Dukung Usaha Ultra Mikro, Pusat Investasi Pemerintah Bantu Tingkatkan Kualitas Usaha dan Kapasitas Manusia
Tak sekali dua kali aku dengar pemerintah memberikan dukungan kepada Ultra Mikro melalui pelatihan di berbagai daerah. Meski belum merata secara keseluruhan, Ultra Mikro yang berkembang bersama pemerintah dan lembaga-lembaga hasil perpanjangan tangan dari pemerintah terbukti mampu bertahan di masa pandemi. Apalagi pandemi bagi sebagian besar orang sangat berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Kali ini, pemerintah lewat Pusat Investasi Pemerintah (PIP) melakukan berbagai program untuk membantu para pelaku usaha ultra mikro agar bisa berkembang. Salah satu program yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah program Inkubasi UMi yang dilakukan di dua provinsi yaitu di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Pelatihan usaha didampingi oleh dua inkubator bisnis berpengalaman
Pusat Investasi Pemerintah bekerjasama dengan dua lembaga inkubator, yaitu Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran - Jawa Barat, dan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya (BIIW-UB) - Jawa Timur. Untunglah aku lulusan Universitas Brawijaya, jadi sama sekali tidak asing dengan Inkubator Wirausaha di Universitas Brawijaya. Kedua inkubator bisnis itu sering sekali bekerjasama dengan instansi lain untuk mendorong peningkatan kewirausahaan sehingga bisa berkontribusi aktif terhadap perekonomian Indonesia.
Kedua inkubator bisnis itu memang sudah punya banyak pengalaman melakukan proses Inkubasi, tata kelola kelembagaan inkubatornya pun berpengalaman. Tak hanya itu, kedua inkubator itu sudah punya kapasitas dan kapabilitas dalam melakukan Inkubasi termasuk punya mentor atau pengajar yang capable di bidangnya.
Program yang dijalankan bersama Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran dan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya akan diikuti oleh 55 debitur dan dilakukan selama tiga sampai 4 bulan. Mereka akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan seputar peningkatan pengetahuan usaha, perbaikan kualitas produk, legalitas usaha dan legalitas produk, pemasaran digital, manajemen keuangan, dan lain-lain.
“Salah satu kegiatan pendampingan yang dilakukan termasuk tentang pentingnya faktor legalitas bagi usaha ultra mikro, izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan Halal MUI yang menjamin standar keamanan dan kesehatan produk dari para debitur,” kata Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ririn Kadariyah, SH, MSi.
Menurut Dr. Rivani, S.IP., MM., DBA selaku Direktur Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran, ia melihat perkembangan usaha Ultra Mikro di Indonesia masih terhambat oleh lima faktor seperti permodalan, SDM, kualitas produk, legalitas, dan pemasaran. Melalui progam ini kami berusaha membantu para debitur usaha ultra mikro menjawab kelima tantangan tadi. Kami berharap pengetahuan yang mereka dapatkan pada Inkubasi UMi ini bisa membantu meningkatkan usaha usaha ultra mikro.
Peserta dapat pelatihan seputar manajemen keuangan sampai pengelolaan pemasaran melalui digital
Selama 3-4 bulan, peserta akan digembleng untuk meningkatkan kualitas usahanya. Ada sebanyak 35 debitur dengan rincian 25 debitur di Majalengka dan 10 debitur di Bandung Barat yang dinilai memiliki potensi untuk berkembang. Selama masa pendampingan mereka akan mendapatkan pelatihan seputar manajemen keuangan, peningkatan kualitas produk, legalitas usaha dan legalitas produk, pemasaran digital, pengelolaan e-commerce, dan lain-lain.
Kemudian debitur peserta Inkubasi UMi dibagi ke dalam 4 klaster yaitu kuliner/pangan, agribisnis, retail, dan fashion/kriya. Setiap lima debitur akan didampingi oleh satu orang mentor dan dimonitor setiap minggu. Dengan begitu pendamping akan tahu perkembangan bisnis peserta dan mengevaluasi bagian mana yang harus dibenahi.
Sementara itu program Inkubasi UMi di Jawa Timur diikuti oleh 20 debitur yang seluruhnya berasal dari kota Malang. Program pelatihan dan pendampingan di Malang difokuskan pada dua aspek yaitu keuangan dan pemasaran. Pencatatan keuangan yang rapi akan membantu mereka mengelola pemasukan dan pengeluaran dengan lebih baik. Dengan begitu, mereka bisa meningkatkan volume penjualan karena sudah memiliki perhitungan yang baik terkait pemasukan dan pengeluaran untuk modal.
Memang ya, untuk menjalani sebuah usaha, tidak serta merta langsung bisa sukses, tapi harus melalui banyak proses jatuh bangun. Belum lagi banyak seminar dan pelatihan yang harus diikuti untuk mengatur strategi dan tingkatkan kualitas produk sekaligus pelayanan. Melalui pelatihan ini apalagi dijalani selama 3-4 bulan, harapannya peserta bisa memangkas waktu jatuh bangun sehingga bisa sukses lebih cepat.
Ibu Rahmat Erni Efendi, salah satu debitur di Malang, sebelum menjalani usaha printing dan sablon, ia bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sementara itu suaminya bekerja sebagai pegawai cleaning service. Kesulitan utama yang dihadapi di awal usaha, antara lain ketidak-punyaan alat, komputer, dan lain-lain, sehingga sering harus mengerjakan desain di rental komputer. Suatu hari ia mendapat pesanan sablon yang membutuhkan modal cukup besar dan memutuskan untuk meminjam di UMi. Pinjaman itu digunakan untuk usaha dan ia mulai bisa menabung sedikit demi sedikit untuk membeli alat yang dibutuhkan.
Nonoy Nurhasanah, salah satu peserta lain yang juga merupakan pelaku usaha sorabi di Majalengka, mengatakan pada saat awal memulai usaha ia sempat menemui kendala dalam hal permodalan. Salah satu rekannya kemudian mengusulkan untuk mengajukan pinjaman UMi demi memperbesar usaha dan penghasilan. Setelah mendapatkan pinjaman usahanya mulai berjalan lancar dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia sangat berharap pelatihan yang diberikan dapat semakin mengembangkan usaha yang dijalankan sejak 2019.
Ibu Nonoy Nurhasanah dan suami, Usaha Sorabi Jaya di Majalengka - Peserta Inkubasi UMi Jawa Barat |
Comments