Skip to main content

Gilang Gumilang Setra : Acukla2ki Tumbuh dari Ketidaktahuan tentang Fesyen

Dua jam sebelum azan magrib berkumandang, Gilang Gumilang Setra, pria yang baru putuskan berhenti dari pekerjaannya menangis di tepi jalan, menenteng tiga kresek besar berisi kain. "Stres banget, baru mau melangkah untuk membangun bisnis sudah ditipu," ujarnya.

Acukla2ki uwan urwan
Gilang Gumilang Setra tertatih-tatih membangun Acukla2ki


Tukang ojek online menjadi pembuka jalan Acukla2ki

Saat itu Gilang berada di titik terendah sebab tak punya penghasilan. Bulatnya tekat tuk pergi dari perusahaan yang selama ini menghidupinya tahun 2017. Ia jenuh karena harus masuk kerja pukul delapan pagi dan pulang pukul lima sore. Ia seolah tak dapat berkembang, ditambah gairah muda meletup-letup ingin bebaskan diri.

Acukla2ki uwan urwan
Renjana, koleksi batik premium karya Gilang Gumilang Setra


Gilang pun kalap membeli berbagai jenis kain kemudian diserahkan ke penjahit langganan untuk disulap jadi kemeja dan outer pria. Berkali-kali ia menghubungi penjahit itu tapi tak mendapatkan hasil. Begitu didatangi, penjahit itu tidak menghasilkan satu pun desain rancangannya dan membatalkan kooperasi dengannya. Padahal bidang usaha yang ia jalankan itu adalah harapan terakhirnya.

Sadar mimpinya terlalu jauh lalu sesal hadir lantaran uang habis, ia hanya tahan sesak di dada. Sebentar lagi matahari terbenam, ia tak peduli dengan berbagai pengendara yang lalu lalang menatapnya. Dalam getir, ia pun berdoa, "Tolong dong Ya Allah, kasih gampang jalannya. Niatnya ini kan baik untuk menghidupi keluarga. Kalau bukan jalannya," tolong beri pekerjaan bagus.

Meski kalut, Gilang harus berhadapan dengan tukang ojek online ia pesan. Sepanjang perjalanan menuju pulang ia dan tukang ojek online bertukar cerita. Lalu ia tahu bahwa orang yang sedang mengantarkannya pulang adalah seorang penjahit, ditambah kenyataan bahwa salah satu brand batik mega di Garut adalah langganannya. Bersemangat, pertemuan selanjutnya Gilang bertukar pikiran mengenai rencana bisnisnya, memberi contoh produk yang sudah pernah dibuat.

Beberapa kali Gilang coba jajal jahitannya, ia masih belum puas lantaran, "sebelumnya memang lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas", ujarnya. Sementara itu ia harus pastikan kain-kainnya terutama batik tidak asal potong, hasilnya bisa rusak, lebih-lebih untuk detail peletakan kiri, kanan, atas, dan bawah. Ia pun ajarkan tentang bagaimana mendapatkan satu potong kemeja atau outer yang sesuai meski kuantitasnya sedikit. Tujuh bulan berlalu, bapak yang semula adalah supir ojek online, tawarkan diri untuk jadi timnya. Lantaran keinginan mahirkan diri tinggi, ia bertahan hingga kini bersama Gilang.

Atasan yang meminta dibuatkan pakaian

Acukla2ki uwan urwan
Outer Ceritera Rama koleksi Gilang Gumilang Setra


Pria kelahiran Bandung, 7 Januari 1992 itu, merintis karir di bidang fesyen khusus pria sejak 2013. Kala itu ia masih bekerja di perusahaan cokelat di mana bosnya meminta buatkan desain baju. "Kalau ada acara ke luar kota atau kegiatan tertentu selalu minta dibuatkan," katanya. Keluar dari perusahaan cokelat, ia pindah bekerja ke perusahaan dodol terbesar di Garut.

Berbekal itu, sambil sisihkan uang dari gaji, Gilang mulai serius jalankan bisnisnya tahun 2014. Ia mencari penjahit ke sana sini, mencoba penjahit yang satu dengan yang lain. Beberapa penjahit yang ia pakai jasanya ada yang membuat duplikat meski dengan bahan berbeda. Kemudian ia putuskan untuk cari penjahit yang bisa komitmen dengan tidak bikin jiplakan.


