Skip to main content

Apakah Dapur Freelancer Selalu Menyenangkan?

Pilih berkarier sebagai karyawan di sebuah perusahaan atau jadi pekerja lepas (freelancer)? Banyak pekerja kantoran menganggap pekerja lepas lebih meriangkan, sebab ada banyak aturan ketat di perusahaan dengan anggapan gaji minim. Sebaliknya, tenaga kerja lepas yang sedang mengalami masa-masa sulit berpikir beruntung bila bekerja di sebuah perusahaan karena punya upah pasti tiap bulan.


Finansial freelancer bisa pailit sewaktu-waktu

Dapur freelancer
Langit Amaravati bersama buah hatinya (Kredit : Langit Amaravati)


Langit Amaravati adalah salah satu orang yang putuskan jadi pekerja lepas sejak 2012. Berpenampilan rapi, berdandan, berangkat ke kantor pagi-pagi, terkena macet, dan pulang sore atau bahkan lembur bukanlah hal krusial lagi. "Jadi freelance enak, bangun tidur langsung kerja, bisa sambil jaga anak," katanya. Sebagai single parent, ia mesti pastikan menjaga dan merawat anaknya.

Sudah sembilan tahun Langit menjalani profesi sebagai web developer dan graphic designer. Ia bisa bekerja sesuai passion, meski tak menempuh pendidikan formal. Ia hanya lulusan di sebuah sekolah menengah kejuruan, Jurusan Administrasi Perkantoran. Ilmu yang ia peroleh sesuai dengan karier saat ini pun ia dapatkan secara otodidak. 


Baca juga : Yopi Saputra, Berkat SKSD bisa Kerjasama dengan Desainer dan Brand Besar


Bagi Langit, menjadi pekerja lepas adalah pilihan utama. Ia tidak ingin terikat dengan perusahan tertentu. Belum lagi lowongan-lowongan kerja perlu ijazah dan kelengkapan lain sebagai pertimbangan masuk ke sebuah perusahaan. Sementara ia hanya lulusan SMK, tentu kelengkapan yang diinginkan tak mungkin terpenuhi. Ditambah dari segi usia tentu sudah tidak lolos kualifikasi. Meski begitu, jalan hidupnya saat ini hanya perlukan kemahiran dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.


Langit bisa mengatur sendiri kapan harus bekerja, kapan bisa terima atau tolak tawaran pekerjaan. Pun ia bisa bekerja di mana saja tanpa harus berjam-jam di bilik perkantoran. Meski begitu, jadi pekerja lepas baginya tidak selalu mudah. Perempuan yang juga berperan sebagai kepala keluarga mengaku setiap bulan was-was, sebab penghasilannya tidak tetap, sementara itu tagihan terus ada dan harus dibayar tepat waktu. Saat ini ia harus membayar kontrakan per tanggal 10 dan membayar tagihan internet per tanggal 20 setiap bulannya. Ia harus berpikir keras jika mendekati tanggal-tanggal tersebut, dana belum cukup.


Menurut Langit, pekerja lepas harus siap menghadapi kenyataan bahwa kadang tidak ada pekerjaan dalam kurun waktu lama, kadang sedikit, dan kadang banyak. Jika pun ada, gajinya kadang bisa mencukupi kebutuhan hidup selama dua bulan, kadang untuk satu bulan saja tidak cukup. Ditambah masalah waktu pembayaran yang berbeda, ada yang langsung dibayar begitu pekerjaan usai, "Ada juga yang berbulan-bulan ga cair-cair," imbuhnya.


Tersebab penghasilan tidak menentu, finansial Langit sering kolaps. Kadang ia terpaksa tidak makan selama beberapa hari, paling parah pernah diusir dari kosan. Di lingkungan pun oleh tetangga sering dikira pengangguran karena tak terlihat bekerja di kantor. Bila sama sekali tak ada pekerjaan, mau tidak mau ia jual barang berharga, meminta DP (down payment) jika ada pekerjaan, atau meminta pembayaran di awal ke klien. "Bodoh amat dengan urat malu," pungkasnya.


Pandemi sebabkan freelancer sulit bertahan hidup

Dapur freelancer
Hi Quds harus bertahan hidup meski penghasilannya stagnan (kredit: Hi Quds)


Langit tak sendiri, pendapatan fluktuatif juga dialami oleh Hi Quds, bloger, content writer sekaligus ghostwriter yang tinggal di Jakarta. Ia biasa hadir ke beberapa acara kemudian mengulasnya di blog dan media sosial. Dalam satu minggu ia bisa datang ke beberapa acara. Selain itu dia juga aktif di beberapa komunitas bloger. Bila ada informasi pekerjaan, baik lewat grup bloger atau grup pemberi pekerjaan dan kriterianya sesuai, ia akan mendaftar. Dari situlah sumber penghasilannya. 


