Teringat dulu waktu kuliah memilih praktek kerja lapangan ke Kebun Binatang Surabaya. Karena harus mengurus surat izin dan lain-lain, beberapa kali aku harus ke Surabaya dari Malang. Beberapa kali harus menginap di Surabaya karena tidak memungkinkan untuk kembali ke Malang, juga agar efisien dari segi biaya, akhirnya menghubungi temlanhhjjjjan untuk menumpang di kosannya satu malam.
Pada waktu yang berbeda harus menginap lagi. Begitu menghubungi teman, tidak ada respon. Mungkin beliau sibuk akhirnya aku berkeliaran di Surabaya mencari tempat menginap gratis. Aku mencari masjid yang buka 24 jam, tidak ada. Aku baru tahu ada salah satu masjid yang bisa untuk tidur saat subuh. Usai subuh aku mencoba tidur tak lama diteriaki pengurus masjid. Wkwk.
Rumah menjadi kebutuhan pokok setiap manusia
Pada waktu lain, aku berada di Jakarta aku pernah ada di masa sulit, tidak punya tempat tinggal karena alasan tertentu. Dengan berat hari kuputuskan menumpang di rumah saudara. Awalnya baik-baik saja, tapi lama-lama tidak. aku hanya bertahan satu bulan di tempat itu dan meminta tolong orang tua untuk membayarkan biaya kosan agar bisa pindah ke tempat baru.
Sebenarnya banyak kejadian yang membuatku sadar bahwa tempat tinggal itu sangat penting. Kadang aku terkatung-katung saat bepergian ke luar kota karena waktu itu terbatasnya ekonomi membuatku berpikir, menginap di hotel atau hostel membuatku tidak bisa bertahan hidup lebih lama. Aku membayangkan hidup terkatung-katung di jalanan, tanpa tujuan, tanpa tempat berteduh. Sungguh, setelah mengalami banyak hal yang tidak menyenangkan itu, aku pun sadar bahwa tempat tinggal sepenting itu.
Untuk itulah, waktu sekolah dasar kita semua diajarkan bahwa kebutuhan pokok manusia adalah sandang, pangan, papan. Sandang berupa pakaian yang kita pakai saat ini; pangan ya makanan untuk menghasilkan energi dan beraktivitas sehari-hari; dan papan dalam bentuk rumah, kos, apartemen, kontrakan, atau apalah namanya.
Aku pernah tidur di jalanan dan merasakan tidak nyamannya angin malam, banyak nyamuk, tidak aman, dan waswas. Buat yang belum pernah tidur di jalanan, mungkin pernah merasakan kesulitan pulang ke rumah karena hujan, tidak menemukan angkutan, dan lain-lain, pasti tahu bagaimana rasanya tidak nyaman berada di jalanan apalagi di jalanan yang tidak dikenal. Pokoknya sesusah apapun hidup kita, yang penting punya tempat tinggal dulu.
Punya apartemen adalah salah satu impianku
Kredit : Victoria_Borodinova (Pixabay) |
Setelah melihat temanku yang berpuluh-puluh tahun tinggal di kos yang sama, aku berpikir, “Kenapa temanku tidak punya niat untuk menabung dan beli apartemen?” Apalagi temanku temasuk orang yang keuangannya stabil, jarang kesulitan ekonomi sepertiku. Padahal punya rumah atau apartemen lebih menyenangkan karena bisa melakukan apa saja yang diinginkan.
Aku sempat membuat postingan di Twitter, seandainya punya gaji ratusan juta per bulan, tentu aku akan beli atau mencicil apartemen, beli tanah, dan beli rumah.
Punya apartemen dan rumah di luar kota terutama di Jakarta adalah salah satu impianku. Kenapa? Jakarta meskipun padat, sibuk, menyebalkan, dan macet, sepertinya kehidupanku di sana cukup menyenangkan. Ada banyak keajaiban, ada banyak pekerjaan, ada banyak teman, ada banyak kesempatan, ada banyak kesedihan juga sih.
Punya tempat tinggal di Jakarta termasuk beruntung karena tidak semua orang sanggup. Kebanyakan pendatang hanya bisa sewa per bulan atau per tahun. Kalau pun tidak ditempati, bisa kusewakan sehingga meski tidak tinggal di Jakarta aku masih bisa mendapatkan penghasilan pasif per bulan.
Salah satu perusahaan berpengalaman di bidang pembangunan dan konstruksi rumah tapak, gedung tinggi, properti custom, dan lain-lain yang kutahu adalah MUSTIKA LAND. Sebagai developer rumah dan properti komersial di Indonesia, MUSTIKA LAND sudah mengelola perumahan terjangkau dan inovatif yakni Mustika Village Sukamulya, dan komunitas tempat tinggal terintegrasi, apartemen berlayanan bertingkat tinggi, dan proyek komersial.
Salah satu apartemen impianku adalah hasil garapan MUSTIKA LAND. Dan aku yakin dengan kerja keras dan kegigihan dalam bekerja, sekaligus konsisten menabung, impian-impianku perlahan-lahan terkabulkan.
Comments