Beberapa kali Gilang akhirnya bertemu penjahit yang sesuai, tapi selalu ada tragedi, entah karena meninggal atau dipermainkan. Menurutnya, tidak semua penjahit berorientasi ke karya, tapi ke uang. Meski begitu, dari mencoba ke berbagai penjahit, ia banyak serap ilmu tentang bagaimana aturan ukur badan dan hitung ukuran kain yang betul. Dari situ ia tak lagi ceroboh beli kain. Ia perhatikan betul berapa kebutuhan kain untuk satu potong pakaian agar tidak jadi sampah.

Tahun 2014 adalah mulanya ia mendapatkan penghasilan dari menjual karyanya. Meski waktu itu ia belum lihai membuat katalog, ia membawa pakaian jadi ke kantor dan bolak-balik ganti baju berfoto di cermin kemudian diposting di media sosial. Tahun berlalu, pada 2015, ia harus menjual cerita sedih karena kehabisan modal kepada suplier toko kain langganannya. Akhirnya pemilik toko tawarkan untuk bon kain dengan limit 500-600ribu dengan jangka waktu pembayaran dua bulan. Sebagai balasannya ia mengajarkan pegawainya untuk aturan berjualan online

Terjun ke usaha desain learning by googling

Acukla2ki uwan urwan
Karya Gilang Gumilang Setra bertema Kairut Garut


Langkah Gilang membangun Acukla2ki (dibaca: acuk lalaki) tak semulus kulit bintang iklan. Awal menjalankan, ia tetap dibantu rekan-rekannya, mulai dari cara menjalankan usaha, cara menjahit, cara memotong kain batik, hingga ke cara menjual. Gilang pun merasa beruntung, berkat bersekolah menengah kejuruan, ia belajar tentang kewirausahaan. Selain itu, ia curi-curi ilmu di perusahaan cokelat dan dodol, tempat ia bekerja mengenai bagaimana jalannya bisnis dan ritme sebuah perusahaan.

Meski sama sekali tak memiliki pengetahuan tentang desain baju, batik, dan jahit-menjahit, ia selalu bersedia serap ilmu. Seiring waktu memahami industri yang aku geluti, aku ga mau berlindung dari Aku gak ngerti desain. Jadi aku cari referensi sebanyak-banyaknya, mencoba memahami apa yang ingin aku buat, katanya.

Tak hanya belajar tentang desain fesyen, batik, dan jahit-menjahit, tapi Gilang juga sering ikut seminar kewirausahaan dan bisnis fesyen, teknik marketing di media sosial, fotografi, hingga desain grafis. Semua ilmu ia lahap dan terapkan saat menjalankan bisnis Acukla2ki. "Modal utama menjalankan bisnis Acukla2ki memang uang, tapi modal niat dan kemauan belajar tinggi juga penting," tambahnya.

Meski Gilang sempat belajar desain fesyen pun kepada Luluh Lutfi Habibi, desainer asal Yogyakarta, ia tetap menuai kritik. Entah karena harga yang menurut mereka mahal, entah karena desainnya yang diangap jelek, atau karena persoalan pakem karena motif tertentu tidak dapat dipadupadankan dengan motif yang lain. Harga baju dan outernya memang cukup mahal untuk kelompok tertentu. Bahkan saking inginnya memiliki koleksinya, ada yang sengaja menjelekkan dan dibandingkan dengan karya desainer lain hanya untuk mendapatkan diskon.

Di sisi lain Gilang sempat kesal jika ada yang membanding-bandingkan usahanya dengan bisnis orang lain. “Ada brand besar di mana ownernya orang Garut juga. Dia merintis dari tahun 2015 dan sudah ikut beberapa kali fashion show. Sebel kalau ketemu pelanggan yang ngebandingin dengan dia. Kok Mas itu brandnya sudah sebesar itu padahal mulai bisnisnya baru tahun 2016. Kok kamu masih gini-gini aja? Padahal kalau dipikir-pikir, dari modal saja, cara memulai usaha juga pasti beda, " kata Gilang. Meski kesal, ia berusaha abaikan komentar mereka. "Toh dari usaha ini bikin aku hidup," lanjutnya.