Baca juga : Gulaliku dapat omzet hampir 20juta per bulan


Sebelum pandemi meski pendapatan naik turun, ia masih bisa menghidupi diri sendiri dan keluarga. "Aku masih bisa bayar kontrakan, buat makan, beli paket internet, dan jajan buat anak," katanya. Beruntung di Jakarta ada program bantuan dari pemerintah, sehingga biaya sekolah untuk kedua anaknya gratis. Di balik itu ia harus pikirkan biaya SPP, buku, ujian, dan lain-lain untuk satu anaknya yang lain karena menempuh pendidikan di sekolah swasta di Jakarta.


Begitu pandemi, "Drastis banget. Kalau mau dibandingkan, sebelum Covid-19 penghasilan bisa 100ribu, tapi begitu pandemi dapat 30ribu aja udah alhamdulillah," ujar perempuan yang saat ini berusia 50 tahun itu. Sebagian besar sumber penghasilannya stagnan, beberapa pekerjaan dibatalkan karena harus menghindari kerumunan. Akibatnya ia tak bisa bayar kontrakan selama empat bulan. Melihat pandemi memang berdampak ke banyak orang, pemilik kontrakan pun memaklumi.


Meski begitu, Hi Quds putar otak saking pusingnya untuk cari jalan keluar. Kemudian rekannya di Bandung menawarkan untuk jadi reseller minyak herbal, ia menyanggupi. Ia pun memostingnya di Twitter, berharap masalah keuangannya teratasi. Tak hanya itu, ia juga lebih melek terhadap informasi pekerjaan di berbagai grup. Meski upah pekerjaannya lebih kecil dibandingkan sebelum Covid-19, tapi bila statement of work (SOW)-nya masih masuk akal, ia ambil.


Dapur freelancer

Dapur freelancer


Berkat usahanya, Hi Quds masih bisa bertahan hidup melewati pandemi meski terbilang sulit. Ia bisa mencicil kontrakannya dan memenuhi kebutuhan hidup bulanan. Terbukti sejak awal tahun 2021 ia dipercaya menulis sebagai user-generated content di sebuah platform ternama, bekerja sama dengan brand untuk memosting artikel mereka. "Keseringan artikel sudah disediain, tinggal edit sedikit, kadang juga nulis sendiri. Baru dibayar kalau artikel tayang," ujarnya. Jika tidak tayang karena tidak disetujui oleh platformnya, tidak dibayar. Beruntung punya kenalan di platform tersebut. Jika ada artikel lama disetujui, ia meminta tolong teman untuk dibantu.


Langit dan Hi Quds adalah dua orang dari sekian banyak orang yang menjalani kehidupan sebagai freelancer. Segala upaya mereka lakukan tingkatkan kualitas keterampilan agar dipercaya pemberi pekerjaan. Dengan begitu mereka dapat bertahan hidup. 

Comments

Kebetulan saya kenal dengan ka langit... dan pernah minta tolong pasang template blog...

Dengan kemampuan yang ka langit miliki, trus orangnya bisa dipercaya (secara saya ngasih password akun ke dia) seharusnya perjuangan dia saat ini tidak hanya sebatas bertahan hidup...

Namun itulah suka duka freelance..ada cerita sukses berhasil gilang gemilang...sementara lainnya masih harus merayap, merangkak menapaki tangga kesuksesan...

Oh iya mas, nanti jangan lupa ya... kalau ka langit dan ka hi quds sukses.. ceritakan kembali ya... saya kok yakin mereka akan sukses... tinggal nunggu momentumnya saja....

uwanurwan.com said…
Aamiin aamiin Ya Rabb... Semoga kita semua sukses sesuai versi kita masing masing. Sehat sehat Kak
Dwi Wahyudi said…
Tulisan yang cukup menarik dan memang seperti ini realitanya. Buat Kak Langit dan Hi Quds, tetap semangat ya...
Dari dulu sering ngikutin ceritanya Teh Langit di medsosnya. Yang pas dia diusir dari kostan, itu aku sampe ikutan panik, woro-woro di fb apa ada yang liat dia di mana. Emang sih, saya nggak pernah bisa bantu apa-apa kecuali doa hingga detik ini. Karena Aksa seumuran sama anak saya yang gede, jadinya kalau Teh Langit pas ada masalah, saya jadi ikut kepikiran gimana kabar Aksa.
Moga Teh Langit, Mba Hi quds, dan semua freealancer selalu dicukupkan Allah.. amiin sehat selalu buat semuanya.
Pandemik jg moga cpt berlalu
Tetap semangat yaa :)
Terima kasih ulasannyaa
Ajeng Veran said…
Sebagai freelancer kadang dikira nggak punya kerjaan. :') kalau ditanya sibuk apa? Mau ngejelasin kayak butuh waktu lama buat ngejelasin apalagi tinggal di desa kak. Makasih share ceritanya kak, aku merasa gak sendirian.
Tahuuu banget rasanya. Sekelap-kelip itu memang penghasilan seorang freelancer. Kadang ada kadang harus banyak banyak sabar dengan mengelus dada.

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel