Zivana Lethisha Siegar, Puteri Indonesia 2008, melahirkan anak kembar pada 12 November 2021. Namun siapa menyangka jika Kimi dan Kana (nama anak kembar Zivana) dilahirkan dengan operasi caesar, tidak dengan cara melahirkan normal. Menurut penuturannya dalam webinar bersama Danone Indonesia pada 5 April 2023, begitu dicek ia punya anak kembar dan dokter menyarankan untuk melahirkan dengan operasi caesar karena tidak memungkinkan dengan cara melahirkan normal.
Melahirkan dengan operasi caesar atau melahirkan normal sama-sama berisikonya
Tak jarang aku menemukan celetukan oleh sesama ibu-ibu terhadap ibu-ibu lain yang melahirkan anak denga caesar, seperti
"Untung kamu bisa lahiran cepet, ga perlu ngerasain sakit berjam-jam,"
"Makanya sering jalan kaki pas hamil biar ga perlu persalinan sesar,"
"Kalo ngelahirin caesar itu rasanya belum sempurna jadi ibu," dan lain-lain.
Komentar @annisahq di postingan Instagramku tentang topik C-section |
Stigma-stigma negatif itu tentu saja sering menjadi pemicu pertengkaran atau renggangnya tai silaturahmi. Padahal menurut Zivana, melahirkan dengan metode persalinan normal atau persalinan sesar pun sama-sama sakit. Kadang ga perlu dengerin orang, fokus aja sama tumbuh kembang anak, lanjutnya. Makanya perlu sekali dukungan keluarga dan komunitas agar ibu tetap sehat jasmani dan rohani.
Saat hamil, Zivana mengau berat badannya naik hingga 23 kg. Badannya terasa tidak nyaman sehingga ia tetap memutuskan untuk berolahraga dengan ikut yoga. Meski ia berharap masih bisa melakukan persalinan normal, seperti kelahiran anak pertamanya, ia tetap tak menuntut harus dengan cara melahirkan normal. Ia percaya dan mengikuti saran dokter. Sehingga tetap memutuskan untuk menjalani caesarean section (C-section), nama lain operasi caesar.
Komentar @baiqcynthia di postingan Instagramku tentang topik C-section |
Sebelum operasi, Zivana pun banyak baca-baca tentang caesarean section, risikonya, dan apa yang harus dilakukan, apalagi mengenai mikrobiota dalam tubuh yang punya pengaruh besar pada bayi. Setelah persalinan, salah satu anaknya mengalami kadar bilirubin tinggi sehingga bayinya kuning dan harus masuk ke ruang NICU.
Perjuangan Zivana tak berhenti di situ, karena ingin anaknya tetap mendapatkan nutrisi terbaik, meski ia sempat pulang pasca melahirkan, ia memompa ASI dan mengantarkannya menggunakan ojek online setiap beberapa jam sekali. Perjuangannya luar biasa sih, ungkapnya.
Kunci anak yang lahir dengan caesarean section (C-section) agar sehat adalah nutrisi yang baik
Menurut penelitian terbaru dari Organisasi Kesehatan dunia (WHO), operasi caesar meningkat secara global (lebih dari 1 dari 5 persalinan21%), sementara itu dalam skala nasional, menurut data Riskesdas tahun 2018, persentasenya mencapai 17,6%. Melahirkan secara caesarean section atau pun dengan cara melahirkan normal, sama-sama punya risiko, tapi metode caesarean section lebih besar risikonya, selain biayanya yang juga lebih mahal. Ibu perlu tahu risiko jangka panjang dan jangka pendek sehingga bisa mempersiapkan diri agar setelah persalinan sesar, kesehatan ibu dan anak terjaga.
Salah satu risiko yang ada adalah adanya ketidakseimbangan mikrobiota di ususnya yang bisa menyebabkan dysbiosis usus dan gangguan sistem imun, untuk itulah webinar yang bertema Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Lahir Caesar itu juga mendatangkan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K), dokter spesialis anak konsultan gastrohepatologi.
Menurut dr. Ariani, pada saat persalinan normal, anak akan keluar lewat saluran vagina. Yang pertama kali akan ditemui bayi adalah mikroorganisme yang ada di vagina ibu. Jika melakukan persalinan secara C-section, mikrooorganisme yang akan kontak langsung dengan bayi adalah yang ada di usus dan kulit kemudian masuk ke dalam tubuh bayi.
Mikroorganisme yang paling baik adalah yang ada di saluran vagina karena lebih sedikit yang patogen. Namun, untuk persalinan C-section memang mau tidak mau harus menghadapi risiko tersebut. Metode lahir tentu menentukan mikrobiota di dalam usus bayi. Asupan ASI atau susu formula yang cukup mampu mengendalikan populasi bakteri patogen. Selain itu, asupan makanan (jika sudah cukup usia) juga menentukan apakah mikrobiota usus sehat atau tidak.
Ibu tak perlu takut tentang keberadaan mikroorganisme di dalam tubuh, terlalu bersih juga tidak terlalu bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Keseimbangan jumlah bakteri di dalam usus anak menentukan seberapa kuat sistem imunnya, bagus atau tidaknya sistem inflamatorinya, dan lain-lain. Jika tidak seimbang, kemungkinan penyait-penyakit metabolik akan muncul, seperti diabetes melitus, hipertensi, obesitas, kanker, alergi, jerawat, dan lain-lain.
Nah pada anak yang lahir secara caesarean section (C-section), bakteri patogen lebih banyak ketimbang yang berguna. Untuk itu, selain ASI, tambahan suplemen berupa prebiotik, probiotik, dan makanan bernutrisi itu penting. ASI sendiri sudah punya kandungan nutrisi yang cukup, termasuk probiotik juga. Untuk itu penting diberikan ASI eksklusif untuk menyeimbangkan mikrobiota dalam tubuh dan memberikan kontak antara ibu dan anak.
Jadi, meskipun metode melahirkan C-section atau persalinan sesar punya risiko tertentu, ibu tak perlu khawatir. Dengan pemberian nutrisi yang baik dan menjaga kebersihan, tentu anak akan tumbuh dengan baik, seperti yang dialami Zivana Lethisha Siegar.
Comments