Ngomong-ngomong soal menggambar, dulu aku hanya menggambar karena hobi. Aku gak pernah belajar secara khusus tentang teknik menggambar, apalagi sampai kursus. Memang tidak terpikirkan, ya karena, sekali lagi, hobi.
Sering menggambar doodle
Kalau ditanya soal teknik-teknik menggambar dan tetek bengeknya tidak paham. Bisa dibilang bego banget. Bahkan aku tidak tahu jenis-jenis gambar yang kubuat sampai ada saat kuliah teman menyebut gambar doodle. Baru menyadari kalau aku menggambar doodle selama ini.
Doodle adalah gambar yang dibuat saat seseorang kehilangan perhatiannya (menurut wikipedia), gambar yang dibuat secara tidak sengaja tanpa tujuan tertentu. Ya, doodle hanyalah corat-coret biasa yang gambarnya kadang tidak punya makna khusus atau bahkan bisa berupa bentuk realis, tergantung situasi, kondisi, dan keinginan saja. Kini doodle art sedang naik daun dan sudah bukan lagi corat-coret biasa.
Kalau dari pengertian itu, menggambar doodle bisa apa saja, kartun, tokoh, objek sekitar, manusia, hewan, atau bahkan abstrak. Biasanya jenis gambar doodle berkaitan dengan psikologi, kegemaran, skill, dan lain-lain.
Aku tidak berhenti menggambar doodle di setiap kesempatan, saat sedang menunggu seseorang, saat di stasiun, bahkan saat sedang rapat. Biasanya kulakukan saat topiknya kurang menarik dan aku tidak ingin terlalu larut dengan bahasan rapat. Setiap selesai menggambar, aku tempel di bilik meja kerja. Sampai teman kerja nyeletuk, "Gambarmu surealis ya?" Aku terkejut. Cuma menyetujui celetukan teman, tapi setelah itu mencari tahu surealis apa?
Sebodoh itu memang. Sampai sekarang juga. Bahkan aku masih bingung bedanya abstrak dengan surealis karena aku berpikir gambar-gambarku abstrak. Haha.. ternyata memang aku menggambar surealis. Tak hanya itu, temanku yang lain menyarankan untuk lebih serius menggambar untuk dijual. Menurut mereka, gambarku sudah punya karakter dan ciri khas.
Makin belajar makin hilang jati diri
Makin belajar teknik menggambar, makin merasa bodoh, dan makin kehilangan kreativitas. Seolah-olah saat menggambar doodle atau menggambar surealis, otakku dibatasi oleh aturan-aturan, harus begini, harus begitu, dan begino. Capek.
Pernah bela-belain ikut workshop ilustrasi di Kemang dan bertemu salah satu ilustrator ternama, lupa namanya siapa ya dulu. aku coba beranikan diri berkenalan dan memperlihatkan karya-karyaku. Kemudian beliau bilang kalau karyaku belum punya karakter.
Kemudian kusadari akhirnya gambar doodle dan gambar surealis ku memang belum ada karakternya. Karakternya masih acak-acakan, kadang menggambar abstrak, menggambar surealis, menggambar realis, dan lain-lain. Makin buntu lagi karena aku selama bertahun-tahun bahkan sampai sekarang menetapkan karakter. Yang bisa saja bulan ini fokus dengan karakter tertentu, tapi di bulan berikutnya merasa jenuh dan berubah lagi.
Bingung, karakter memangnya perlu ya? Memangnya gambar-gambarku kurang berkarakter. Kepikiran berhari-hari sampai bertahun-tahun dan menyadari ternyata memang setidak-berkarakter itu gambar-gambarku. Mau ke mana sih? Mau menggambar surealis atau menggambar abstrak? Saking banyaknya inspirasi yang kulihat dan ingin meniru gayanya. Berakhir dengan mengubah karakter lagi, lagi-lagi begitu.
Sudah coba konsisten di beberapa gambar, terus buntu, stres, berubah lagi karakternya. Sampek aku ketemu sama kurator karya seni di Jakarta buat ngajuin karya-karyaku. Keluar dari ruangan itu aku nangis dan mutusin berhenti buat gambar surealis dan gambar apapun karena makin tidak pede. Begitu saja terus, seperti lingkaran setan.
Mencoba belajar dan semakin belajar aku menjadi semakin tidak luwes saat menggambar, menjadi sulit untuk diselesaikan. Kalau pun selesai selalu seolah-olah ada yang mengganjal, ada yang kurang tapi entah aku tidak punya ide lagi untuk melanjutkan.
Meski sekarang udah bisa menggambar menggunakan aplikasi di android, hal-hal itu masih suka terjadi. Seolah-olah kreativitasku makin buruk. Ditambah masalah-masalah kehidupan yang dulu tidak terlalu kupikirkan, saat ini justru jadi masalah yang hampir setiap hari menghantui. Untuk itu aku sering sekali tidak punya keinginan untuk menggambar. Mungkin sedang lelah, entahlah sampai kapan. Aku harap tidak berlangsung terlalu lama. Semoga.
Comments