Skip to main content

Pala, King of Spice dari Indonesia yang Mendunia

Indonesia punya cerita panjang mengenai tanahnya yang subur dan keberadaan rempah. Karena itulah nusantara dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa dan bangsa lain yang ingin mengekploitasi kekayaan alam kita. Salah satu potensi besar yang sampai kini diekspor ke luar negeri adalah pala.

Pala, King of spice
Kredit: CNN Indonesia


Terdapat kurang lebih 300 spesies pala di seluruh dunia, tetapi hanya ada tiga jenis yang dominan terdapat di pasar global, yaitu Myristica fragrans Hout yang berasal dari Indonesia dan Grenada, Karibian; Myristica argantea warb dari Indonesia dan Papua Nugini; dan Myristica malabarica dari India. Negara kita merupakan penghasil pala sebesar 75% di dunia, di mana Maluku Utara, Aceh, Maluku, Papua Barat, Sulawesi Utara, dan Sumatera Barat adalah provinsi dengan produksi pala di atas 1.000 ton.


Pala, emas hijau dari timur indonesia

Pala, King of Spice
Nikolas Djemris


Nikolas Djemris dari LSM Gerakan Masyarakat Papua Lestari (GEMAPALA) dalam webinar Parara Festival 2021 yang mengangkat topik Jelajah rempah dari timur Indonesia: Khasanah berbagai rempah Nusantara yang berkhasiat untuk kesehatan, pengolahan, dan peluang ke depan, menjelaskan bahwa pala jenis Myristica fragrans Hout ada di hampir 20 provinsi di Indonesia, sementara itu untuk jenis Myristica argantea Warp hanya dihasilkan di Provinsi Papua Barat dan sebagain kecil terdapat di Pulau Gorom, Provinsi Maluku, dan di negara Papua New Guinea.


Hampir semua bagian buah pala mengandung senyawa kimia yang bermanfata bagi kesehatan, misalnya untuk mengobati masuk angin, insomnia, memperlancar pencernaan, memperlancar buang angin, meningkatkan selera makan, mengatasi rasa mual, nyeri haid, remati, dan lain-lain. Daging buah pala banyak dimanfaatkan sebagai manisan atau sirup. Sementara itu bijinya dimanfaatkan sebagai bumbu masak. Bunga pala pun bermanfaat sebagai bumbu masak atau diekstrak menjadi bahan bau parfum dan kosmetik.


Penghasil pala di Papua Barat ada di Kabupaten FakFak, Kalimana, Teluk Bintuni, dan Teluk Wondama. Dalam setahun Kabupaten FakFak mampu menghasilkan kurang lebih 1.500-2.000 ton biji dan bunga kering juga 13.000 ton daging buah pala. Menurut Teria Salhuteru dari Moluccas Coastal Care (MCC), Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah adalah pusat produksi pala terbesar berdasarkan data tahun 2013. Kabupaten Maluku Tengah juga menjadi sentra produksi tanaman pala unggul dengan hasilpanen 2.480 ton dengan luasan area 11.642 ha.


Meski Indonesia menjadi penghasil pala terbesar di dunia dan melakukan ekspor ke berbagai negara, ternyata beberapa negara juga mengekspor pala, seperti Belanda dan Singapura. Padahal negara-negara itu menurut Djemris juga mengimpor pala dari Indonesia. Ia pun menduga bahwa pala yang ekspor kemungkinan juga berasal dari Indonesia.


Mengembalikan mahkota King of Spice

Pala, King of Spice
Hasil olahan daging pala di Kabupaten Maluku Tengah


Potensi pala di Indonesia sangat melimpah tapi petani-petani di Papua menghadapi beberapa masalah, yaitu sebagian besar daging buahnya dibuang, minimnya keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan buah pala, terbatasnya akses pasar, dan kurangnya pendampingan. Djemris mengatakan bahwa bila biaya transportasi yang mahal menyulitkan petani untuk mendistribusikan pala ke berbagai daerah. Di Maluku Tengah, Teria menyebutkan pala yang diekspor ke Eropa kdang ditolak karena mereka tida mau pala hasil pengasapan.


