Penipuan yang memanfaatkan teknologi tidak sekali dua kali terjadi. Mulai dari akun dihacked, scam, ditelepon orang yang mengaku saudara dan terjadi kecelakaan, sampai isi rekening dikosongin penipu. Kejahatan siber (cyber crime) mulai muncul dan makin ramai sejak ada teknologi yang bernama internet. Sebelum ada internet, kejahatan biasa terjadi di dunia nyata, dirampok, diperkosa, dianiaya, dan lain-lain, tapi semakin ke sini, kejahatan jadi makin beragam, ditambah lagi ada banya platform di dunia internet.
Menangis karena baru saja ditipu |
Kejahatan siber zaman sebelum android marak
Kejahatan siber yang dulunya marak adalah virus yang membuat data-data penting di laptop hilang. Perangkat telepon masih belum android, sehingga keberadaan laptop dan komputer adalah hal paling canggih dan sangat penting bagiku dan masyarakat kala itu. Aku, Uwan Urwan, tahun 2004 adalah tahun pertama aku mengenal internet. Ada perasaan bangga karena bagiku dan masyarakat Situbondo, internet tidak bisa diakses oleh semua orang.
Keberadaan virus yang merusak data komputer dan flashdisk baru ramai terjadi di sekelilingku sekitar tahun 2007. Orang-orang jadi repot sekali mengunduh antivirus sebagai pencegahan karena tidak semua orang punya laptop, tapi semua orang harus bekerja dengan laptop. Dengan meminjam laptop juga langganan datang ke warnet dan rental komputer adalah hal wajib. Artinya flashdisk akan berpotensi mendapat virus karena colok sana-sini.
Beberapa teman dan dosen sempat mengalami kejadian itu, laptopnya terkena virus dan data-data pentingnya hilang. Bisa dibayangkan data-data yang kita simpan tiba-tiba hilang. Rasanya ingin marah tapi tida tahu harus marah kepada siapa, mau nangis tapi tidak bisa mengembalikan data-data tersebut. Dengar-dengar, hacker juga bisa mencuri data-data penting seseorang lewat virus tersebut. Sebenarnya virus pada perangkat komputer masih ada sampai sekarang hanya saja tidak seheboh dulu.
Sekitar tahun 2007 ke atas, media sosial seperti Friendster dan Facebook, juga aplikasi seperti MiRC juga sedang marak. Kejahatan siber lain, seperti penipuan dan penculikan juga terjadi. Bahkan kasus-kasus pelecehan pun ada. Hanya saja dulu akses media sosia tidak sehebat sekarang, jadi banyak yang hanya diketahui sekalangan saja.
Kejahatan siber zaman sekarang
Zaman makin canggih, teknologi setiap waktu selalu menunjukkan pembaruan. Meski awalnya orang-orang menolak, akhirnya luluh juga karena tuntutan zaman dan mencoba hal baru. Berkembangnya gawai dengan android OS yang makin canggih membuat kejahatan siber ikut-ikutan canggih pula. Aku di sini, berusaha menjadi penyuluh digital agar kita teredukasi dan berhati-hati terhadap apapun yang mencurigakan.
Manusia memang dituntut untuk selalu memperbaiki diri, termasuk hal-hal yang membantu pekerjaan, bahkan untuk sistem keamanan juga. Namun, seiring dengan canggihnya teknologi dan sistem keamanan, para penipu dan penjahat juga putar otak agar bisa melakukan aksinya di dunia yang serba modern ini. Kejahatan siber apa sajakah sih yang masih terjadi sampai sekarang? Aku coba rangkum jenis-jenis kejahatan siber yang aku tahu, yaitu
Cyber bullying
Makin gampang orang mengakses internet, makin mudah melakukan perundungan online |
Perundungan siber (cyber bullying) menurutku adalah yang paling dianggap wajar oleh masyarakat Indonesia bahkan di dunia. Sebab, kebanyakan yang melakukan itu adalah akun anonim, di mana adalah akun kedua seseorang yang memang sengaja dibuat untuk menumpahkan kekesalan, untuk merundung orang lain. Bahkan ada yang memang dibayar untuk merundung akun tertentu.
