Menikah karena cuma ingin tapi belum siap secara mental, menikah karena dipaksa lingkungan, menikah karena perekonomian masih berantakan, dan lain-lain, itu dampaknya bukan main-main. Ada yang kemudian tiba-tiba pisah rumah, bercerai, dan perekonomiannya setelah menikah justru makin miris. Macam-macam persoalannya tapi memang tidak semua berjalan dengan mulus. Sebagian orang justru tidak bahagia setelah menikah. Ya karena tidak siap, baik secara mental, lahir, atau batin. Paling parah jika perekonomian setelah menikah justru tidak keruan dan berdampak pada anak.
Tidak siap menikah, berefek panjang pada keluarga bahkan anak
Kalau mendengar cerita soal tetangga atau saudara yang saking tidak punya uang untuk memberikan susu bayi, mereka menggunakan air gula untuk anaknya atau mengganti susu dengan kental manis. Bayangkan, yang seharusnya anak mendapatkan asupan nutrisi yang baik justru hanya mendapatkan nutrisi dari gula (pemanis) setiap hari. Bagaimana perkembangan kognitif pada anak dan bagaimana si anak pintar dan cerdas di kemudian hari?
Masalah lain yang dihadapi oleh orang dengan perekonomian miskin, biasanya punya anak banyak. Sudah uang buat hidup pas-pasan, kadang bergantung pada pemberian orang, masih harus menanggung hidup anak-anaknya, belum lagi yang ada di dalam kandungannya. Bagaimana mencukupi kebutuhan nutrisi calon penerus bangsa? Padahal agar anak pintar dan cerdas amat sangat butuh nutrisi yang baik dan stimulasi tumbuh kembang anak yang cukup.
Mengoptimalkan sistem imun sejak awal agar kognitif si kecil optimal
Kebetulan aku ikut Webinar Bicara Gizi yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia, 26 Juli 2023 kemarin. Kebetulan temanya bagus, tentang Bekali Anak Indonesia Jadi pemenang dengan imunitas & Stimulasi. Aku berharap setelah menulis ini, pembacaku terbuka hatinya untuk berpikir lebih ke depan soal pernikahan terutama saat memutuskan punya anak. Anak itu anugerah, makanya harus dijaga, dirawat, dan diberi kasih sayang dengan baik. Jangan sampai asal punya anak tapi tidak punya bekal yang cukup mengenai bagaimana cara memberi nutrisi yang baik, bagaimana stimulasi tumbuh kembang anak agar anak pintar sejak kecil, bagaimana mendidik anak dan mengajarkan mereka bersosialisasi dengan teman-temannya.
Punya anak itu tanggung jawabnya besar, tidak hanya materinya yang harus disediakan tapi juga waktu dan kasih sayang orang tua. Jika merasa sudah tidak mampu, bisa tunda dulu punya anak. Lingkungan pun sebaiknya tidak terlalu menuntut. Jika sudah siap atau sudah terlanjur punya anak tanpa persiapan saat membaca tulisan ini, aku harap bisa membantu sedikit.
Untuk meningkatkan kognitif si kecil itu PR-nya sudah sejak dalam kandungan. Menurut dr. Molly Dumakuri Oktarina, Sp. A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, agar kognitif anak baik, perkembangan otaknya bagus, perilakunya baik, dan lain-lain, maka harus memberi nutrisi yang baik pada ibu hamil dan beri stimulasi tumbuh kembang anak, seperti membaca buku saat hamil, berinterakasi secara positif dengan lingkungan,stimulasi motorik, dan lain-lain.
Memberikan nutrisi yang baik tak hanya untuk perkembangan dan pertumbuhan anak di dalam janin, tapi juga agar mikrobiota usus seimbang. Makin bagus dan beragam mikrobiota usus, makin sel imun usus anak dan sel imun otaknya. Ketiganya saling berhubungan. Jika mikrobiota usus terganggu, otomatis sel imun usus dan sel imun otak terganggu.
Nah, perkembangan sistem imun anak dan sistem saraf pusat terjadi sejak awal kehamilan. Penting banget agar calon ibu memperhatikan asupannya karena apapun yang terjadi pada ibu akan berpengaruh pada janin, seperti ibu yang usianya terlalu muda atau tua, terlalu kurus/gemuk, infeksi yang dialami ibu, ibu yang punya autoimun atau diabetes, dan lain-lain. jadi apapun yang terjadi pada ibu juga akan berpengaruh pada imunitas anak.
Mengoptimalkan sistem imun anak untuk mendukung kognitif si kecil
Secara garis besar ada beberapa perkembangan dan pertumbuhan anak, yaitu anak di dalam kandungan, proses kelahiran, anak usia 0-2 tahun, dan seterusnya. Pada masing-masing periode ibu perlu beri perhatian khusus agar imunitas anak baik sehingga kognitif si kecil optimal.
Pada masa kehamilan, untuk menjaga imunitas anak, ibu harus menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi selama kehamilan, memberi nutrisi lengkap dan seimbang. Jangan lupa untuk mengontrol perkembangan janin ke dokter. Selain itu ibu juga perlu menghindari stres sekaligus menghindari alkohol dan rokok. Jangan sampai ibu hamil disuruh untuk diet apalagi diet ketat, kecuali sakit (dan atas saran dokter).
