Skip to main content

Pendapat Mereka tentang Silent Reader di Grup WhatsApp

Grup WhatsApp atau WhatsApp Group, biasa disingkat grup WA atau WAG ibarat komunitas atau kelompok. Di dalamnya ada banyak karakter, ada yang selalu muncul mau ditanya pendapat atau tidak, ada yang hanya muncul di momen-momen tertentu, atau tidak muncul sama sekali. Pernah tidak greget dengan orang yang jadi silent reader di grup WhatsApp? Atau malah kita sendiri yang silent reader? Zuzur ya zuzur, aku di kebanyakan grup WhatsApp adalah silent reader apalagi sejak pandemi. 


Grup WhatsApp Uwan Urwan


Beberapa waktu lalu aku membuat poling di Instastory Instagram @uwanurwan. Ada dua hal yang kutanyakan, apakah kamu founder komunitas/admin grup WhatsApp? dan sebagai bagian dari WhatsApp Group, tanggapanmu melihat anggota lain jadi silent reader bagaimana? Kedua topik itu berhubungan dengan silent reader. Topik kedua aku berikan empat pilihan jawaban. Aku meminta teman-teman Instagramku menjawab. Bila tidak ada di dalam pilihan, aku meminta mereka untuk menuliskannya dalam kolom question.


Ada 126 orang yang bersedia menjawab dengan 838 orang yang melihat storyku, artinya 712 orang hanya sekadar lewat saja tanpa memberi suara. Dari 126 suara, ada 13 orang yang punya jawaban sendiri (mengisi jawaban di question box). 


Grup WhatsApp Uwan Urwan


Silent reader di WhatsApp Group itu bukan masalah besar

Sebanyak 50 orang menganggap para silent reader bukanlah hal yang perlu dibesar-besarkan, sebab dari 50 orang itu juga termasuk yang jarang nongol di WhatsApp Group. Kenapa sih harus silent reader? Untuk apa masuk ke dalam WhatsApp Group kalau ujung-ujungnya jadi silent reader saja? Nah tulisan pertamaku membahas alasan jadi silent reader.


Baca juga : Kenapa tidak aktif di Grup WhatsApp?


Pemilik akun Instagram @khun.wichan pun sepaham karena kadang ia juga jadi silent reader di grup WhatsApp. "Kadang mikir ke diri sendiri kenapa jadi sider (silent reader)? Mungkin alasannya sama dengan orang-orang. Kadang ngerasa beda tempat meski ada di grup yang sama atau karena punya kepentingan khusus," ungkapnya. 


Orang yang tidak begitu aktif di WhatsApp group cenderung menyimak obrolan, tapi waktu-waktu tertentu ikut nimbrung juga kalau bahan yang diperbincangkan seru, begitu kata Perempuan Yang Suka Menulis (maunya disebut begitu). Sementara itu, Arko, salah satu temanku yang menjadi admin Grup Kerjaan dan Grup Belajar mengaku kalau topik yang diangkat di grup tidak berhubungan dengan yang bersangkutan, Ya Its OK. Gak apa-apa.


Silent reader di grup WhatsApp grup kadang menjengkelkan

Grup WhatsApp Uwan Urwan
Makasih yang udah bikin memenya. Semoga ide-idenya selalu cemerlang


Kadang kita tidak bisa menyalahkan mereka yang memilih diam di WhatsApp Group, tapi jadi menjengkelkan bila diajak diskusi tapi tidak ada respon. Sebanyak 40 orang mengaku sebal kalau melihat yang lain tidak ada respon padahal admin mengajak diskusi. “Kesel banget sih, kalau silent reader terus ngerti sih okelah. Ini udah bisu, terus masih gak ngerti kadang kalau kita kasih info, ujung ujungnya japri (jaringan pribadi). Terus buat apa bikin grup kan?" kata Febby, yang jadi admin untuk banyak grup. 


Tak hanya Febby yang kesal, ada banyak teman-teman yang menumpahkan kekesalannya lewat question box dan saat ditanya via direct message. Ada yang marah-marah, ada yang langsung mention orangnya di grup atau bahkan langsung japri bila memang tidak ditanggapi, ada yang sampai mau kirim santet. 


