Apa yang anak alami, lakukan, dan makan selama 1000 hari pertama kehidupan akan memberi konsekuensi yang pantang terhadap kesehatan dna perkembangan kognitif anak di masa depan. Di dalam setiap pertumbuhan seorang anak, ada masa-masa emas, masa masa penting. Di masa itu harus dipenuhi kebutuhan nutrisinya oleh ayah dan ibu agar perkembangan konginifnya optimal.
Kemampuan kognitif anak punya peran sangat penting dalam keberhasilan masa
depannya. Tentu saja peran orang tua sangat penting untuk menyiapkan anak menjadi
generasi tangguh, sehat, dan cerdas. Danone Specialized Nutrition Indonesia
selalu rutin mengadakan kegiatan edukasi bertajuk “Bicara Gizi”. Kebetulan aku, Uwan
Urwan, ikut berpartisipasi dalam acara yang bertema “Maksimalkan Perkembangan
Kognitif Anak melalui Stimulasi yang Tepat”. Semua materi yang aku tulis di sini
berasal dari webinar Bicara Gizi.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak
Anak itu ibarat kertas kosong yang bisa diisi apa saja. Meski tidak sepenuhnya seperti kertas kosong yang merupakan benda mati, setidaknya di awal-awal pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupannya sangat bergantung pada apa yang ayah dan ibu berikan, mulai dari makanan sampai peran orang tua.
Pada tulisan ini, bahasan utamanya adalah kognitif anak. Kognitif adalah semua ativitas mental yang membuat kita bisa menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan kejadian sehingga kita mendapatkan pengetahuan. Kognitif erat sekali kaitannya dengan tingkat kecerdasan tingkat kecerdasan seseorang. Sementara itu, bagi seorang anak, yang mempengaruhi kognitifnya, meliputi
Pemberian nutrisi
Nutrisi penting sekali untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog Klinis, Parenting Expert, CEO & Founder Personal Growth, salah satu pemateri dalam webinar Bicara Gizi, tidak sedikit ayah dan ibu yang tidak aware dengan potensi malnutrisi yang sangat mikro. Anak terlihat baik-baik saja, tapi sebenarnya kekurangan nutrisi penting (misalnya kurang atau kelebihan asupan lemak dan karbohidrat) sehingga mengganggu kognitifnya. Pemberian nutrisi yang cukup adalah hal utama dalam perkembangan kognitif anak. Anak harus sehat terlebih dahulu, baru masuk ke faktor penentu berikutnya, yaitu stimulasi.
Stimulasi
Peran ayah dan ibu dalam memberikan stimulasi sangatlah penting. Apa saja
kira-kira stimulasi yang bisa diberikan? Orang tua bisa memberi stimulasi
berupa bahasa dan perilaku adaptif, menstimulasi berhitung, dan lain-lain agar kemampuan kognitif anak makin bagus.
Keterlibatan orang tua
Lagi-lagi peran orang tua tidak boleh lepas karena untuk menjadi pribadi
yang hebat di masa depan, orang tua punya andil besar. Ayah dan ibu jadi guru
utama dan pertama sejak anak lahir. Anak belajar makan, belajar mengenal
benda-benda di sekitar, belajar berjalan, dan lain-lain kalau bisa harus orang
tua sendiri yang melakukan agar kemampuan kognitif anak lebih optimal.
Kesempatan berinteraksi dengan dunia luar
Anak juga perlu diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan luar. Anak perlu melihat benda-benda yang ada di sekitar, dedaunan, rumput, berbagai jenis tanaman, pepohonan. Tak hanya itu, anak harus diberi kesempatan untuk menghirup udara bebas, berinteraksi dengan teman-temannya. Peran ayah dan ibu adalah sebagai mediator.
Saluran pencernaan baik, imunitas apik, perkembangan kognitif anak bagus
Tak bisa dipungkiri, apa yang kita makan akan menentukan kehidupan kita di masa depan, apakah sehat atau sakit-sakitan, apakah punya respon yang baik atau tidak, dan apakah kemampuan kognitif anak bagus? Daya tahan tubuh yang bagus akan menentukan kemampuan kognitif anak sebab anak akan aktif bergerak, mampu merespon setiap rangsangan dengan baik, dan bisa belajar dengan optimal.
dr. Molly Oktarina, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak dan Konsutan Alergi Imunologi dalam webinar Bicara Gizi, menjelaskan bahwa sistem imun terdiri dari banyak sel, secara garis besar dibagi dua, imunitas alami dan sistem imun yang didapat. Sistem imun alami sudah ada sejak lahir, kerjanya tidak spesifik. Ada atau tidak adanya patogen, sistem imun alami akan ada, misalnya kulit, cairan di ambung, cairan di saluran napas (hidung), dan cairan di telinga. Gunanya untuk mencegah dan melindungi bakteri dan virus yang akan masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: Hilmiyyah Yulianti: Melewati Fase Berat Bertahun-tahun
Jika imunitas alami tidak mampu melawan virus, imunitas alami akan meminta bantuan sistem imun yang didapat. Sistem imun yang didapat kerjanya cukup spesifik, misalnya melawan bakteri tertentu dan punya sel memori agar kalau ada musuh (bakteri dan virus) yang sama menyerang, imunitas tersebut sudah mengenal untuk melawan benda asing tersebut. Contohnya demam berdarah, begitu dites akan ada immunoglobulin. Immunoglobulin adalah salah satu sistem imun yang didapat untuk melawan penyakit penyebab demam berdarah.