Scam
Scam adalah trik kepercayaan. Ini adalah penipuan yang tekniknya mendapat kepercayaan dari korban terlebih dahulu. Scam bisa lewat media apa saja, media sosial, email, atau telepon. Sebelum android seheboh sekarang, email-email berisi scam banyak sekali. Kalau email biasanya pengirimnya dari orang luar dengan pesan berbahasa Inggris. Berbeda lagi dengan pesan-pesan lewat media sosial, ada yang mendekati korban dengan cara memacarinya secara online. Jika lewat telepon biasanya mengaku-ngaku pihak keluarga atau mengabari kalau anggota keluarga kecelakaan. Setelah korban percaya, barulah mereka melancarkan aksinya, ya apalagi kalau tidak minta uang?
Penculikan
Penculikan entah untuk perdagangan orang (human trafficking) atau untuk tujuan lain menurutku adalah kejahatan yang sulit dideteksi. Entah karena pihak kepolisian bekerjasama dengan pelau-pelaku itu atau karena memang pelakunya sangat cerdik dan ahli dalam melakukan itu. Tak jarang, kasus kehilangan sanak keluarga dishare di medsos atau diberitakan di media. Dan dari yang aku tahu, mereka yang hilang tida kembali. Aku pernah punya teman yang adiknya sedang mencari kerja di Jakarta dan berahir diculik oleh kelompok tertentu. Mereka bermaksud menculik kakaknya dengan menjebak adiknya, tapi tidak berhasil. Adiknya kembali dalam keadaan tidak mengenali siapapun.
Perdagangan video porno
Perdagangan video porno di Indonesia masih ilegal. Meski begitu, di media sosial terutama Twitter, secara terang-terangan menjual video porno orang lain atau karya sendri. Sayangnya, karena peminat video porno juga banyak, yang diproses oleh pihak yang berwajib hanya segelintir. Buktinya, masih banyak artis video porno lokal yang masih tetap memproduksi karyanya dan rutin diposting di akunnya.
Hoax
Hoax adalah informasi palsu yang sengaja dibuat agar masyarakat panik, ragu akan fakta, dan menggulingkan seseorang. Sudah jadi rahasia umum kalau pembuat konten hoax itu dibayar dan sampai detik ini masih banyak juga masyarakat yang percaya akan informasi-informasi yang kebenarannya dipertanyakan.
Korban pinjaman online
Korban pinjaman online menurutku itu apes. Meski sudah tahu risikonya, masih tetap mengajukan pinjaman. Begitu tida bisa membayar, pihak pinjaman online akan meneror peminjam dengan menyebar data-data ke kontak yang ada di gawainya. Biasanya korban akan diteror dengan dimarah-marahi, dibentak, dan diancam. Tak jarang, mereka yang diteror depresi dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Kejahatan semacam ini harus dihentikan dengan menghindari meminjam uang ke pinjaman online jika memang dirasa tidak sanggup untuk membayar. Apalagi jika terindiksi pinjaman online ilegal.
Kejahatan perbankan berbasis digital
Banyak sekali kasus pembobolan rekening bank yang dikosongkan oleh penipu. Modusnya pun bermacam-macam, seperti foto yang aku share di bawah, akun Twitter seseorang diretas dan diganti jadi akun abal-abal BRI, ada yang lalai memberikan kode OTP.
Selain berusaha mengalihkan korban agar percaya, biasanya pelaku akan meminta kode OTP. Jika korban tidak sadar, kode akan diberikan dan dalam sekejap semua saldo di rekening bahkan di dompet online akan habis. Nah, untuk kejahatan yang berhubungan uang dan bank, ada pengelompokannya tersendiri menurut akun instagram @nasabahbijak
Skimming
Kejahatan ini dilakukan dengan menggandakan data nasabah melalui mesin ATM yang menggunakan alat skimmer.
Phising
Menggandakan data nasabah melalui layanan internet banking, SMS, dan penyebaran link palsu.
One time password (OTP)
Menyedot data nasabah melalui sejumlah situs jual beli (e-commerce).
Vishing (voice phissing)
Pelaku menghubungi korban melalui telepon dan mengaku dari pihak bank.
SIM swap
Pencurian data dengan mengambil alih nomor HP untuk mengakses akun perbankan korban. Yang ini banyak terjadi
Bagaimana cara lindungi diri dari kejahatan siber?
Kejahatan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Kalau kata orang, “Hari apes tidak ada di kalender”. Karena konten kali ini membahas tentang kejahatan siber, aku akan memberi tips agar kita selalu selamat dari kejahatan siber termasuk kejahatan perbankan berbasis digital. Biar kita aman, uang kita selamat, ya kan kita harus jadi nasabah bijak. Hehe...