"Bikin bete anjir, kita susah susah ngetik tentang apa yang ingin kita sampaikan tapi pada diem. Masih mending ngomong sama kucing, ada feedback nya Ngeong," kata Fachrezy Zulfikar, Founder Level Up Community. 


Grup WhatsApp Uwan Urwan
Gak tahu siapa yang bikin memenya, tapi makasih banget. Jadi aku pake di sini.


"Founder atau admin WhatsApp group biasanya melontarkan topik agar grup ramai kembali, tapi sepi. Yang nyahut satu atau dua orang saja, dan orang itu lagi, orang itu lagi," curhat Ery Udya, admin/founder Grup Blogger khusus wilayah Purbalingga. Memang ya, susah-susah memancing keributan di grup eh ujung-ujungnya sepi. Bagi Masolo, Inisiator Ruang Sharing Foodies merasa, founder/admin perlu mencari topik yang bisa memancing para silent reader agar muncul ke permukaan. Jadi tantangan untuk bikin topik menarik, supaya si silent jadi speak up, tulisnya di question box di Instastoryku.


Arko menambahkan bila topik yang dibahas berkaitan dengan salah satu atau semua silent reader, tapi tidak ada respon padahal sudah jelas-jelas dibaca membuatnya kesel sih. Ya mungkin sibuk tapi sebagai bentuk tanggung jawab, baiknya direspon walau seperlunya. Setidaknya ada informasi yang diberikan, ungkapnya. Pemilik akun Instagram @mr.chan16 pun menumpahkan kekesalannya, "Namanya grup adalah sarana berdisukusi bebas, jadi buat apa mau masuk grup tapi hanya jadi penonton saja, supaya tidak ketinggalan berita?"


Silent reader di grup WhatsApp mungkin sibuk

Grup WhatsApp Uwan Urwan


Kemudian 20 orang mencoba berpikir positif, ya tidak apa-apa, mungkin mereka yang silent reader sedang sibuk. Beberapa dari mereka masih suka baca obrolan kok. Itu terbukti pada saat bertemu di dunia nyata, kadang orang-orang yang tidak pernah nongol di grup membahas obrolan itu. Ya aku pernah mendengarnya. Ibaratnya sama dengan di media sosial, tidak semua orang akan rela memberi like dan berkomentar meskipun kadang itu penting. Begitu bertemu di dunia nyata, semua postingan dibahas oleh teman padahal kita tahu mereka seolah tidak hidup di media sosialnya. 


Tak bisa dipungkiri, kesibukan di dunia nyata sering menyita waktu. Beberapa temanku pun setuju bahwa kesibukan seringkali membuat mereka jadi silent reader, cukup tahu informasi yang sedang dibicarakan. "Aku juga pernah ngerasain jadi anggota grup dan cuma bisa nyimak karena sibuk," Ungkap pemilik akun Instagram @syahtriagumsyah.


Lebih baik yang silent reader dikeluarkan dari grup WhatsApp

Hanya tiga orang yang memilih untuk mengeluarkan mereka yang silent reader. Meski menjengkelkan, menurutku langkah untuk mengeluarkan para silent reader adalah keputusan besar, sebab efeknya juga cukup hebat. Artinya lagi, mengeluarkan orang dari sebuah grup adalah langkah terakhir bila anggota tersebut sudah membuat risau anggota yang lain.


Satto Raji, Ketua Komunitas Bloggercrony Indonesia, pun menanggapi bahwa jadi silent reader tidak apa apa asal membaca info yang ada di dalamnya. “Jadi salah kalo misalnya silent reader dan ga butuh info di grup, mending keluar daripada ngabisin waktu dan ruang di hape," katanya. 

Pemilik akun Instagram @annisahq_ pun sependapat dengan Satto Raji "Setidaknya aku berjuang untuk menghidupkan grup. Dan berusaha mempertahankan keseruan sama yang masih mau aktif komunikasi grup. Yang bosen, yang udah gak minat, gak satu tujuan, paling out grup. Gak ingin menahan juga," ujarnya. Bahkan menurut salah satu narasumberku, admin harus menyikapi para silent reader dengan mengeluarkan mereka dari grup. Sah-sah saja admin melakukan itu.