Namun, jika daya tahan tubuh jumlahnya kurang atau fungsinya kurang, tubuh akan gagal melawan patogen tersebut sehingga akan terjadi infeksi, kanker, dan lain-lain. Selain mampu melawan, daya tahan tubuh juga harus mengenali mana yang jahat atau baik. jika tidak mampu mengenali hal itu, akan terjadi penyakit imun karena menghancurkan sel-sel baik dalam tubuh, yaitu penyakit autoimun.
Bicara Gizi: sistem imun dan otak saling berkaitan dalam perkembangan kognitif anak
dr. Molly Oktarina, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak dan Konsutan Alergi Imunologi dalam webinar Bicara Gizi, menjelaskan bahwa di dalam otak, semua pengaturan fungsi ada, mulai dari kognitif, imajinasi, motorik, pengaturan hormon, dan lain-lain. Ternyata imunitas dan otak itu berkembang beriringan.
Di dalam otak, semua fungsi ada. Perkembangan imunitas dan otak itu tak hanya berkembang sejak, tapi juga saling berinteraksi. Interaksi antara otak dan daya tahan tubuh menentukan kemampuan kognitif dan perilaku seseorang. Terdapat dua teori untuk menjeaskan hal tersebut, yaitu early programming theory dan gut-brain axis theory
Baca juga: Bayi yang lahir prematur ada perkembangan organ yang belum maksimal
Early programming theory menjelaskan bahwa di area otak terdapat area yang bertanggung jawab pada pembelajaran dan kognitif, yaitu hipokampus. Di dalam hipokamous terdapat microglia dan astrocytes yang tidak hanya sebagai sel otak tapi juga sel imun. Sebagai sel imun, keduanya berperan dalam setiap perkembangan sel saraf otak dan neuroprotektif.
Sementara itu, gut-brain axis theory menjelaskan hubungan mikrobiota di dalam saluran pencernaan dengan sistemimun di usus. Mikrobiota yang berperan baik di dalam usus mengeluarkan zat-zat baik dan berkompetitif dengan mikrobiota jahat. Menurut teori ini, 70-80% sel imun terdapat di usus.
Gangguan daya tahan tubuh pengaruhi perkembangan otak
Kalau ada gangguan imunitas, misalnya infeksi atau alergi, akan mempengaruhi perkembangan otak khususnya kognitif dan perilau. Banyak penelitian menyebutkan, ternyata infeksi yang terjadi pada ibu saat hamil, bisa meningkatkan gangguan autism pada anak. Kalau infeksi pada anak itu sendiri di awal kehidupan pada satu tahun pertama, penelitian-penelitian menunjukkan (infeksi diare), menjadi faktor risiko gangguan kognitif anak.
Selain itu, anak kalau punya gejala alergi akan berhubungan dengan gangguan perkembangan perilaku, gangguan autism. Alergi pada anak berisiko 30-50% lebih tinggi menyebabkan gangguan ADHD, gangguan konsentrasi, terlalu aktif, cenderung punya asma, rhinitis alergi, dermatitis atopi, dan lain-lain. Jika anak masih dalam kandungan, yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak itu ibu. Untuk itu ibu perlu kontrol kehamilan secara teratur. Selain itu, ibu juga perlu menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi selama kehamilan, memberi asupan nutrisi lengkap dan seimbang, menghindari alkohol dan asap rokok di mana perlu kerja sama dengan suami. Selain itu saat melahirkan, bila tidak ada kondisi yang mengharuskan kelahiran secara caesar, pilih melahirkan normal.
Pemberian nutrisi itu yang paling utama dan paling baik adalah ASI eksklusif. ASI eksklusif penting karena komposisinya sempurna, mengandung nutrisi makro dan mikro yang sangat berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. ASI juga ada probiotik, dan prebiotiknya. ASI bisa memberi perlindungan terhadap infeksi, alergi, dan merangsang pertumbuhan daya tahan tubuh bayi. ASI eksklusif harus diberikan sampai usia bayi enam bulan. Kemudian dilanjutkan dengan mengenalkan dan memberi makanan padat sampai usia dua tahun.
Begitu pentingnya nutrisi yang sesuai pada anak untuk mendukung kemampuan kognitif anak agar menjadi generasi yang cerdas dan berdaya. Demikian tulisanku dari hasil merangkum webinar Bicara Gizi. Sebenarnya masih banyak yang bisa ditulis di sini, tapi sepertinya akan jadi panjang sekali dan membosankan jika dituang dalam satu tulisan. Aku berharap tulisan ini bermanfaat.
Comments