Melaporkan konten-konten ilegal
Konten-konten ilegal berupa pornografi, hoax, perundungan, jual beli senjata, dan lain-lain memang harus dilaporkan. Entah itu dilaporkan ke pihak media sosial dan atau ke kantor polisi. Harapannya agar konten-konten semacam itu dibanned permanen dan diproses oleh pihak yang berwajib. Aku percaya kekuatan netizen di Indonesia itu cukup hebat. Tak jarang, pelaku-pelaku kejahatan diproses oleh kepolisian setelah ramai diperbincangkan di media sosial.
Block dan mute akun anonim
Tak hanya harus dilaporkan, akun-akun yang kerap menyebarkan ujaran kebencian, hoax, dan perundungan, konten-kontennya tidak perlu dibiarkan lewat di beranda kita. Selain tida bermanfaat, hal-hal negatif berpengarus terhadap emosi dan mental seseorang.
Tidak panik, selalu curiga, dan waspada
Kunci selamat dari penipuan adalah tetap tenang dan selalu curiga pada hal-hal yang tidak wajar, seperti ditelpon oleh nomor tidak dikenal dan mengaku anggota keluarga. Biasanya penipu memainkan emosi korban. Jika kita panik, kemungkinan akan masuk ke dalam jeratan tipuan semakin besar.
Jaga data pribadi
Data pribadi itu sangat penting. Jangan asal memberikan data-data kita kepada orang tidak dikenal. Tidak sembarang memberikan foto KTP, akta kelahiran, dan lain-lain. Data-data pribadi itu tidak hanya menyimpan informasi tentang kita, tapi data tersebut bisa dipakai untuk membobol data perbangkan dan data-data lain.
Memeriksa penutup keyboard ATM
Untuk menghindari skimming, sebaiknya periksa penutup keyboard mesin ATM sebelum mengambil uang. Nomor-nomor yang tertera pada mesin bisa digunakan penipu untuk membobol isi rekening kita. Lebih aman jika kita mengambil uang di ATM menggunakan fitur tanpa kartu. Selain akan aman dari lupa mengambil kartu, juga aman dari kejahatan skimming.
Menghindari posting on the spot di media sosial
Ada beberapa orang yang memang jadi incaran untuk diculik atau dijahati. Biasanya pelaku akan terus memantau pergerakan korbannya dan menunggu mereka lalai. Sementara itu, kita sama sekali tidak tahu apakah kita yang akan jadi korban atau tidak. ingat, hari apes tidak ada di kalender. Jika kita sering posting sesuatu yang bersifat aktual tentang diri kita yang berisi informasi, sedang berada di mana, pukul berapa, dan bersama siapa, informasi itu tentu akan memudahkan pelaku kejatahatan untuk melakukan aksinya. Semua orang boleh memosting apa saja, tapi berhati-hati untuk hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan kita itu juga penting.
Tidak ikut tren yang membahayakan
Pernah tahu tren posting KTP di Tiktok? Pernah tahu tren foto tiket pesawat atau tiket kereta api di media sosial? Harusnya tahu. Tahu tidak, seberapa berbahayanya postingan itu jika dilihat oleh pelaku kejahatan? Apalagi jika kita tida menutup data-data yang ada di postingan itu. Selalu ada celah untuk terjadinya kejahatan, tapi jika kita sendiri yang tida memberi celah, kita akan selamat.
Tidak klik sembarang link dan tidak sembarang install aplikasi
Dulu sempat ramai orang mendapatkan link dari siapa lalu diklik, link itu menyebar otomatis ke teman-teman di media sosial dan kontak di gawai. Juga tetap berhati-hati dengan aplikasi yang tidak ada di Play Store atai App Store.
Tidak memberikan pin atau OTP kepada siapapun
Meski sudah berkali-kali diingatkan di berbagai platform, masih ada saja orang yang teledor memberikan pin atau OTP kepada penipu. Lagi-lagi itu karena penipu berhasil memengaruhi emosi korban. Jadilah nasabah bijak. Bismillah saja ya.
Mengaktifkan verifikasi dua langkah baik di email atau di media sosial
Di email dan media sosial sekarang sudah ada fitur verifiksi dua langkah yang dihubungkan ke nomor telepon. Sebaiknya memang dimanfaatkan. Itu mempersulit penipu mengambil alih akun kita. Kita tidak pernah tahu betapa berharganya akun kita, sampai kita kehilangan itu.
Kita-kira informasi apalagi yang belum au sampaikan sebagai penyuluh digital. Jika ada, tinggalkan di komentar ya agar bisa aku lengkapi atau aku buat tulisan baru nanti (jika sempat) hihi.
Comments