Silent reader bisa jadi muncul karena mereka berasa dari orang-orang yang terabaikan

Grup WhatsApp Uwan Urwan
Aku gak tahu siapa yang bikin tapi makasih memenya aku pake


Aku yakin ada banyak juga orang yang semula aktif di WhatsApp Group, kemudian jadi silent reader karena setiap ikut nimbrung, jarang ada yang merespon. Aku pernah mengalami itu juga. Pemilik akun Instagram @annisahq_ bercerita kalau kebanyakan dari mereka jenuh atau sebelum mereka benar-benar jadi silent reader, mungkin mereka adalah orang-orang yang terabaikan.


Baca juga : Kenapa keluar dari grup WhatsApp


Misalnya dia udah ikut nimbrung berbaur, dan sok kenal sok dekat (SKSD), dari 20 orang anggota grup ternyata yang menanggapi hanya dua sampai lima orang. Atau hanya segerombolan yang asyik mengobrol dan hanya mau membalas komentar dari orang-orang yang menurut mereka nyambung saja. Pengalaman orang yang punya akun Instagram @diantin_ pun sama. Dia mengaku malas juga merespon obrolan di grup WhatsApp, karena kalau aku yang nanya dicuekin. Jadi kadang jadi silent reader deh, ungkapnya.


Admin/founder kurang paham kebutuhan anggotanya

Grup WhatsApp Uwan Urwan
Kredit : english.newstracklive.com


Memang untuk melihat sebab-sebab orang yang silent reader harus melihat secara komprehensif. Menilai mereka sebagai orang yang menjengkelkan di dalam grup tidak selalu benar, meski pasti ada yang memang menjengkelkan. Berhubung ada banyak grup WhatsApp di dunia ini dengan banyak tujuan, pendapat pemilik akun Instagram @mr.chan16 menurutku perlu didengarkan. 


Baca juga : Grup WhatsApp harusnya bagaimana?


Menurutnya, admin/founder grup kadang juga silent reader atau tidak peduli dengan member. Selain itu, admin/founder memang perlu tahu keinginan para anggotanya. Tidak dipungkiri admin/founder kadang menyampaikan sesuatu yang tidak berhubungan dengan visi misi grup atau melemparkan topik yang tidak begitu diminati. 


Oh ya, misal grupnya memang tidak aktif karena adminya sibuk dan tidak pernah menyapa anggotanya, jadi buat apa anggotanya bersibuk-sibuk dalam grup itu? Mungkin suatu hari saat adminnya sudah mulai menyapa grup, sedikit atau tidak akan ada yang menanggapi. Atau bila grupnya sering membahas hal yang tidak berfaedah dan tidak berhubungan dengan anggotanya, ya wajar kalau banyak yang jadi silent reader.


Bagaimana? Akankah kamu tetap jadi silent reader setelah membaca pendapat dari beberapa orang di atas? Atau malah jadi punya ide agar grup WhatsAppnya lebih interaktif? Semoga dengan adanya tulisan ini, memberi respon dampak positif bagi kita semua. Aamiin.

Comments

Turis Cantik said…
Gua kdng kl jd silent reader tuh ya krn males aja ngomong biar ngak rame. Kl ngomong atau chat seperlunya aja.
Wichan said…
Wakwakwak, berbagai alasan penyebab sider. Mungkin ada yg jadiin wag sebagai cara memata-matai.
Itu pilihan Wan. Aku lebih banyak menjadi silent reader.
Aku hanya aktif jika pembicaraan setara dengan ku.
Perbedaan pola pikir berpengaruh. Untuk apa nimbrung kalau gak nyambung.
Eri Udiyawati said…
Hihihi, ya gitu deh. Warna warni grup Whatsapp. Yang penting masih aktif aja dulu lah grupnya. Meski mancing biar ramai tetep aja sepi. Wkwkwkkw
Einid Shandy said…
Hai Kakak, aku waktu itu udah baca story Kakak. Cuman lupa, udah ngisi apa belum.

