Sel kanker juga bisa muncul di bagian mana pun, mulai dari paru-paru, payudara, usus, otak, sampai darah.
Sel itu bermutasi atau mengalami perubahan genetik sehingga pertumbuhan dan perkembangannya tidak sesuai yang diharapkan tubuh. Proses penghancuran sel abnormat itu pun gagal dilakukan karena pertumbuhannya tidak terkendali. Penyebabnya tidak hanya dari satu faktor. Dalam website rspermata.co.id faktor-faktor yang menjadi sebab antara lain
- Punya riwayat kanker dalam keluarga
- Berusia di atas 65 tahun
- Pola hidup tidak sehat
- Kurang aktivitas fisik
- Obesitas
- Terpapar radiasi, zat kimia, atau sinar matahari
- Terinfeksi virus, seperti hepatitis B, hepatitis C dan HPV atau infeksi lain
- Konsumsi obat hormon dalam dosis tinggi atau jangka panjang
- Merokok
- Menurunnya kekebalan tubuh
Jadi bila seseorang menderita kanker, bukan berarti karena hanya pola hidupnya yang tidak sehat. Bisa jadi ada faktor lain juga yang menjadi sebabnya. Seseorang yang kekebataln tubuhnya turun, akan gampang sakit. Kadang begitu rajin-rajinnya ngerokok, asupan gizi yang masuk tidak sehat karena konsumsi alkohol juga, sering makan fast food dan junk food. Begitu daya tahan tubuh melemah, sumber penyakit dengan gampang dan cepatnya menyerang. Alih-alih buat bertahan, benteng dalam tubuh yang seharusnya menghadang, sudah tidak mampu melawan.
Jika sel-sel imun berfungsi dengan baik, sel-sel abnormal itu bisa ditekan dan dibasmi. Sel imun ibarat satpam yang berpatroli 24 jam di seluruh tubuh. saat menemukan sumber penyakit, bakteri atau sel berbahaya, akan dimusnahkan. Sayangnya, sel kanker punya kemampuan untuk menghidar dari sistem imun, tidak terdeteksi sebagai sel berbahaya.
Lima kanker paling mematikan di Indonesia
Sampai saat ini menurut data, kanker yang paling banyak diderita orang Indonesia adalah kanker payudara dan kanker serviks (leher rahim). Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2020, penderita kanker di Indonesia mencapai 396.914 kasus.
Sumber : Globocan, 2020 |
Lima kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia, yaitu Kanker payudara mencapai 65.858 kasus (16,6%), disusul kanker serviks uteri sebanyak 36.633 jiwa (9,2%), kanker paru-paru sebanyak 34..783 (8,8%), kankerkolorektum sebanyak 34.189 (8,6%), kanker hati 21.392 (5,4%), dan sisanya kanker lain sebanyak 204.059 (51,4%).
Sumber : Globocan, 2020 |
Kalau dijabarkan, pada pria, lima jenis kanker yang paling sering dialami, antara lain kanker paru-paru sebanyak 25.943 kasus (14,19%), kanker kolorektum sebanyak 21.764 (11,9%), kanker hati sebanyak 16.412 (9,4%), kanker nasofaring sebanyak 15,427 (8,44%), kanker prostat sebanyak 13.563 kasus (7,4%), dan sisanya kanker lain dengan total kasus 90.259 (49,25%).
Sumber : Globocan, 2020 |
Bila dibandingkan dengan total populasi di Indonesia yang mencapai 273.532.621 jiwa, ada sebanyak 396.914 kasus kanker baru dengan angka kematian sebesar 234.511. Kalau mau dibandinkan dengan kasus baru, presentase kematian kasus kanker adalah 59%, bukan hal yang main-main. Ditambah lagi total kasus kanker selama lima tahun sudah sebanyak 946.088 jiwa.
Mahalnya biaya perawatan kanker
Kredit : suara.com |
Jumlah dana yang dikeluarkan tak hanya mahal, nominalnya pun bervariasi, tergantung tipe dan stadium kankernya, juga tergantung tempat berobatnya. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2016, tarif Indonesian-Case Based Group untuk pasien kanker rawat inap di rumah sakit pemerintah tipe A bisa mencapai belasan juta sampai puluhan juta rupiah.
Biaya rawat inap pasien leukimia ringan tarif kelas 1 bisa menghabiskan 17jutaan, pengobatan radioterapi ringan tarif kelas 1 6jutaan, pengobatan kemoterapi yang umum untuk pasien kanker sekitar 4jutaan untuk yang ringan, sementara kemoterapi berat menghabiskan sekitar 11jutaan. Belum lagi biaya pencangkokan sumsum tulang belakang yang bisa menghabiskan hampir 100juta rupiah.