Setelah belajar dan mendapat arahan dari orang yang lebih mengerti, Gilang perbaiki apa yang dianggap kurang. Akhirnya sejak 2016 hingga sekarang, tidak ada konsumen yang komplain dan memberi kritik tentang karyanya lagi.

Gilang bisa produksi 50 pcs baju per 25 hari

Acukla2ki uwan urwan
Koleksi Kokoh Sorban yang paling laris


Awal menjalankan bisnis, rekannya membuatkan template pakaian kemudian ia perbanyak. Untuk membuat satu desain, ia menggunakan template itu, kemudian membuat sketsa, bagian mana yang bermotif dan polos. Setelah itu ia memberikan dan menjelaskan ke penjahitnya. Bila dibandingkan dengan dulu, ia mesti menandai kain dengan pensil kain hingga bajunya lusuh.

Kini Gilang yang punya empat karyawan, untuk membuat satu potong baju bisa menghabiskan waktu sekitar tiga hari. Jika ada detail khusus yang cukup rumit biasanya ia mendampingi penjahit agar tidak ada kesalahan. Itu butuh waktu sekitar satu minggu. Apabila ada kondisi tertentu yang mengharuskan Acukla2ki produksi masal, ia bisa produksi 30-50 pcs selama rentang waktu 20-25 hari. 

Tak hanya itu, Gilang menerima custom project, diperuntukkan pelanggan yang ingin punya baju berbeda. Biasanya butuh pengerjaan sekitar 20 hari, di mana Gilang harus berkenalan dengan pelanggan selama tiga hari dengan bertukar pikiran tentang hobi, warna kesukaan, dan lain-lain. "Aku pengen tahu karakter customerku biar hasilnya nanti kayak aku banget dan nyaman dipakai," lanjutnya. Untuk custom project Gilang membanderol Rp350.000 dengan fasilitas gratis konsultasi dan satu desain. Pelanggan bisa memilih bahan sesuai dengan katalog. Tak hanya itu, ia juga menerima titip jahit, di mana kainnya sudah disediakan pelanggan. Jika ada tambahan desain dan kain akan ada biaya tambahan.

Gilang membanderol kemeja dan outernya di kisaran harga 300ribu-500ribu. Penjualan biasanya dipengaruhi oleh musim. Biasanya Gilang punya target omzet per bulan dan paling tinggi terpenuhi 95%. Misalnya ia mematok omzet 30juta dalam bulan itu maka 95% dari 30juta adalah omzet tertinggi yang pernah ia raih. 


Karena menyasar orang yang mengerti karya seni dan mau menghargainya, Acukla2ki menjual konsep dan cerita yang direfleksikan ke dalam baju dan outernya. Ia konsisten mengangkat Garut dan kearifan lokal di dalamnya, seperti contoh koleksi munggaran yang artinya pertama, di mana kemeja itu merefleksikan kemeja modifikasi pertama yang ia buat. Itu sesuai dengan konsep nama brand yang ia usung, acuk yang berarti baju dan la2ki yang merupakan plesetan dari lelaki. Sebagian orang sampai memplesetkan Acukla2ki sebagai baju banci, "karena kalo dipikir-pikir apa mungkin laki-laki beli, tapi justru karena berbeda ada yang beli," katanya. Saking uniknya, koleksi yang bertema Kokoh Sorban yang merupakan karya original sejak tahun 2014 merupakan produk telaris dengan penjualan tertinggi, dalam satu bulan bisa 100 pcs.

Memasarkan produk Acukla2ki lewat online

Acukla2ki uwan urwan
Outer batik karya Gilang Gumilang Setra


Pria yang kagum dengan keberhasilan Luluh Lutfi Habibi dan Didiet Maulana ini biasa memasarkan produk-produknya via media sosial. Awalnya dia menggunakan platform Facebook. Tahun 2014, calon pembeli sampai harus meminta fotokopi KTP karena takut ditipu. kemudian di Instagram ia mulai sejak 2015. Di Twitter dia lebih sering ke curhat tentang bisnisnya. Awal-awal dia menggunakan Twitter Please Do Your Magic dengan mengangkat cerita sedih. Lama-lama ia merasa bila dengan menjual kesedihan, orang beli bukan karena produknya bagus tapi kasihan.