Jujur sih, aku udah left bantak whatsapp group karena aku nggak mau dianggap "silent reader". Aku mending ikut dikit whatsapp group tapi turut berkontribusi ngasih pendapat atau sejenisnya dari silent reader.

Ada beberapa whatsapp group yang sebenernya sayang banget aku left, tapi mau nggak mau emang harus left daripada aku nggak guna dan bikin admin jadi sedih.

Aku sendiri salah satu founder whatsapp group dan rasanya nggak enak banget kalau ada silent reader dan nggak pernah turut berkontribusi secara nyata, kayak cuek aja gitu meski sini ada acara. Aku lebih suka mereka "left". Kenapa? Karena bisa jadi mereka mata-mata, keganggu, atau lain-lainnya. Banyak banget kemungkinan-kemungkinan terjadi yang menurutku endingnya tetep aja jelek. Kadang sih kalau lagi muak, aku to the point aja sih ke mereka yang gabung tapi nggak ada kontribusi baik diskusi di whatsapp group / ikut acara-acara, aku bisa ngomong di whatsapp group dan chat satu-satu, "masih mau di grup atau nggak? Kalau udah ngerasa nggak perlu sama grup ini, kamu boleh left. Tapi, kalau masih perlu, aku butuh kontribusi kalian, sekecil apapun itu. Makasih."

Banyak sih temen-temen yang bilang, aku kadang nyeremin sebagai founder atau admin whatsapp group. Soalnya, aku emang nggak suka orang-orang "numpang nama".

So, itulah kenapa aku sering banget dijadikan "penanggung jawab / koordinator." Haha...

Semoga makin banyak silent reader yang ngerti posisi.

Makasih Kak. Artikel ini menarik dan aku nggak kepikiran bikin artikel kayak gini.
So, kayaknya, aku pengen bikin juga artikel sejenis ini.
Tergantung grubnya ttg apa mas, kalo aku yaaa :D.

Banyak grub wa di aku, itu dimasukin secara paksa, bukan Krn keinginan. Cth nya, grub wa keluarga, grub kantor, grub reuni. 3 grub itu jujurnya aku males utk sukarela ikut, tp terpaksa ikut drpd dicap durhaka Ama ortu hahahaha. Ato dicap pembangkang Ama bos kantor. Kalo grub reuni, ntr bisa dibikin meme org tersombong sedunia kalo Nolak gabung.

Padahal isi dr grub di atas, banyakan sepi juga, kec kantor sih. Laah aku makin males utk chat.

Tp grub2 yg dibikin Krn aku suka isinya, kayak grub traveling, itu aku ga silent reader dong ;). Aktif juga malah. Seruuu soalnya, yg diperbingkan sesuai Ama hobi. Dan org2nya asik.

Aku jg ga suka kalo dlm 1 grub, isinya ruameeee tp ga ada yg dikenal. Itu kyk grub challange yg prnh aku ikutin. Paling cm tau bbrp org, sisanya wassalam. Tapi ujung2nya aku kluar sih.

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Fried Chicken Enak di Situbondo, Kamu Wajib Tahu!

Tidak ada KFC atau pun McD di Situbondo, ya setidaknya hingga kini dan beberapa waktu ke depan. Dulu sempat ada CFC, belum sempat berkunjung, eh sudah tutup. Jika aku ingin makan ayam goreng krispi di Situbondo beli di mana? Beberapa warung makan di Situbondo juga menjual ayam goreng tepung. Memang tak khusus ayam goreng. Berbeda dengan di kota besar, di mana gerai olahan ayam tepung bisa ditemui di mana pun. Hisana Fried Chicken Situbondo punya rasa khas, jadi salah satu favoritku Bila kamu sedang travelling ke Situbondo dan sangat ingin menikmati ayam goreng krispi, aku cukup merekomendasikan makan di Hisana Fried Chicken. Sesuai namanya, Hisana adalah gerai ayam goreng tepung yang cukup terkenal dan banyak digemari. Hisana Fried Chicken tidak hanya ada di Situbondo, tapi juga di Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain. Sudah ada ratusan outlet yang tersebar di banyak titik di Indonesia. Hanya saja aku baru tahu ada brand ayam goreng krispi lokal ini begitu pulang ke Situbondo. Meski ad