Untuk itulah MCC hadir untuk mengedukasi masyarakat untuk mengembalikan nama King of Spice ke kancah dunia. MCC membuat rumah pengering pala, mengajarkan kepada masyarakat agar menghasilkan pala berkualitas bagus untuk diekspor. Tak hanya itu, MCC juga mengajarkan masyarakat untuk memanfaatkan daging buah pala di mana sudah terbentuk emat kelompok ibu-ibu. Daging difermentasi untuk dijual ke pasar lokal dan internasional. Cangkang pala dan kenari juga dimanfaatkan sebagai briket ramah lingkungan karena tidak perlu menebang pohon.


Menurut Teria, untuk menghasilkan pala yang berkualitas harus ada tanaman pelingdungnya. Ia sempat mendapat keluhan dari masyarat karena pohon besar mulai berkurang sehingga kualitas pala berkurang. Untuk itulah ia bersama masyarakat menanam kenari sebagai tanaman pelindung. MCC juga mengedukasi ana-ana sekolah untuk menjaga lingkungan, menjaga kualitas pala, menanam pala sesuai jarak. Langkah-langkah yang ia lakukan diharapkan bisa mengembalikan nama pala sebagai King of Spice.


Sekilas tentang Festival Parara 

Pala, King of Spice


Festival Panen Raya Nusantara (Parara) adalah pameran dua tahunan yang sudah diselenggarakan sejak 2015. Kebetulan aku ikut meramaikan festival ini dua tahun lalu, bertemu dengan komunitas lokal yang pro-lingkungan dan UMKM dari seluruh nusantara. Festival ini menampilkan dan mempromosikan produk kewirausahaan komunitas lokal dan masyarakat adat. Tak hanya memamerkan produk kewirausahaan, tapi juga ada talkshow, lomba, pertunjukan seni.


Parara secara khusus mendorong perubahan yang sangat dibutuhkan dalam pola produksi, konsumsi, dan distribusi komoditas, khususnya produk pangan.tahun 2021, tahun ini ada lebih dari 105 komunitas lokal dan masyarakat adat dari seluruh penjuru tanah air yang berpartisipasi. Digelar tanggal 2-18 Desember 2021 kemarin secara online dan offline karena Indonesia masih pandemi.


Parara bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli tentang produk lestari dan tradisional, juga agar kita bisa melestarikan dan menjaga tradisi agar tetap hidup dari generasi ke generasi.

Comments

Senang dengarnya kalau hasil dari negeri sendiri bisa mendunia. Jarang - jarang juga bisa mendunia, terima kasih para menteri
Ainun said…
Indonesia penghasil pala terbesar di dunia, nggak heran kalau dulu bangsa asing betah banget menguasai Indonesia
dan sekarang Indonesia mampu mengexport ke luar negeri, keren

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan...

Blogger Situbondo dan Peranannya dalam Mempromosikan Kota Santri

Situbondo, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan pesona yang belum banyak terungkap. Dibandingkan dengan Banyuwangi yang sibuk dengan wisata kelas dunia dan Jember yang dikenal dengan festival budayanya, Situbondo seolah masih berada dalam bayang-bayang. Padahal, kabupaten ini memiliki daya tarik luar biasa, dari wisata alam, budaya, hingga kuliner khas yang unik. Tantangan utamanya adalah bagaimana cerita tentang Situbondo bisa menjangkau lebih banyak orang. Di sinilah peran blogger menjadi sangat penting—merekalah yang bisa membawa nama Situbondo ke dunia digital, menyebarkan pengalaman, opini, serta keindahan daerah ini dalam bentuk narasi yang menarik dan inspiratif. Blogger Situbondo Menjadi Wajah Baru Jurnalisme Digital Dulu, informasi tentang suatu daerah hanya bisa ditemukan melalui media cetak atau berita resmi. Namun, di era digital seperti sekarang, blog menjadi salah satu sumber informasi yang lebih fleksibel, dekat dengan masyarakat, dan mudah diakses. Bl...