Saat melahirkan memilih metode melahirkan secara normal bisa tidak ada kontraindikasi medis. Anak sebaiknya siberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, setelahnya dilanjutkan dengan MPASI hingga usia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif adalah mutlak jika mampu karena ASI produk nutrisi paling lengkap untuk bayi. ASI mengandung lemak, protein, vitamin, mineral, dan karbohidrat. ASI juga mengandung immunoglobulin, oligosakarida (komponen ketiga terbesar dan memiliki efek prebiotik. Fungsinya untuk meningkatkan sistem imun), dan probiotik yang isinya mikrobiota komensal. Nutrisi yang tepat dapat meningkatkan kematangan, kedewasaan sistem imun anak sehingga meningkatkan sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat sangat berhubungan dengan kognitif si kecil yang membuat anak pintar dan cerdas.
Selain itu, untuk meningkatkan sistem imun anak, juga perlu divaksin. Vaksin berguna untuk melatih imunitas anak yang belum berfungsi secara maksimal, agar nanti jika terinfeksi bakteri atau virus yang sama, tubuh sudah mampu mengenali dan tahu cara melawan.
Stimulasi tumbuh kembang anak jadi kunci tingkatkan fungsi kognitif anak
Perkembangan kognitif pada anak harus bagus agar bisa memperoleh, memahami, dan memproses informasi dengan tepat. Jadi selain harus diberikan nutrisi yang bagus, orang tua harus meluangkan waktu memberi stimulasi untuk menuntun anak berpikir dan bertindak dengan benar.
Menurut Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog dan CEO & Founder Personal Growth, Senior Clinical, Psychologist, Parenting Expert, terdapat parameter perkembangan kognitif pada anak, yaitu 8 Winning Skills, meliputi perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan bahasa, psikomotorik, logika, penalaran, dan pengambilan keputusan.
- Perhatian meliputi proses memusatkan kesadaran pada aspek spesifik di dalam lingkungannnya. Memilih prioritas informasi yang akan diproses
- Daya ingat adalah bagaimana anak bisa menyimpan dan mempertahankan informasi, pengalaman yang telah diterima (seperti kejadian, pengetahuan tentang benda dan orang lain, dan lain-lain)
- Kemampuan berbahasa adalah bagaimana cara mengekspresikan atau mengomunikasikan pikiran dan perasaannya baik secara lisan atau pun tertulis.
- Psikomotorik adalah kemampuan anak bergerak dan mengendalikan gerakannya. Ada motorik kasar (jinjit, berjalan, berlari, menggenggam) dan motorik halus (mewarnai, meruncing, menjahit, dan lain-lain).
- Logika merupakan proses penalaran berdasarkan serangkaian fakta dan kejadian. Bagaimana cara memahami dan memberi makna atas apa yang diamali dan dilihat.
- Penalaran merupakan aktivitas berpikir logis dalam mengolah informasi untuk mencapai kesimpulan.
- Pengambilan keputusan adalah hasil akhir dari serangkaian poin-poin di atas dengan mengevaluasi berbagai alternatif dan memilih salah satu alternatif yang paling tepat.
Bagaimana cara menstimulasi kognitif anak agar anak pintar dan cerdas?
Memang untuk menjadikan anak sebagai pemenang dalam kehidupan, pemberian nutrisi yang baik saja tidak cukup. Peran orang tua dalam memberikan stimulasi (stimulasi motorik halus dan stimulasi motorik kasar) juga sangat penting sehingga pada saat dewasa anak lebih bijak mengambil keputusan terbaik untuk dirinya dan lingkungan.
Stimulasi baik stimulasi motorik halus dan stimulasi motorik kasar, penting diberikan sejak dini, setiap hari, dan berkelanjutan. Contoh sederhananya adalah dengan ikut bermain bersama anak, beraktivitas fisik di luar rumah juga di dalam ruangan, dan berinteraksi dengan orang tua. Apa saja peran orang tua yang harus dilakukan?
- Tetapkan gaya pengasuhan yang mendukung. Pasti ada trial dan eror untuk menentuikan gaya pengasuhan yang paling tepat.
- Bangun relasi yang erat dan kedekatan emosi dengan anak. Dengan investasi waktu berkualitas. Misalntya bermain, ngobrol, fokus pada anak. Benar-benar meluangkan waktu
- Dukung anak-anak kita untuk aktif dan bereksplorasi dan pastikan lingkungan aman dan nyaman dan libatkan dalam kesehatan
- Jaga kesehatan mental diri karena orang tua yang mentalnya bagus akan berpengaruh pada pola pengasuhan
Danone Indonesia sudah punya 8 Winning Skills Assesment Tools yang merupakan alat ukur perkembangan kognitif anak usia 1-5 tahun. Tools ini berisikan indikator milestones 8 aspek perkembangan kognitif anak yang udah diujicobakan oleh ahli tumbuh kembang anak (dokter anak, psikolog pakar alat ukur, dan klinis anak). Tools ini sudah reliable karena sudah diujicobakan juga ke ibu-ibu di Indonesia. Untuk itu, para calon orang tua dan orang tua perlu mencari tahu dan mencobanya. Harapannya anak pintar dan cerdas sejak dini.
Comments
aku sendiri melihat beberapa temenku, dari bayi diusahakan diberikan yang terbaik dari susu,kesehatannya, mendampingi proses pertumbuhannya dan interaksinya juga.
harapannya si anak juga mendapatkan memori kasih sayang yang bagus dari ortunya