Bila mulanya ia hanya menggunakan fotonya untuk promosi di Facebook, kini ia sudah bisa membayar model untuk membuat katalog dan dipromosikan di semua media sosialnya, terutama Instagram. Sampai akhirnya ia meminta temannya untuk jadi model koleksi-koleksinya dan menyewa fotografer. Sebelumnya ia hanya barter produk, pada 2018 akhirnya ia memutuskan untuk beli kamera dan secara profesional membayar jasa model. Sebab jika menggunakan jasa fotografer, biaya yang harus dikeluarkan bisa melampaui anggaran.

Kini Gilang membuat katalog dengan memanfaatkan Canva dan PicsArt. Ia sisihkan 5-10% hasil penjualan untuk biaya marketing, yaitu dengan mengiklankan postingannya dan endorsement ke "orang biasa tapi punya engagement tinggi di media sosial, karena hanya barter baju dan belum sanggup bayar," ungkapnya. Berkat usahanya memasarkan itu, ia bisa mengirmkan produknya ke berbagai tempat di Indonesia, termasuk Papua. Pernah juga sampai mengirimkan ke Korea Selatan, Turki, dan Australia. Bahkan bajunya sempat dibeli oleh ustad yang sering ceramah di salah satu stasiun televisi dan artis.

Selain itu, mengaku beberapa stasiun televisi menawarkan endorse wardrobe untuk acaranya. Biasanya untuk kerjasama seperti itu perlu enam set dalam satu tema dan masing-masing set tema harus ada dua ukuran. Tersebab kerjasama semacam itu membutuhkan dana yang cukup besar, ia belum sanggup menerima tawaran-tawaran itu meski sadar bahwa branding itu penting.

Pandemi juga berdampak pada bisnis Gilang. Mulanya ia percaya diri bisnisnya akan berjalan lancar meski pandemi. Sejalan dengan pemikiran beberapa orang, Pandemi paling tidak lama. Selama pagebluk melanda, orang-orang lebih memikirkan perut ketimbang baju sehingga banyak koleksi yang tidak laku. Rencana ikut serta dalam bazar terbesar di Bandung pun gagal. Biaya yang dibayarkan untuk bazar pun hanya kembali 50%. Gilang masih optimis, produksi tetap jalan sementara dana kian menipis. Bahkan penjahit-penjahit sekeliling sudah banyak yang tutup. 

Acukla2ki Uwan Urwan
Kimono/yukata berbahan lurik karya Gilang Gumilang Setra


Melihat kondisi itu, untuk mengejar pemasukan, akhirnya ia menjual koleksinya dengan harga murah, "Yang penting balik modal dulu," ujarnya. Selain itu, ia mulai membatasi jumlah produksi dan menerima custom order lebih banyak. Beruntunglah walaupun penjualan menurun, Desember 2020 ia sewa mini galeri dari mantan bosnya. Mini galeri ia pakai untuk memajang karya-karyanya dan dijadikan putlet sekaligus. Orang-orang yang semula hanya melihat di media sosial, kini sudah bisa mencobanya sebelum membeli.

Melewati perjalanan yang cukup panjang, Gilang pun tetap bertahan membesarkan Acukla2ki. Sebab dari usaha itu dia dan keluarga bisa hidup. Hasil penjualan ia pakai untuk menggaji karyawan, bayar zakat, sedekah, perluasan usaha, ditabung di beberapa rekening, dan beli barang-barang keperluan usaha seperti kamera dan laptop. "Rasanya senang bisa beli barang tanpa memikirkan harga tapi lebih fokus ke speknya," ujarnya. Di rautnya tampak tenang, ada kelegaan yang terpancar. Tahu perjalanannya masih panjang, ia sudah siap mengarunginya. (Foto-foto : Gilang Gumilang Setra)

Comments

Ila Rizky said…
Sepertinya mas Gilang perlu open reseller. Soalnya mau naikin omset gede itu perlu penjualan yang lebih tinggi. Coba aja rekrut ibu2 yang doyan jualan. Biasanya mereka getol banget jualin dagangannya. Jadi mas Gilang tinggal fokus di desainnya aja.