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus ...

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya ki...

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan la...

Fauzi, Sosok di Balik Gerakan Pemuda dan Musik Situbondo

Ahmad Fauzi berdiri di tengah kebunnya Aku tak menyangka akan menemukan sesuatu yang begitu luar biasa di sudut kecil Situbondo ini. Sebuah lahan hijau yang tertata rapi, penuh dengan kehidupan dan harapan. Greenhouse sederhana berdiri kokoh, dikelilingi jaring halus sebagai tempat pembibitan. Di sekitarnya, deretan tanaman sayur tumbuh subur—terong, cabai, kacang panjang, kelor, sawi, serai, pepaya, hingga okra.  Tak jauh dari situ, ada kolam ikan yang airnya berkilauan di bawah sinar matahari. Area lain dipenuhi tanaman obat, masing-masing telah diberi papan nama, seolah memberi isyarat bahwa tempat ini bukan sekadar kebun, melainkan sumber ilmu dan kehidupan. Di tengah lahan, toren biru mencolok berdiri tinggi, menjadi sumber pengairan utama. Pemandangan ini semakin kontras karena lahan ini dihimpit oleh sawah dan rumah penduduk.  Toren biru ini bukan sekadar tempat penyimpanan air, tapi sumber kehidupan bagi tanaman sayur yang tumbuh hijau di sekitarnya. Ketika aku sibuk m...

Imron, Penggerak Literasi dari Desa Trebungan, Situbondo

Moh. Imron adalah bukti nyata bahwa semangat, kerja keras, dan cinta pada ilmu bisa membawa perubahan nyata bagi komunitas. (Kredit foto: Moh. Imron) Di sebuah sudut kecil Situbondo, ada seorang pria yang menjalani hidupnya dengan kesederhanaan, namun penuh mimpi besar. Namanya Moh. Imron, sosok yang kini dikenal sebagai direktur takanta, sebuah komunitas literasi yang menjadi rumah bagi banyak penulis terutama di Situbondo. Meski begitu, Imron bukanlah seseorang yang langsung dilahirkan sebagai penggerak. Masa kecil hingga remajanya lebih sering diwarnai rasa minder daripada percaya diri. Dari Anak Pemalu Menjadi Sosok Berani Ilustrasi dibuat menggunakan Canva Dulu, Imron adalah remaja yang merasa tertinggal. Saat teman-temannya sibuk dengan ponsel dan berbagai aktivitas, ia bahkan tidak memiliki telepon genggam. Pelajaran TIK di sekolah menjadi momok karena ia tak pernah menyentuh komputer sebelumnya. Tapi rasa minder itu justru menjadi titik awal perjalanan perubahan. Imron memutusk...

Perjalanan Lukisan Uwan’s Art, Dari Kanvas ke Tiga Komunitas

Di sudut meja yang mulai berdebu, aku menarik laci yang hampir terlupakan. Tube-tube kecil cat akrilik berbaris di dalamnya, beberapa masih tertutup rapat, sementara yang lain sudah mulai mengering di tepinya. Ada rasa rindu yang tiba-tiba menyeruak. Sudah lama aku tidak menyentuh kuas dan kanvas. Kesempatan itu datang dari sebuah ajakan—kolaborasi dengan tiga komunitas besar di Jakarta untuk sebuah acara seni dan edukasi di bawah naungan Kompasiana, yaitu Ketapels, KOMiK, dan Ladiesiana.  Kredit: KOMiK Aku, seorang pelukis amatir dari Situbondo, ditawarkan untuk menjadi sponsor sebagai bentuk dukungan untuk acara "Tur Museum sambil Belajar Nulis Naskah Film". Tentu saja, aku tidak bisa menolak. Setelah berpikir, aku memutuskan untuk mendukung dalam bentuk lukisan kanvas. Bagiku, seni bukan hanya tentang menciptakan sesuatu yang indah, tapi juga tentang berbagi makna dan emosi dengan orang lain. Menyentuh Kembali Kanvas yang Terlupakan Aku menuangkan sedikit demi sedikit cat ...

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mer...