Mengunjungi pusat kota santri (begitulah sebutan Situbondo) rasanya tak lengkap kalau tidak mencoba tajin palappa. Bubur khas Situbondo yang tidak ada di daerah lain layak untuk menjadi daftar nomor satu kuliner yang wajib dinikmati.
Bagi masyarakat Situbondo, tajin palappa adalah sarapan nikmat yang tiada duanya. Iya, bubur Situbondo ini kebanyakan dijual pagi hari. Di beberapa warung, pukul 7 pagi saja sudah ludes terjual.
Tajin palappa secara harfiah bisa diartikan sebagai bubur bumbu. Terjemahan bahasa Madura tajhin adalah bubur dan palappa adalah bumbu, artinya tajin palappa adalah bubur bumbu. Bubur beras yang diberi toping sayur, umumnya kangkung dan kecambah rebus lalu diguyur bumbu kacang. Beberapa warung menyediakan toping tambahan berupa hongkong (nama lain ote-ote dan bakwan).
Bumbunya pun khas, berupa petis ikan, garam, micin, gula pasir, kacang goreng, cabai, dan cuka. Aku biasanya lebih suka tidak menambahkan cabai di bumbu karena pedas cabai merusak rasa bumbunya, tapi sebagian orang lebih suka menambahkan cabai sebagai pelengkap. Untuk melengkapi kenikmatan bubur khas Situbondo, harus ditambahkan krupuk.
Masing-masing pedagang bubur Situbondo ini punya ciri khas rasanya. Jadi sensasi makan bubur Situbondo ini di tempat yang berbeda juga karena ada sedikit perbedaan rasa tapi tidak menghilangkan rasa khasnya. Ada yang dominan rasa asam cukanya, ada yang dominan rasa petis, juga ada yang seimbang antara gurih, asin, dan asamnya.
Untuk harga, bubur khas Situbondo ini sangat terjangkau. Rata-rata Rp5.000 sudah bisa menikmati sepiring bubur khas Situbondo itu. Tidak sampai menghabiskan uang 10ribu jika mau tambah krupuk atau toping hongkong (jika dijual terpisah).
Baca juga: ke Gunung Ringgit untuk wisata religi sekaligus mendaki gunung
Jika kamu hanya membeli tajin palappa tanpa toping, tak butuh lama untuk lapar kembali. Makanya bubur Situbondo ini cocok sekali sebagai menu sarapan, penunda lapar.
Comments