Paling banyak dibaca

10 Hal Yang Bikin Malas Jadi blogger

Sebenarnya fenomena blogger sudah ada sejak zaman website pertama kali diciptakan. Mungkin kalau dulu lebih ke perusahaan ya. Perusahaan harus punya website. Belakangan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang juga ingin punya website, mulai banyak yang berlomba-lomba punya juga. Apalagi akhir-akhir ini yang punya website pribadi adalah keharusan. Tidak harus sih, cuma kalau punya website itu akan ada lebih banyak orang yang bisa tahu tentang kita dan apa yang sedang dipikirkan.  Apa bedanya website dan blog? Menurut saya sih sama saja. Gak ada bedanya. Mungkin bedanya dalam penggunaannya ya. Itu website digunakan untuk pribadi atau kelompok/instansi. Saya mulai sotoy .  Okeh, saya akan sebut website itu blog saja ya daripada salah ngomong . Blog sekarang sudah mulai banyak yang berbayar, misalnya www.uwanurwan.com ( halah narsis ). Yang gratisan bagaimana? Loh tetap lanjutkan perjuangannya. Menulis itu bukan perkara pakai rumah mahal atau rumah bambu. Sebelumnya...

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Kenapa Punya Skin Hero Bisa Bikin Main Lebih Seru?

Siapa sih yang tidak kenal Mobile Legends? Game MOBA ini sudah menjadi favorit banyak orang, termasuk aku. Tapi tahukah kamu, ada cara mudah untuk mempercantik tampilan hero favoritmu tanpa ribet? Yuk, simak pengalaman saya bermain Mobile Legends sekaligus tips mendapatkan skin hero dengan harga terjangkau. Awal Perjalanan di Dunia Mobile Legends Main bareng robot udah kayak robot mainan wk Dulu, aku adalah pemain game MOBA lokal. Temanku sering mempromosikan game itu, mengatakan bahwa ini adalah game buatan Indonesia yang layak dicoba. Awalnya aku tertarik, tapi karena masih baru, jumlah pemainnya sedikit. Akibatnya, aku lebih sering bermain melawan robot. Memang sih, rasanya puas selalu menang, tapi di sisi lain, tidak ada tantangan sama sekali. Setiap match terasa seperti mengulang pola yang sama: pilih hero, hancurkan turret, dan menang dengan mudah. Lama-lama, kebosanan mulai menghantui. Sampai akhirnya, aku iseng mendownload Mobile Legends. Temanku bilang, "Cobain aja, lebih...

Jangan Ikut List Blogwalking Kalau Sekadar Tugas

Fenomena blogwalking sudah terjadi sejak dahulu kala, mulanya menyenangkan. Tidak ada kewajiban untuk mengunjungi balik, berkomentar pun sekehendak hati, juga menambah wawasan karena ada ada tambahan sudut pandang orang lain. Antarbloger sudah sewajarnya saling dukung. Bahagia ngeliat temen bahagia. Fenomena blogwalking masa kini Aku gak mau bilang blogwalking tidak bermanfaat ya. Manfaatnya besar sekali dan aku sendiri bisa tahu apa saja hanya dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan. Masih banyak kok yang benar-benar saling baca tulisan teman-teman blogger. Memang gak semuanya membaca tuntas dan berkomentar. Paling bahagia kalau ada yang komentarnya mengoreksi dan mengapresiasi. Dua-duanya penting, pujian sebagai bentuk apresiasi dan kritik sebagai bahan refleksi.  Nah, dari kesekian kebahagiaan saling menjelajahi tulisan teman-teman bloger, gak sedikit juga sekarang yang cuma blogwalking agar diblogwalking balik oleh sesamanya. Pada akhirnya oknu...

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mer...

Fried Chicken Enak di Situbondo, Kamu Wajib Tahu!

Tidak ada KFC atau pun McD di Situbondo, ya setidaknya hingga kini dan beberapa waktu ke depan. Dulu sempat ada CFC, belum sempat berkunjung, eh sudah tutup. Jika aku ingin makan ayam goreng krispi di Situbondo beli di mana? Beberapa warung makan di Situbondo juga menjual ayam goreng tepung. Memang tak khusus ayam goreng. Berbeda dengan di kota besar, di mana gerai olahan ayam tepung bisa ditemui di mana pun. Hisana Fried Chicken Situbondo punya rasa khas, jadi salah satu favoritku Bila kamu sedang travelling ke Situbondo dan sangat ingin menikmati ayam goreng krispi, aku cukup merekomendasikan makan di Hisana Fried Chicken. Sesuai namanya, Hisana adalah gerai ayam goreng tepung yang cukup terkenal dan banyak digemari. Hisana Fried Chicken tidak hanya ada di Situbondo, tapi juga di Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain. Sudah ada ratusan outlet yang tersebar di banyak titik di Indonesia. Hanya saja aku baru tahu ada brand ayam goreng krispi lokal ini begitu pulang ke Situbondo. Meski ad...