Soal biaya memang bikin pusing, apalagi jika penyakit itu diderita oleh kita sendiri atau keluarga. BPJS saja sudah menanggung biaya besar untuk mengover beban banyak orang. Sebagai tambahan perlindungan, FWD Insurance punya perlidungan, FWD Cancer Protection, asuransi mudah beneran.
Mencegah dengan hidup sehat atau beli asuransi kanker online?
Lebih baik mencegah atau mengobati? Aku yakin kamu akan menjawab, Mencegah! Ya benar, selain itu memang jawaban yang serba teori, juga harapan semua orang bahwa kita harus mencegah penyakit apapun termasuk kanker bersemayam dalam tubuh.
Lebih baik beli asuransi atau mengobati kanker? Aku yakin sebelum menjawab, kamu butuh waktu beberapa detik untuk mempertimbangkan. Keduanya membutuhkan uang, tapi jelas lebih murah beli asuransi dibandingkan sudah terdiagnosis baru mengeluarkan uang.
Mencegah kanker sebenarnya mudah jika terbiasa, yaitu mengonsumsi makanan sehat dan seimbang, kalau bisa yang organik, yang rendah kalorinya, rendah lemak tak sehat, batasi konsumsi gula, dan lain-lain; rutin olahraga dengan minimal 30 menit per hari; hindari merokok, asap rokok, dan minuman beralkohol; hindari dan atasi stres segera, batasi paparan sinar matahari, melakukan vaksin, melakukan hubungan seks yang sehat, dan rutin cek kesehatan.
Meski begitu, hidup sehat pun bukan jaminan tidak kena kanker. dr Rheiner, yang sempat diwawancarai Deddy Corbuzier di Hitam Putih mulanya daftar asuransi setengah hati. Beliau merasa sudah hidup sehat, tidak mungkinlah sakit berat. Takdir berkehendak lain, suatu hari ia terdiagnosis kanker ginjal. Kanker yang dideritanya masih stadium satu dan bisa dioperasi dengan biaya sekitar 68juta. Beruntungnya ia sudah punya asuransi sehingga semua biaya operasinya ditanggung asuransi. FWD Insurance punya asuransi kanker online yang berikan manfaat 100% Uang Pertanggungan bila kita terdiagnosis kanker.
Kenapa tidak daftar BPJS saja? Boleh. Ada banyak kasus merasa terbantu dengan adanya BPJS. Beberapa contoh di bawah adalah testimoni penderita kanker yang terbantu dengan adanya BPJS. Gambar-gambar terakhir menjelaskan bahwa kondisi tertentu tidak bisa dicover BPJS.
Pilih asuransi mudah beneran
Pernah datang ke sebuah yayasan kanker untuk anak di Jakarta. Rasanya nyes. Meski anak-anak yang menderita penyakit mematikan itu tampak baik-baik saja menyambut, aku tak henti-hentinya berair mata saat membayangkan rasa sakit yang mereka derita selama ini. Sempat juga menonton tayangan Hitam Putih (22/9/16) yang mengundang Ratri dan Nova, penderita kanker payudara. Ratri kala itu sudah stadium 4. Selama setahun di pengobatan alternatif tidak membaik, akhirnya kondisi menurun, pakai kursi roda karena tidak bisa jalan selama 8 bulan. Sementara itu Nova sudah sembuh karena melewati kemoterapi dan dimastektomi (operasi pengangkatan payudara).
FWD Cancer Protection dari FWD Insurance beri manfaat 100% Uang Pertanggungan bila kita terdiagnosis kanker. Orang sakit kanker yang tidak punya asuransi kesehatan biasanya akan dobel sakit karena stres memikirkan uang yang harus dibayar untuk biaya rumah sakit. Bila punya asuransi, pasien bisa fokus pada proses pemulihan.
Ada 4 kemudahan dalam produk asuransi kanker ini, yaitu mudah ketentuannya, mudah belinya, mudah bayarnya, dan mudah klaimnya. Bila kamu punya asuransi lain atau BPJS, kamu akan tetap dapat 100% Uang Pertanggungan. Proses pendaftarannya pun hanya melakukan 4 langkah, lewat smartphone masing-masing juga bisa, hanya menjawab tiga pertanyaan kesehatan saja. Tidak seperti asuransi lain yang biaya per bulannya cukup bikin kaget, kita bisa menyisihkan mulai Rp10.000 per bulan (mengikuki metode pembayaran yang berlaku), bebas pilih Uang Pertanggungan sesuai kebutuhan. Untuk klaimnya pun mudah dan cepat selama dokumen yang diserahkan lengkap.
Bagaimana, sudah memantapkan diri bukan? Jaga kesehatan dengan pola hidup yang benar, batasi dan hindari hal-hal yang berisiko, punya BPJS, dan tak lupa juga punya asuransi kanker online, FWD Cancer Protecion dari FWD Insurance, yang asuransi mudah beneran. Meski begitu, semoga kita tidak pernah mengalami sakit mengerikan seperti kanker ya. Aamiin.
Comments