Pilih mana, Elu-gue atau Aku-kamu ?

Jakarta itu kota plural. Semua orang dari berbagai suku, daerah, bahkan negara tinggal di sana. Jakarta ya ibukota negara saya, Indonesia. Isi di dalamnya penuh sesak dengan manusia, kendaraan, rumah, gedung perkantoran, pedagang kaki lima, dan macam-macam. Macet selalu menjadi keluhan utama jika tinggal di sana. Waktu pun seolah hanya mainan. Tak ada yang bisa mengendalikan apa yang terjadi di sana. Untunglah pada saat menulis ini, saya tidak sedang di Jakarta dalam jangka waktu cukup lama. Saya sedang menikmati indahnya kampung halaman, menjadi anak hits di kampung (setelah sekian lama berkiprah jadi artis ibukota. Hahaha...) Entah apa magnet utama yang membuat Jakarta selalu dirindukan. Yang jelas siapapun yang pernah ke sana kebanyakan ingin kembali lagi. Tidak peduli Jakarta akan semakin sesak dan macet dengan pertambahan penduduk yang tak terkendali. Segala macam bisnis bersaing, baik sehat atau tidak. Eh, tapi saya tidak akan membahas Jakarta lo ya.  Budaya b...

Tips Liburan Seru Bareng Temen-Temen Tanpa Ribet

Liburan bareng teman-teman selalu punya cerita seru yang nggak terlupakan, kan? Mulai dari momen heboh saat diskusi destinasi, sampai kejadian lucu selama perjalanan. Tapi nggak bisa dipungkiri, ada aja hal-hal yang kadang bikin ribet. Mulai dari beda pendapat soal tempat tujuan, bingung cari tiket yang murah, sampai sibuk ngatur itinerary yang cocok buat semua orang. Kalau nggak diatur dengan baik, keseruan liburan malah bisa berubah jadi drama. Tapi tenang, semua masalah itu bisa diatasi kalau kamu tahu caranya. Kali ini aku mau share beberapa tips praktis yang bakal bikin liburan bareng teman-teman jadi lebih mudah dan asyik. Mulai dari pemilihan destinasi yang tepat, cara pesan tiket yang simpel, sampai trik hemat biaya dengan memanfaatkan promo. Yuk, simak tipsnya biar liburanmu bebas drama dan penuh kebahagiaan! Pilih Destinasi yang Cocok untuk Semua Pertama, tentukan dulu destinasi yang cocok untuk semua. Ajak teman-teman buat diskusi di grup, dan cari tempat yang bisa memenuhi ...

Imawan Anshari : Bloger Evergreen, Tak Pernah Sepi Job

Kegemaran Imawan Anshari membaca di portal berita detik.com di sela-sela jam istirahat kantor membawanya masuk ke dunia bloger yang cukup diperhitungkan kini. Tahun 2009 ia hanyalah seorang karyawan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang riset dan konsumen di Jakarta Selatan. Ia kerap mencerna artikel bloger karena acap terangkat di headline. Ingin seperti mereka, kemudian bergabung dalam layanan pemberi fasilitas ngeblog gratis yang merupakan sub-usaha portal detik.com, blogdetik. Kredit : Imawan Anshari Sering menang lomba blog Begitu tergabung dalam blogdetik, Pria yang ada kalanya disapa Awan itu pun mengisinya dengan curahan hati. Uji coba keberuntungan, ia juga berpartisipasi dalam lomba blog yang diadakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tak disangka ia meraih juara tiga tulisan terbaik.  Saking seringnya ikut lomba blog, ia kerap menang dan mendapatkan uang tunai, hadiah jalan-jalan, serta barang-barang yang bila dibeli dengan uang sendiri perlu dipertimbangkan d...

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan...